UI Puji Keberpihakan Gubernur Wayan Koster Terhadap Sumberdaya Lokal Melalui Riset
DENPASAR, NusaBali
Kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster disambut baik oleh Universitas Indonesia (UI), karena Bali menjadi ikon Indonesia dengan memiliki segudang talenta, baik di bidang sejarah, budaya, produk ekspor, mempunyai image sebagai kawasan pariwisata, dan memberikan keberpihakan kepada sumber daya lokal dengan mengedepankan riset.
Sambutan hangat kepada Bali disampaikan langsung oleh Rektor UI, Prof Ari Kuncoro di hadapan Gubernur Koster di sela Penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama Pemerintah Provinsi Bali dengan Universitas Indonesia pada Soma Paing Klawu, Senin (3/10) di Ruang Rapat Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar.
Guna menjaga nilai-nilai sejarah, budaya, produk ekspor unggulan yang berdaya saing dan merawat image Pulau Bali sebagai kawasan pariwisata berkualitas, Gubernur Koster dalam sambutannya menyatakan kerjasama Pemerintah Provinsi Bali dengan Universitas Indonesia merupakan upaya nyata di dalam mengintegrasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan pembangunan daerah.
Sehingga Perguruan Tinggi yang mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) serta pengetahuan diharapkan bisa menyokong pembangunan daerah, baik berupa riset maupun kegiatan pengabdian masyarakat di Provinsi Bali. Bali disebutkan Gubernur Koster, telah mempunyai BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) yang menjadi bagian dari pembangunan daerah dan dilaksanakan sesuai kebutuhan pembangunan di Provinsi Bali, salah satunya melakukan Riset di Sektor Pangan dan Pertanian dari hulu hingga hilir untuk menjamin terwujudnya Sistem Pertanian Organik sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 agar pertanian di Bali bersih dan lingkungannya tidak tercemari.
“Kedaulatan pangan bukan sekadar ketahanan pangan, namun kami ingin memenuhi kebutuhan pangan melalui sumber daya alam yang ada di Bali dengan mendorong Riset untuk meningkatkan produksi pangan,” kata mantan peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Depdikbud RI ini.
Riset yang dilakukan Pemprov Bali juga bertujuan untuk menjawab persoalan pangan dan ekonomi yang selalu bergantung dari luar. Sehingga saat ini Pulau Dewata mampu membangkitkan kembali produk lokal berbasis budaya branding Bali yang sebelumnya terpendam, kini diminati pasar ekspor seperti Arak Bali, Manggis Bali, hingga Garam Bali sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.
“Dengan kebijakan penggunaan produk lokal akan mampu menumbuhkan sektor ekonomi kerakyatan di Bali,” jelas Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini yang disambut tepuk tangan. Di bidang energi, Gubernur Bali jebolan ITB ini mengatakan bahwa Pulau Bali tengah beranjak menuju Bali Mandiri Energi melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, juga sangat konsen mengembangkan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019.
“Upaya ini untuk menjadikan Bali lebih ramah lingkungan, dan kebetulan kebijakan yang ada di Bali didukung oleh Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,” kata mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini yang disambut apresiasi tepuk tangan.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini menegaskan ingin semua resource alam di Bali bernilai ekonomi yang bertumbuh kembang menghidupi masyarakatnya. “Jadi inilah yang sedang kita bangun, agar Bali mampu Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan,” pungkas Gubernur Koster sembari memberikan Rektor UI bersama jajarannya buku Ekonomi Kerthi Bali.
