Cegah Inflasi, Tabanan Terapkan Sistem Intervensi
TABANAN, NusaBali
Kabupaten Tabanan menerapkan sistem intervensi mencegah inflasi dampak kenaikan harga BBM.
Intervensi ini adalah produk yang mengalami inflasi langsung diserap oleh Perusahaan Daerah Dharma Santhika (PDDS), kemudian langsung didistribusikan. Bahkan langkah intervensi ini sudah sempat dilakukan di Kecamatan Pupuan. Sebelumnya harga cabai di Pupuan mengalami lonjakan hingga Rp 75.000 per kilogram. Padahal di tempat lain harganya hanya berkisar Rp 50.000 hingga Rp 60.000 per kilogram.
Ternyata, hasil dari monitoring didapati lonjakan tersebut dipicu akibat panjangnya rantai distribusi barang, karena pengepul cabai di sana dari Singaraja, Kabupaten Buleleng, namun memasok sekaligus menyerap cabai produksi dari Tabanan.
Asisten II Setda Tabanan I Wayan Kotio, mengatakan intervensi adalah konsep yang digunakan Tabanan mencegah inflasi dan memperpendek rantai distribusi. “Sebelum dilakukan langkah intervensi tentu dilakukan monitoring harga di pasar,” tegasnya, Rabu (28/9).
Kata Kotio, dari hasil monitoring tersebut jika ditemukan adanya harga bahan pangan yang melonjak atau harganya tidak normal, langsung disikapi dengan melakukan intervensi dengan melibatkan PDDS, supaya harga bahan pangan tersebut terkendali kembali ke posisi stabil atau normal. “Jadi langkah ini sudah pernah dilakukan, di antaranya di Pupuan untuk harga cabai,” tegas Kotio.
Dan di sisi lain, selain menggunakan konsep intervensi, Pemkab Tabanan juga melakukan sejumlah cara untuk menekan inflasi dan memperpendek rantai retribusi. Yakni mengalokasikan bantuan sosial dengan menggunakan anggaran 2 persen dari dana transfer umum (DTU) di triwulan IV yang tinggal menunggu pelaksanaan saja yang akan direalisasikan pada Oktober 2022 mendatang.
“Tabanan juga ada memberikan bibit cabai ke masyarakat melalui PKK serta bantuan langsung tunai dari pusat hingga upah kepada pekerja,” tandas mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Tabanan, ini. *des
Komentar