Standarkan Harga Bahan Pokok dan Kendalikan Inflasi, PD Swatantra Kontrak Ruko di Pasar
SINGARAJA, NusaBali
Perusahaan Daerah (PD) Swatantra memutuskan mengontrak sebuah ruko di dua pasar besar di Buleleng untuk gerai penjualan bahan pokok.
Dua pasar di maksud, Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Upaya ini merupakan salah satu strategi untuk menstabilkan harga bahan pokok di pasaran, sekaligus upaya pengendalian inflasi di Buleleng.
Dirut PD Swatantra Buleleng I Gede Bobi Suryanto, dihubungi Rabu (28/9) kemarin, mengatakan upaya pemerintah untuk menekan laju inflasi selama ini masih bersifat insidentil. Pasar murah atau operasi pasar baru dilakukan saat harga bahan baku naik. Namun, ke depan upaya menstabilkan harga bahan pokok akan dilakukan setiap hari dan seterusnya dengan gerai sembako di dua pasar besar tersebut.
Gerai setiap hari akan menyiapkan dan menjual bahan pokok. Seperti, beras, telur ayam, bawang merah, bawang putih, cabai, minyak goreng, gula pasir. Produk yang disiapkan dijamin dengan harga lebih terjangkau. “Melalui gerai ini, kami bisa pasang standarisasi harga yang bisa dilihat masyarakat setiap hari. Setiap hari akan dibuka seperti pedagang pasar lain dengan harapan harga bahan pokok di pasar bisa stabil dengan intervensi ini,” imbuh Bobi.
Rabu (28/9) pagi kemarin, pukul 05.00 wita - 10.00 wita, PD Swatantra juga menggelar operasi pasar di Pasar Anyar Buleleng. Sejumlah bahan pokok disediakan dengan harga lebih murah sehingga dapat dibeli masyarakat. Kegiatan ini kerja sama Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng juga untuk mengendalikan inflasi.
Harga bahan pokok dijual dengan lebih murah. Seperti, beras kualitas medium per kilogram dijual Rp 10.000. Beras Super Rp 11.000 per kilogram. Bawang merah Rp 17.000 per kilogram, bawang putih Rp 20.000 per kilogram dan telur ayam ras Rp 42.000 per krat (30 butir).
Seluruh bahan pokok itu diserap dari produk lokal Bali. Seperti, beras PD Swatantra diserap dari petani Jagaraga, Kecamatan Sawan dan Desa Sanggalangit di Kecamatan Gerokgak.
“Bawang merah kami ambil dari petani di Desa Bungkulan, Buleleng, dan Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli. Produksi ada banyak sehingga harga komoditas sudah turun. Rencana, kami juga menyerap hasil petani bawang di Desa Gobleg, Buleleng. Kalau telur kami ambil di Tabanan,” jelas Bobi. *k23
Komentar