Rektor UI, Prof Ari Kuncoro dalam sambutannya menyampaikan nota kesepahaman yang telah dilakukan bersama Pemerintah Provinsi Bali merupakan langkah Perguruan Tinggi untuk membantu pembangunan daerah yang mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Suatu kehormatan, kami bisa mengikatkan diri dengan Bali, Bali yang menjadi ikonnya Indonesia dengan mempunyai banyak talenta dan nilai sejarah, budaya, produk ekspor serta image sebagai kawasan pariwisata,” ujar Prof Ari Kuncoro. Dia pun mendukung kebijakan Gubernur Bali, Wayan Koster di dalam menata pondasi pembangunan daerah, seperti halnya suatu negara bisa bertahan di kondisi pandemi dan perperangan, karena dia mempunyai populasi tinggi, pertanian, berpihak ke sumber daya lokal bukan mendewakan impor, serta bersinergi dengan Perguruan Tinggi melakukan Riset. *nat
Guna menjaga nilai-nilai sejarah, budaya, produk ekspor unggulan yang berdaya saing dan merawat image Pulau Bali sebagai kawasan pariwisata berkualitas, Gubernur Koster dalam sambutannya menyatakan kerjasama Pemerintah Provinsi Bali dengan Universitas Indonesia merupakan upaya nyata di dalam mengintegrasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan pembangunan daerah.
Sehingga Perguruan Tinggi yang mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) serta pengetahuan diharapkan bisa menyokong pembangunan daerah, baik berupa riset maupun kegiatan pengabdian masyarakat di Provinsi Bali. Bali disebutkan Gubernur Koster, telah mempunyai BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) yang menjadi bagian dari pembangunan daerah dan dilaksanakan sesuai kebutuhan pembangunan di Provinsi Bali, salah satunya melakukan Riset di Sektor Pangan dan Pertanian dari hulu hingga hilir untuk menjamin terwujudnya Sistem Pertanian Organik sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019 agar pertanian di Bali bersih dan lingkungannya tidak tercemari.
“Kedaulatan pangan bukan sekadar ketahanan pangan, namun kami ingin memenuhi kebutuhan pangan melalui sumber daya alam yang ada di Bali dengan mendorong Riset untuk meningkatkan produksi pangan,” kata mantan peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Depdikbud RI ini.
Riset yang dilakukan Pemprov Bali juga bertujuan untuk menjawab persoalan pangan dan ekonomi yang selalu bergantung dari luar. Sehingga saat ini Pulau Dewata mampu membangkitkan kembali produk lokal berbasis budaya branding Bali yang sebelumnya terpendam, kini diminati pasar ekspor seperti Arak Bali, Manggis Bali, hingga Garam Bali sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali.
“Dengan kebijakan penggunaan produk lokal akan mampu menumbuhkan sektor ekonomi kerakyatan di Bali,” jelas Ketua DPD PDIP Provinsi Bali ini yang disambut tepuk tangan. Di bidang energi, Gubernur Bali jebolan ITB ini mengatakan bahwa Pulau Bali tengah beranjak menuju Bali Mandiri Energi melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih, juga sangat konsen mengembangkan Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019.
“Upaya ini untuk menjadikan Bali lebih ramah lingkungan, dan kebetulan kebijakan yang ada di Bali didukung oleh Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,” kata mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini yang disambut apresiasi tepuk tangan.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini menegaskan ingin semua resource alam di Bali bernilai ekonomi yang bertumbuh kembang menghidupi masyarakatnya. “Jadi inilah yang sedang kita bangun, agar Bali mampu Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi dan Berkepribadian dalam Kebudayaan,” pungkas Gubernur Koster sembari memberikan Rektor UI bersama jajarannya buku Ekonomi Kerthi Bali.
Rektor UI, Prof Ari Kuncoro dalam sambutannya menyampaikan nota kesepahaman yang telah dilakukan bersama Pemerintah Provinsi Bali merupakan langkah Perguruan Tinggi untuk membantu pembangunan daerah yang mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Suatu kehormatan, kami bisa mengikatkan diri dengan Bali, Bali yang menjadi ikonnya Indonesia dengan mempunyai banyak talenta dan nilai sejarah, budaya, produk ekspor serta image sebagai kawasan pariwisata,” ujar Prof Ari Kuncoro. Dia pun mendukung kebijakan Gubernur Bali, Wayan Koster di dalam menata pondasi pembangunan daerah, seperti halnya suatu negara bisa bertahan di kondisi pandemi dan perperangan, karena dia mempunyai populasi tinggi, pertanian, berpihak ke sumber daya lokal bukan mendewakan impor, serta bersinergi dengan Perguruan Tinggi melakukan Riset. *nat
Komentar