Pemotor Diterjang Air Bah, Motor Hilang
Nyawa dua pemotor diselamatkan warga dengan menggunakan bambu. Namun pemotor harus melepaskan sepeda motornya hingga langsung hanyut.
TABANAN, NusaBali
Dua pengendara motor yang tengah melintasi jembatan Tukad Yeh Ho di perbatasan Desa Tibubiu Kecamatan Kerambitan dengan Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, nyaris hanyut dibawa derasnya arus genangan air yang meluap pada Senin (3/10).
Mereka adalah Gilang Ramdhan, 29, asal Jakarta mengendarai Honda Vario, dan Dewa Ayu Putu Rahma Aprilia, 19, pengendara Honda Beat asal Banjar Kebon, Desa Tanggun Titi, Kecamatan Selemadeg Timur.
Dari informasi yang dihimpun, sebelum peristiwa mengerikan ini terjadi, sekitar pukul 17.00 Wita, dua orang pengendara ini hendak menyeberang dari arah timur ke arah barat.
Memang jembatan kurang lebih sepanjang 15 meter melewati sungai Yeh Ho ini menjadi jalan andalan pengendara karena jarak tempuh singkat menuju desa seberang dan terhindar kemacetan.
Nah saat hendak menyebrang idan belum sampai di tengah jembatan, tiba-tiba air sungai meluap. Mereka yang dalam keadaan panik tidak bisa melaju dengan cepat akhirnya terjebak bersama sepeda motornya.
Beruntung dua warga ini berhasil diselamatkan oleh warga setempat I Nengah Suda. Sayangnya untuk sepeda motor korban belum ditemukan.
Kapolsek Kerambitan AKP Ni Luh Komang Sri Subakti mengatakan pencarian kedua motor dihentikan karena arus air cukup besar dan situasi gelap. "Pencarian untuk motornya kita lakukan besok (hari ini) ," ujarnya.
Menurut dia, kedua pengendara ini terseret air bah. Karena saat awal nyebrang kondisi air masih stabil, begitu berada di tengah-tengah air dengan cepat membesar. "Untungnya dua warga ini berhasil diselamatkan," tandasnya.
Dia pun sudah mengimbau kepada seluruh warga yang akan lewat maupun warga yang tidak lewat menjauh sementara karena kondisi air sedang besar. "Di hulu juga masih mendukung potensi air membesar masih lama, kita sudah minta warga yang hendak lewat putar balik dan menjauh," kata AKP Subakti.
Terpisah Kelian Dinas Banjar Tibubiu Kelod I Wayan Juliantara mengatakan, proses evakuasi sepeda motor kedua korban akan dilakukan Selasa pagi. "Kita akan susuri sungai bagian timur," katanya.
Menurutnya peristiwa ini terjadi Senin sore. Kedua korban ini hendak menyeberang jembatan. Ramadhan asal Jakarta ini lewat ke jembatan itu hendak mengantar paket ke vila di Desa Beruban yang berada di barat sungai. Sedangkan korban Dewa Ayu Putu Rahma Aprilia hendak pulang ke rumahnya.
Saat itu mereka ini hendak memasuki jembatan, posisi keduanya belum berada di tengah-tengah, baru sebagian jalan, namun tiba-tiba saja air sungai mendadak besar. Mereka pun tak bisa berkutik. Untung ada warga setempat Nengah Suda yang sedang membuat senderan di tegalannya memberikan instruksi.
Instruksi diberikan kepada kedua pengendara tersebut diminta melepas motor dan lebih memilih menyelamatkan nyawa. "Setelah itu mereka dibantu bambu untuk berjalan ke pinggir oleh Nengah Suda warga kami. Kalau tidak ada instruksi ini mungkin saja mereka ikut hanyut dengan motornya," beber Wayan Juliantara.
Usai peristiwa ini pun, kedua korban ini langsung dijemput keluarga dan temannya. Yang korban asal Jakarta dijemput temannya untuk pulang ke Denpasar, dan korban dari Tangguntiti sudah diantar pulang ke rumahnya. "Jembatan ini memang jalur ramai, karena jalan alternatif bahkan jam 3 pagi masih ada yang lewat. Apalagi kalau ada macet di jalan besar pasti ramai ke jalan pintas ini," katanya.
Ditambahkan kejadian pengendara terjebak arus memang kerap terjadi di jembatan penghubung tersebut. Meskipun di lokasi cerah namun kalau sudah dahulu hujan lebat air akan deras lewat. "Panjang jembatan kita-kira 15 meter, mobil bisa lewat tetapi tidak bisa papasan," tegasnya. Dengan kondisi ini, dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi. Diharapkan bisa menaikkan kondisi jembatan.
Sementara itu Perbekel Desa Tibubiu, I Made Ardena juga mengakui hal serupa. Jembatan ini adalah jalur ramai meskipun harus melewati sungai Yeh Ho. "Kalau antisipasi dari desa belum ada, ini lebih ke kesadaran pengendara. Kalau misalnya cuaca sedang hujan, jangan lewat dulu," sarannya.
