Persaingan Jasa Transportasi Makin Sengit, Sopir Freelance Bentuk Komunitas
Belakangan keberadaan transportasi lokal mulai tergeser dengan adanya transportasi online.
GIANYAR, NusaBali
Guna menghadapi persaingan itu, puluhan sopir freelance membentuk komunitas yang diberi nama Bali Transport Comunity (BTC). Dibentuknya BTC guna menyatukan persepsi sesama penyedian jasa akomodasi.
Hal tersebut diungkapkan Ketua BTC I Made Sudarmayasa alias Bang Toyib saat Louncing BTC di Kemenuh Butterfly Park, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (27/4) malam.
Toyib menjelaskan BTC baru terbentuk dua bulan lalu dengan anggota sopir freelance di seluruh Bali. Hingga saat ini tercatat 100 orang anggota. "Persamaan persepsi, suka-duka kami sebagai sopir freelance," ujarnya. Sementara itu saat disinggung siapa saja yang bisa bergabung di BTC, Toyib mengatakan siapa saja bisa sepanjang bergerak di bidang transportasi freelance. "Ya, diutamakan dulu KTB Bali dan kami terbuka bagi teman-teman yang ingin bergabung," ungkapnya. Kantor BTC pun terletak di Banjar Dauh Labak, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud.
Selain itu, BTC kedepan juga akan merangkul para sopir freelance yang belum melengkapi izin. Dikatakan, keberadaan transportasi online, terutama taxi online cukup memengaruhi keberadaan, mempersempit ruang gerak dari sopir freelance itu sendiri.
Pembina BTC Wayan Tegel Arjana menambahkan, BTC merupakan wadah bagi para sopir maupun guide freelance. Keberadaan BTC guna meningkatkan persaudaraan sesama sopir. Selain itu, BTC kedepan bisa dimanfaatkan untuk memperluas peluang usaha.
Tagel Arjana menekankan BTC tidak semata-mata untuk meraup keuntungan, namun sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas pariwisata dari segi pelayanan transportasi. BTS juga membutuhkan komunikasi dengan organisasi lain serta pihak-pihak pengembang pariwisata demi kemajuan pariwisata. "Organisasi lain tidak menjadi saingan, tapi bersama-sama membangun pariwisata," ungkapnya.
Tagel Arjana juga mengatakan BTC masih perlu pembinaan sehingga agar pelayanan BTC lebih baik dan mendapat dukungan positif dari anggota dan lingkungan.
Kepala Badan Kesbang Pol Gianyar Dewa Alit Mudiarta yang meresmikan BTC mengingatkan para sopir dan seluruh pengusaha di bidang pariwisata agar melengkapi perizinan. Dengan izin lengkap, tidak perlu kucing-kucingan dengan petugas. "Pariwisata mengutamakan keamanan dan kenyamanan, bila seluruh prosedur sudah dilaksanakan tentu para pengusaha akan nyaman dalam berusaha," ungkapnya. Dikatakan, dengan adanya BTC diharapakan bisa meningkatkan pendapatan daerah, seperti yang diketahui Gianyar yang penghasilan 70 persen dari pariwisata.
Salah seorang pengusaha di Kecamatan Tegallalang, Gianyar, I Nyoman Lanus menyambut baik terbentuknya BTC. Dengan BTC ini para usahawan dan generasi muda dapat menyatukan diri, memiliki persepsi sama yakni membangun pariwisata. "Jangan sampai orang lokal malah tidak mendapat tempat di tanahnya sendiri. Sopir lokal harus mampu bersaing dengan kompetitor luar," ungkapnya. Dengan adanya BTC, kedepan ada yang menaungi para sopir freelance.*e
Guna menghadapi persaingan itu, puluhan sopir freelance membentuk komunitas yang diberi nama Bali Transport Comunity (BTC). Dibentuknya BTC guna menyatukan persepsi sesama penyedian jasa akomodasi.
Hal tersebut diungkapkan Ketua BTC I Made Sudarmayasa alias Bang Toyib saat Louncing BTC di Kemenuh Butterfly Park, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Rabu (27/4) malam.
Toyib menjelaskan BTC baru terbentuk dua bulan lalu dengan anggota sopir freelance di seluruh Bali. Hingga saat ini tercatat 100 orang anggota. "Persamaan persepsi, suka-duka kami sebagai sopir freelance," ujarnya. Sementara itu saat disinggung siapa saja yang bisa bergabung di BTC, Toyib mengatakan siapa saja bisa sepanjang bergerak di bidang transportasi freelance. "Ya, diutamakan dulu KTB Bali dan kami terbuka bagi teman-teman yang ingin bergabung," ungkapnya. Kantor BTC pun terletak di Banjar Dauh Labak, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud.
Selain itu, BTC kedepan juga akan merangkul para sopir freelance yang belum melengkapi izin. Dikatakan, keberadaan transportasi online, terutama taxi online cukup memengaruhi keberadaan, mempersempit ruang gerak dari sopir freelance itu sendiri.
Pembina BTC Wayan Tegel Arjana menambahkan, BTC merupakan wadah bagi para sopir maupun guide freelance. Keberadaan BTC guna meningkatkan persaudaraan sesama sopir. Selain itu, BTC kedepan bisa dimanfaatkan untuk memperluas peluang usaha.
Tagel Arjana menekankan BTC tidak semata-mata untuk meraup keuntungan, namun sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas pariwisata dari segi pelayanan transportasi. BTS juga membutuhkan komunikasi dengan organisasi lain serta pihak-pihak pengembang pariwisata demi kemajuan pariwisata. "Organisasi lain tidak menjadi saingan, tapi bersama-sama membangun pariwisata," ungkapnya.
Tagel Arjana juga mengatakan BTC masih perlu pembinaan sehingga agar pelayanan BTC lebih baik dan mendapat dukungan positif dari anggota dan lingkungan.
Kepala Badan Kesbang Pol Gianyar Dewa Alit Mudiarta yang meresmikan BTC mengingatkan para sopir dan seluruh pengusaha di bidang pariwisata agar melengkapi perizinan. Dengan izin lengkap, tidak perlu kucing-kucingan dengan petugas. "Pariwisata mengutamakan keamanan dan kenyamanan, bila seluruh prosedur sudah dilaksanakan tentu para pengusaha akan nyaman dalam berusaha," ungkapnya. Dikatakan, dengan adanya BTC diharapakan bisa meningkatkan pendapatan daerah, seperti yang diketahui Gianyar yang penghasilan 70 persen dari pariwisata.
Salah seorang pengusaha di Kecamatan Tegallalang, Gianyar, I Nyoman Lanus menyambut baik terbentuknya BTC. Dengan BTC ini para usahawan dan generasi muda dapat menyatukan diri, memiliki persepsi sama yakni membangun pariwisata. "Jangan sampai orang lokal malah tidak mendapat tempat di tanahnya sendiri. Sopir lokal harus mampu bersaing dengan kompetitor luar," ungkapnya. Dengan adanya BTC, kedepan ada yang menaungi para sopir freelance.*e
Komentar