Harga Kedelai Impor Naik, Pengusaha Susu Pertahankan Harga
BANGLI, NusaBali
Sejak dua bulan lalu, harga kedelai impor mengalami kenaikan. Semula harga kedelai impor Rp 10.000 per kilogram, kini naik jadi Rp 13.000 per kilogram.
Meski terjadi kenaikan bahan baku, pengusaha susu kedelai di Bangli masih pertahankan harga. Mereka memilih untung tipis daripada kehilangan pelanggan.
Salah seorang pembuat susu kedelai di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli, I Ketut Sudarta, mengaku masih bertahan dengan harga lama. “Sebetulnya saya bimbang, jika menaikkan harga maka pelanggan akan mengeluh bahkan bisa kehilangan pelanggan,” ungkap Sudarta, Kamis (29/9). Dia menjual susu kedelai dengan harga bervariasi. Susu kedelai kemasan plastik dijual Rp 1000 per bungkus dan kemasan botol Rp 4.000 untuk isian 250 mililiter.
Menurut Sudarta, sejak harga kedelai impor naik, pendapatannya turun hingga 50 persen. Setiap hari rata-rata menghabiskan 10 kilogram kedelai untuk susu. Dari 10 kilogram kedelai menghasilkan 1.000 susu kemasan plastik dan 50 kemasan botol ukuran 250 mililiter. Susu kedelai dijual ke warung-warung langganan di wilayah Bangli, Klungkung, dan Gianyar. Sudarta dibantu beberapa orang tenaga untuk memproduksi susu kedelai. *esa
Salah seorang pembuat susu kedelai di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Bangli, I Ketut Sudarta, mengaku masih bertahan dengan harga lama. “Sebetulnya saya bimbang, jika menaikkan harga maka pelanggan akan mengeluh bahkan bisa kehilangan pelanggan,” ungkap Sudarta, Kamis (29/9). Dia menjual susu kedelai dengan harga bervariasi. Susu kedelai kemasan plastik dijual Rp 1000 per bungkus dan kemasan botol Rp 4.000 untuk isian 250 mililiter.
Menurut Sudarta, sejak harga kedelai impor naik, pendapatannya turun hingga 50 persen. Setiap hari rata-rata menghabiskan 10 kilogram kedelai untuk susu. Dari 10 kilogram kedelai menghasilkan 1.000 susu kemasan plastik dan 50 kemasan botol ukuran 250 mililiter. Susu kedelai dijual ke warung-warung langganan di wilayah Bangli, Klungkung, dan Gianyar. Sudarta dibantu beberapa orang tenaga untuk memproduksi susu kedelai. *esa
Komentar