Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Didorong Lebih Adaptif
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Buleleng didorong segera melakukan perbaikan agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman.
Sistem manajemen digital mulai harus dirancang untuk menjaga literasi dan meningkatkan minat baca generasi muda dan masyarakat saat ini.
Sekda Buleleng Gede Suyasa, Rabu (28/9) kemarin, mengatakan era disrupsi teknologi, perpustakaan dan pengarsipan juga harus menyesuaikan. Sistem manual yang digunakan selama ini harus mulai dialihkan ke sistem digital. “Dinas Arsip dan Perpustakaan harus menganalisis, apakah buku manual masih menarik, berapa besar tarikannya terhadap pembaca. Apakah orang lebih suka membaca buku dari e-library. Kalau aplikasi e-library sudah punya, sehingga tidak perlu lagi datang ke Perpustakaan,” ucap Suyasa.
Menurutnya, DAPD segera mempertimbangkan apa yang harus dilakukan. Suyasa mendorong agar DAPD berinovasi dan lari ke digitalisasi. Membuat sistem dan manajemen arsip dan perpustakaan yang bagus, sehingga dapat menarik pengunjung untuk datang karena merasa telah menjadi kebutuhan.
“Kalau sekarang minta gedung perpustakaan diisi buku manual, sementara animo pengunjung ke perpustakaan rendah, kan tidak bagus, tidak efektif. Kalau buat e-library semua orang bisa berkunjung hanya dengan berbekal android, tentu akan mendorong minat baca,” tegas dia.
Kepala DAPD Buleleng Made Era Oktarini mengatakan tantangan yang diberikan Sekda Suyasa sudah dipersiapkan DAPD. Saat ini petugas perpustakaan sedang mendata arsip yang bisa didigitalisasi. “Kami masih berbenah, karena selama ini masih banyak yang tidak diketahui terkait pengelolaan Arsip dan Perpustakaan. Kami juga rutin berkoordinasi dengan Perpusnas untuk terus update informasi dan pelayanan terkini,” ungkap Era.
Mantan Kabag Kesra Pemkab Buleleng ini menuturkan untuk beralih ke digital, DAPD masih terkendala sarana dan prasarana pendukung.*k23
1
Komentar