Gelar Forum Konsultasi Publik, RSBM Jaring Masukan Masyarakat
dr Suarjaya berharap RSBM dapat terus memperbaiki diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga pada tahun 2025 nanti bisa menjadi rumah sakit yang berkelas dunia.
DENPASAR, NusaBali
Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Bali RSUD Bali Mandara (RSBM) mengadakan kegiatan Forum Konsultasi Publik Pelayanan Kesehatan RSUD Bali Mandara di Ruang Auditorium RSUD Bali Mandara, Kamis (29/9). Sebagai institusi publik, kegiatan ini ingin memberi gambaran apa yang dilakukan rumah sakit yang telah berdiri hampir lima tahun dan membuka diri terhadap masukan yang membangun dari masyarakat.
Sejumlah pihak terkait hadir dalam kegiatan yang dibuka Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali tersebut seperti Kepala Inspektorat Provinsi Bali, Kepala Ombudsman Bali, Ketua IDI Denpasar, Wakil Dekan FK Unud, aparat di wilayah Desa Sanur Kauh, dan undangan lainnya.
Plt Direktur RSBM dr Ketut Suarjaya, MPPM, Dewan Pengawas RSBM dr I Gede Wiryana Patra Jaya, MKes, dan Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSBM, dr Sri Karyawati, DESS didaulat memberikan pemaparan sebelum mendengarkan masukan dari audience.
"Kami menginformasikan apa sih yang kami lakukan di RSUD Bali Mandara ini agar dipahami oleh masyarakat. Bahwa kami melakukan pelayanan ini untuk masyarakat sehingga masyarakat mengenal jenis-jenis pelayanan yang kami lakukan, tujuan pelayanan kami, tarifnya berapa, termasuk jika ada keluhan komplain dari masyarakat kami siap berbenah kalau itu," ujar Plt Direktur RSBM dr Ketut Suarjaya.
dr Suarjaya berharap RSBM dapat terus memperbaiki diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga pada tahun 2025 nanti bisa menjadi rumah sakit yang berkelas dunia. Untuk itu, kata dr Suarjaya, diperlukan kerjasama dan dukungan baik dari masyarakat, stakeholder, pemerintah, swasta, LSM, juga termasuk jurnalis.
"Tadi ada miss informasi dari masyarakat pelayanan kami tidak berpihak kepada masyarakat tentu jadi masukan. Kami tentu tidak bermaksud mengurangi peran kami di pelayanan, tentu ini menjadi cambuk bagi kami, apapun yang menjadi kekurangan sebelumnya ini akan kami perbaiki," ucap dr Suarjaya.
Lebih lanjut dr Suarjaya mengungkapkan saat ini pihaknya telah memiliki layanan unggulan kanker terpadu dan segera melakukan pengembangan layanan unggulan lainnya seperti layanan stroke, jantung, dan ginjal yang ditargetkan tercapai pada 2024. Pengembangan layanan unggulan ini juga menjadi bagian RSBM sebagai salah satu rumah sakit medical tourism di Bali.
Dikatakan dengan konsep medical tourism wisatawan yang datang ke Bali bukan saja yang ingin berlibur menikmati keindahan Bali, namun juga untuk berobat sebagai tujuan utamanya. Sebagai awal RSBM juga akan menjadi salah satu rumah sakit rujukan para delegasi KTT G20 yang berlangsung di Pulau Dewata.
Di sisi lain, satu yang menarik dari sekian layanan RSBM yakni adanya layanan kesehatan tradisional. dr Suarjaya menyampaikan layanan tradisional di RSBM berupa akupresur, akupuntur, terapi energi prana, dan pengobatan herbal.
"Peminatnya cukup banyak, setiap hari pasti ada, karena layanan kesehatan tradisional bukan hanya pengobatan tapi dia lebih kepada preventif," ungkap mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Kadek Iwan Darmawan, MPH yang mewakili Kadinkes Bali membuka kegiatan mengatakan, kegiatan Forum Konsultasi Publik menjadi penting untuk menjaring masukan dari masyarakat agar RSBM menjadi rumah sakit yang lebih baik lagi di masa depan.
