609 Manuskrip Lontar di Badung Bisa Dijelajahi Secara Digital
MANGUPURA, NusaBali.com – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskerpus) Kabupaten Badung bekerja sama dengan Penyuluh Bahasa Bali dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali telah berhasil meregistrasi 609 manuskrip lontar ke dalam Peta Badung Smart City.
Sejak awal tahun 2022, Diskerpus memiliki satu bidang baru yakni Pelestarian Bahan Perpustakaan. Melalui bidang ini, salah satu di antara bahan perpustakaan yang direvitalisasi dan dikembangkan potensinya adalah manuskrip lontar.
Selain penyuluhan, konservasi, dan reproduksi manuskrip lontar yang dilakukan oleh Penyuluh Bahasa Bali, Diskerpus turut ambil bagian dalam pemetaan lontar tersebut ke dalam peta digital yang dimiliki kabupaten berlambang keris ini.
Dalam Peta Badung Smart City tersebut, para penjelajah lontar dapat mencari posisi lontar, dalam hal ini kediaman pemilik. Selain itu, diterangkan pula nama pemilik manuskrip, klasifikasi lontar, judul manuskrip lontar, kondisi lontar dalam keadaan terawat atau tidak, panjang lontar dan jumlah halaman, nomor telepon pemilik, dan tahun di mana lontar tersebut sudah diberikan perawatan maupun ditulis ulang.
Menurut Kepala Bidang Pelestarian Bahan Perpustakaan Kadek Wiratnata, 50, pelestarian dan peregistrasian lontar ke dalam Peta Badung Smart City ini dilakukan agar informasi kepustakaan lontar tersebut sampai ke masyarakat.
Melalui pemetaan tersebut, kata Wiratnata, apabila masyarakat membutuhkan lontar tertentu untuk dibaca atau memerlukan informasi tertentu yang tertuang dalam manuskrip lontar, masyarakat dapat menelusurinya melalui peta digital yang dapat diakses di mana saja pada laman map.badungkab.go.id. Pada peta pintar tersebut, pemetaan manuskrip lontar ada pada kolom seni dan budaya.
Selain sebagai bentuk demokratisasi manuskrip lontar yang berisi pengetahuan adiluhung seperti wariga, babad, tattwa, kakawin, tutur, parwa, kanda, usada, tenung, kalpa sastra, dan masih banyak lagi, pemetaan lontar ini juga dimaksudkan apabila ada permintaan dari Perpustakaan Nasional maupun dari pemerintah pusat soal manuskrip lontar jenis tertentu, Pemkab Badung sudah siap dengan data lengkapnya.
Mengingat peregistrasian dan pemetaan manuskrip lontar ini masih dominan mengandalkan Tim Penyuluh Bahasa Bali dari Pemerintah Provinsi, Wiratnata selaku Kepala Bidang Pelestarian Bahan Perpustakaan mengaku tengah mengusulkan pembentukan tim khusus dari Diskerpus guna mempercepat proses pemetaan.
“Tim khusus tentu saya berharap akan ada, dan sudah diusulkan,” terang Wiratnata ketika ditemui di sela-sela perayaan Hari Kunjung Perpustakaan di Gedung Diskerpus Kabupaten Badung, Selasa (27/9/2022) siang.
Saat ini, pemetaan manuskrip lontar masih berkutat di Kecamatan Mengwi dengan manuskrip yang sudah final mencapai 391, disusul Kecamatan Abiansemal sejumlah 153 manuskrip, Kecamatan Petang berjumlah 52 manuskrip, dan Kecamatan Kuta Utara dengan 13 manuskrip. Sedangkan untuk dua kecamatan paling selatan Kabupaten Badung yakni Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan masih belum terjamah.
Sejauh ini, Diskerpus sudah mengirimkan empat pihak calon penerima penghargaan dari Perpustakaan Nasional atas giat pelestarian manuskrip lontar yang sudah dilakukan. Keempat pihak tersebut adalah Griya Sidemen Mengwi; pegiat manuskrip lontar dari Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Renanthera; Pan Korni dari Desa Kapal, Kecamatan Mengwi; dan maestro seni lontar sekaligus Bendesa Adat Kapal, Ketut Sudarsana. *rat
Komentar