Dampak Pengerukan Bukit di Dawan, Warga Masih Keluhkan Kerusakan Jalan
Tanah yang diangkut truk juga sering kali berceceran di jalan. Jika hujan deras, jalanan jadi berlumpur dan licin.
SEMARAPURA, NusaBali
Pengerukan bukit pada sejumlah desa di Kecamatan Dawan, Klungkung, masih menuai keluhan warga sekitar. Karena pengerukan itu menimbulkan mobilisasi pengangkutan material kerukan membuat kerusakan akses jalan semakin parah.
Menurut warga, salah satu wilayah yang banyak ditemui jalan rusak parah yakni di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan. Jalan kian rusak semenjak adanya aktivitas pengerukan bukit di desa tersebut. Material kerukan itu untuk keperluan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di eks Galian C Klungkung. "Kami sudah sering mengeluh. Tapi, pengerukan masih terus terjadi," ujar warga setempat I Wayan BI, Rabu (28/9).
Disebutkan, kerusakan jalan terparah terjadi di wilayah Dusun Buayang dan Banjar Babung, Desa Gunaksa. Jalan ini yang menghubungkan jalan utama menuju lokasi pengerukan bukit. "Kondisinya kini sangat memprihatinkan, di mana jalan berlobang ditemui di banyak titik. Tanah yang diangkut truk juga sering kali berceceran di jalan. Jika hujan deras, jalanan jadi berlumpur dan licin," ujarnya.
Selain itu, dirinya juga mengkhawatirkan jika bukit terus dikeruk, nanti bisa rata. Untuk itu Wayan BI berharap pengerukan bisa berhenti, dan akses jalan yang rusak bisa diperbaiki.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung I Ketut Suadnyana mengatakan saat ini masih ada 15 titik pengerukan bukit di wilayah Kecamatan Dawan. Jumlah ini sudah berkurang, karena Agustus lalu, terdata pengerukan bukit di Kecamatan Dawan terjadi di 40 titik. Mereka semua sudah disurati untuk mengurus UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). "Namun, yang baru maju untuk mengurus UKL-UPL ada di tiga titik," ujar Suadnyana.
Sampai saat ini, sudah banyak lokasi pengerukan yang aktivitasnya terhenti. Hal ini tentu menyisakan pemandangan bukit bopeng. Warga yang mengeruk dengan alasan penataan lokasi, diminta untuk mereboisasi. Apabila tanah yang ditata tidak dibangun rumah oleh pemiliknya, diminta minta untuk dilakukan penghijauan. "Hal ini tengah kami koordinasikan dengan pihak Pemprov Bali, untuk disiapkan pohon yang cocok, seperti durian, alpukat dan lainnya," kata Suadnyana.
Dirinya tidak ingin pengerukan itu meninggalkan kerusakan lingkungan yang parah. Sehingga diupayakan agar tanah yang bopeng karena aktivitas pengerukan bisa kembali hijau bahkan lebih produktif.
Dinas PUPRKP (Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman) Klungkung telah mendata jalan rusak di Kecamatan Dawan. Kabid Bina Marga di Dinas PUPRKP Klungkung I Gede Merta Jaya menjelaskan, berdasarkan data ada 12 ruas jalan kerusakan jalan di Kecamatan Dawan dengan panjang 19,4 kilometer. Kerusakan jalan di beberapa desa Kecamatan Dawan tergolong rusak berat, tidak bisa dialokasikan dengan anggaran pemeliharaan rutin.
Namun, pihaknya sudah membuat proposal untuk perbaikan jalan rusak di beberapa desa di Kecamatan Dawan. Harapannya, ke depan bisa diperbaiki dengan anggaran BKK (Bantuan Keuangan Khusus) dari Pemprov Bali, dengan aggaran sekitar Rp 38 miliar. *wan
Menurut warga, salah satu wilayah yang banyak ditemui jalan rusak parah yakni di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan. Jalan kian rusak semenjak adanya aktivitas pengerukan bukit di desa tersebut. Material kerukan itu untuk keperluan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di eks Galian C Klungkung. "Kami sudah sering mengeluh. Tapi, pengerukan masih terus terjadi," ujar warga setempat I Wayan BI, Rabu (28/9).
Disebutkan, kerusakan jalan terparah terjadi di wilayah Dusun Buayang dan Banjar Babung, Desa Gunaksa. Jalan ini yang menghubungkan jalan utama menuju lokasi pengerukan bukit. "Kondisinya kini sangat memprihatinkan, di mana jalan berlobang ditemui di banyak titik. Tanah yang diangkut truk juga sering kali berceceran di jalan. Jika hujan deras, jalanan jadi berlumpur dan licin," ujarnya.
Selain itu, dirinya juga mengkhawatirkan jika bukit terus dikeruk, nanti bisa rata. Untuk itu Wayan BI berharap pengerukan bisa berhenti, dan akses jalan yang rusak bisa diperbaiki.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Klungkung I Ketut Suadnyana mengatakan saat ini masih ada 15 titik pengerukan bukit di wilayah Kecamatan Dawan. Jumlah ini sudah berkurang, karena Agustus lalu, terdata pengerukan bukit di Kecamatan Dawan terjadi di 40 titik. Mereka semua sudah disurati untuk mengurus UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup). "Namun, yang baru maju untuk mengurus UKL-UPL ada di tiga titik," ujar Suadnyana.
Sampai saat ini, sudah banyak lokasi pengerukan yang aktivitasnya terhenti. Hal ini tentu menyisakan pemandangan bukit bopeng. Warga yang mengeruk dengan alasan penataan lokasi, diminta untuk mereboisasi. Apabila tanah yang ditata tidak dibangun rumah oleh pemiliknya, diminta minta untuk dilakukan penghijauan. "Hal ini tengah kami koordinasikan dengan pihak Pemprov Bali, untuk disiapkan pohon yang cocok, seperti durian, alpukat dan lainnya," kata Suadnyana.
Dirinya tidak ingin pengerukan itu meninggalkan kerusakan lingkungan yang parah. Sehingga diupayakan agar tanah yang bopeng karena aktivitas pengerukan bisa kembali hijau bahkan lebih produktif.
Dinas PUPRKP (Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman) Klungkung telah mendata jalan rusak di Kecamatan Dawan. Kabid Bina Marga di Dinas PUPRKP Klungkung I Gede Merta Jaya menjelaskan, berdasarkan data ada 12 ruas jalan kerusakan jalan di Kecamatan Dawan dengan panjang 19,4 kilometer. Kerusakan jalan di beberapa desa Kecamatan Dawan tergolong rusak berat, tidak bisa dialokasikan dengan anggaran pemeliharaan rutin.
Namun, pihaknya sudah membuat proposal untuk perbaikan jalan rusak di beberapa desa di Kecamatan Dawan. Harapannya, ke depan bisa diperbaiki dengan anggaran BKK (Bantuan Keuangan Khusus) dari Pemprov Bali, dengan aggaran sekitar Rp 38 miliar. *wan
Komentar