Meskipun secara akreditasi layanan RSBM sudah mendapat predikat bintang lima, masih juga perlu menampung masukan-masukan langsung dari masyarakat selaku pengguna jasa layanan RSBM.
"Dalam forum konsultasi publik ini penting masukan-masukan dari masyarakat terutama dari masyarakat di wilayah Sanur ini," ujarnya. *cr78
Sejumlah pihak terkait hadir dalam kegiatan yang dibuka Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali tersebut seperti Kepala Inspektorat Provinsi Bali, Kepala Ombudsman Bali, Ketua IDI Denpasar, Wakil Dekan FK Unud, aparat di wilayah Desa Sanur Kauh, dan undangan lainnya.
Plt Direktur RSBM dr Ketut Suarjaya, MPPM, Dewan Pengawas RSBM dr I Gede Wiryana Patra Jaya, MKes, dan Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSBM, dr Sri Karyawati, DESS didaulat memberikan pemaparan sebelum mendengarkan masukan dari audience.
"Kami menginformasikan apa sih yang kami lakukan di RSUD Bali Mandara ini agar dipahami oleh masyarakat. Bahwa kami melakukan pelayanan ini untuk masyarakat sehingga masyarakat mengenal jenis-jenis pelayanan yang kami lakukan, tujuan pelayanan kami, tarifnya berapa, termasuk jika ada keluhan komplain dari masyarakat kami siap berbenah kalau itu," ujar Plt Direktur RSBM dr Ketut Suarjaya.
dr Suarjaya berharap RSBM dapat terus memperbaiki diri dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga pada tahun 2025 nanti bisa menjadi rumah sakit yang berkelas dunia. Untuk itu, kata dr Suarjaya, diperlukan kerjasama dan dukungan baik dari masyarakat, stakeholder, pemerintah, swasta, LSM, juga termasuk jurnalis.
"Tadi ada miss informasi dari masyarakat pelayanan kami tidak berpihak kepada masyarakat tentu jadi masukan. Kami tentu tidak bermaksud mengurangi peran kami di pelayanan, tentu ini menjadi cambuk bagi kami, apapun yang menjadi kekurangan sebelumnya ini akan kami perbaiki," ucap dr Suarjaya.
Lebih lanjut dr Suarjaya mengungkapkan saat ini pihaknya telah memiliki layanan unggulan kanker terpadu dan segera melakukan pengembangan layanan unggulan lainnya seperti layanan stroke, jantung, dan ginjal yang ditargetkan tercapai pada 2024. Pengembangan layanan unggulan ini juga menjadi bagian RSBM sebagai salah satu rumah sakit medical tourism di Bali.
Dikatakan dengan konsep medical tourism wisatawan yang datang ke Bali bukan saja yang ingin berlibur menikmati keindahan Bali, namun juga untuk berobat sebagai tujuan utamanya. Sebagai awal RSBM juga akan menjadi salah satu rumah sakit rujukan para delegasi KTT G20 yang berlangsung di Pulau Dewata.
Di sisi lain, satu yang menarik dari sekian layanan RSBM yakni adanya layanan kesehatan tradisional. dr Suarjaya menyampaikan layanan tradisional di RSBM berupa akupresur, akupuntur, terapi energi prana, dan pengobatan herbal.
"Peminatnya cukup banyak, setiap hari pasti ada, karena layanan kesehatan tradisional bukan hanya pengobatan tapi dia lebih kepada preventif," ungkap mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Kadek Iwan Darmawan, MPH yang mewakili Kadinkes Bali membuka kegiatan mengatakan, kegiatan Forum Konsultasi Publik menjadi penting untuk menjaring masukan dari masyarakat agar RSBM menjadi rumah sakit yang lebih baik lagi di masa depan.
Meskipun secara akreditasi layanan RSBM sudah mendapat predikat bintang lima, masih juga perlu menampung masukan-masukan langsung dari masyarakat selaku pengguna jasa layanan RSBM.
"Dalam forum konsultasi publik ini penting masukan-masukan dari masyarakat terutama dari masyarakat di wilayah Sanur ini," ujarnya. *cr78
1
Komentar