Namun sejatinya antisipasi agar tidak adanya kejadian serupa bersama dengan pihak desa Tangguntiti, Desa Beraban yang ada di seputaran jembatan ini pernah mengusulkan agar jembatan itu bisa diangkat. Usulan sudah disampaikan ke Pemerintah Tabanan dan Provinsi Bali. "Ini memerlukan anggaran besar, kami sudah sempat usulkan untuk antisipasi," tandas Ardena. *des
Mereka adalah Gilang Ramdhan, 29, asal Jakarta mengendarai Honda Vario, dan Dewa Ayu Putu Rahma Aprilia, 19, pengendara Honda Beat asal Banjar Kebon, Desa Tanggun Titi, Kecamatan Selemadeg Timur.
Dari informasi yang dihimpun, sebelum peristiwa mengerikan ini terjadi, sekitar pukul 17.00 Wita, dua orang pengendara ini hendak menyeberang dari arah timur ke arah barat.
Memang jembatan kurang lebih sepanjang 15 meter melewati sungai Yeh Ho ini menjadi jalan andalan pengendara karena jarak tempuh singkat menuju desa seberang dan terhindar kemacetan.
Nah saat hendak menyebrang idan belum sampai di tengah jembatan, tiba-tiba air sungai meluap. Mereka yang dalam keadaan panik tidak bisa melaju dengan cepat akhirnya terjebak bersama sepeda motornya.
Beruntung dua warga ini berhasil diselamatkan oleh warga setempat I Nengah Suda. Sayangnya untuk sepeda motor korban belum ditemukan.
Kapolsek Kerambitan AKP Ni Luh Komang Sri Subakti mengatakan pencarian kedua motor dihentikan karena arus air cukup besar dan situasi gelap. "Pencarian untuk motornya kita lakukan besok (hari ini) ," ujarnya.
Menurut dia, kedua pengendara ini terseret air bah. Karena saat awal nyebrang kondisi air masih stabil, begitu berada di tengah-tengah air dengan cepat membesar. "Untungnya dua warga ini berhasil diselamatkan," tandasnya.
Dia pun sudah mengimbau kepada seluruh warga yang akan lewat maupun warga yang tidak lewat menjauh sementara karena kondisi air sedang besar. "Di hulu juga masih mendukung potensi air membesar masih lama, kita sudah minta warga yang hendak lewat putar balik dan menjauh," kata AKP Subakti.
Terpisah Kelian Dinas Banjar Tibubiu Kelod I Wayan Juliantara mengatakan, proses evakuasi sepeda motor kedua korban akan dilakukan Selasa pagi. "Kita akan susuri sungai bagian timur," katanya.
Menurutnya peristiwa ini terjadi Senin sore. Kedua korban ini hendak menyeberang jembatan. Ramadhan asal Jakarta ini lewat ke jembatan itu hendak mengantar paket ke vila di Desa Beruban yang berada di barat sungai. Sedangkan korban Dewa Ayu Putu Rahma Aprilia hendak pulang ke rumahnya.
Saat itu mereka ini hendak memasuki jembatan, posisi keduanya belum berada di tengah-tengah, baru sebagian jalan, namun tiba-tiba saja air sungai mendadak besar. Mereka pun tak bisa berkutik. Untung ada warga setempat Nengah Suda yang sedang membuat senderan di tegalannya memberikan instruksi.
Instruksi diberikan kepada kedua pengendara tersebut diminta melepas motor dan lebih memilih menyelamatkan nyawa. "Setelah itu mereka dibantu bambu untuk berjalan ke pinggir oleh Nengah Suda warga kami. Kalau tidak ada instruksi ini mungkin saja mereka ikut hanyut dengan motornya," beber Wayan Juliantara.
Usai peristiwa ini pun, kedua korban ini langsung dijemput keluarga dan temannya. Yang korban asal Jakarta dijemput temannya untuk pulang ke Denpasar, dan korban dari Tangguntiti sudah diantar pulang ke rumahnya. "Jembatan ini memang jalur ramai, karena jalan alternatif bahkan jam 3 pagi masih ada yang lewat. Apalagi kalau ada macet di jalan besar pasti ramai ke jalan pintas ini," katanya.
Ditambahkan kejadian pengendara terjebak arus memang kerap terjadi di jembatan penghubung tersebut. Meskipun di lokasi cerah namun kalau sudah dahulu hujan lebat air akan deras lewat. "Panjang jembatan kita-kira 15 meter, mobil bisa lewat tetapi tidak bisa papasan," tegasnya. Dengan kondisi ini, dia berharap pemerintah bisa memberikan solusi. Diharapkan bisa menaikkan kondisi jembatan.
Sementara itu Perbekel Desa Tibubiu, I Made Ardena juga mengakui hal serupa. Jembatan ini adalah jalur ramai meskipun harus melewati sungai Yeh Ho. "Kalau antisipasi dari desa belum ada, ini lebih ke kesadaran pengendara. Kalau misalnya cuaca sedang hujan, jangan lewat dulu," sarannya.
Namun sejatinya antisipasi agar tidak adanya kejadian serupa bersama dengan pihak desa Tangguntiti, Desa Beraban yang ada di seputaran jembatan ini pernah mengusulkan agar jembatan itu bisa diangkat. Usulan sudah disampaikan ke Pemerintah Tabanan dan Provinsi Bali. "Ini memerlukan anggaran besar, kami sudah sempat usulkan untuk antisipasi," tandas Ardena. *des
Komentar