Back to the Game! RS Premier Bintaro Edukasi Insan Olahraga Bali
Beri Pengetahuan Penanganan Cedera Sambil Kenalkan Layanan Unggulan
RS Premier Bintaro
Universitas Bali Internasional
KONI Bali
Atlet
Cendera
Porprov
Sport Tourism
Medical Tourism
DENPASAR, NusaBali.com – Rumah Sakit Premier Bintaro (RSPB) mengundang insan olahraga Pulau Dewata dalam acara DISPHORIA di Gedung Dharma Negara Alaya Denpasar pada Rabu (5/10/2022) untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan, khususnya tentang keolahragaan.
Acara yang digelar tandem bersama Universitas Bali Internasional (UNBI) ini berhasil merangkul sekitar 150 orang dari kalangan atlet, pelatih atau guru olahraga, dan tim kesehatan olahraga.
Menurut Marketing Manager RSPB, drg Kencana Widya MARS, 48, DISPHORIA merupakan ajang berbagi pengetahuan antara tenaga ahli di salah satu layanan unggulan RSPB yakni Sport Clinic dengan insan olahraga di Bali.
“Ini berangkat dari keprihatinan kami di mana banyak calon-calon atlet nasional tidak bisa berprestasi jangka panjang karena penanganan cedera olahraga yang asal-asalan,” terang drg Widya ketika ditemui di sela-sela acara.
Penanganan cedera olahraga yang kurang tepat, kata drg Widya, dapat memperpendek usia karier atlet. Sayangnya, masyarakat awam terkesan mengentengkan cedera yang dialami saat berolahraga sehingga berakibat fatal pada jangka panjang.
“RS Premier Bintaro hadir dengan Sport Clinic sejak tahun 2007. Clinic ini diisi oleh tim dokter dari Sport Orthopedic dan Sport Medicine atau Spesialis Kedokteran Olahraga (SpKO),” ujar dokter gigi yang mengawali karier dengan praktik pribadi di tahun 1999 ini.
Sport Clinic RSPB ini memiliki tagline ‘Back to the Game’ yang bermakna cedera bukanlah akhir dari segalanya bagi seorang atlet. Dengan tagline ini, jaringan rumah sakit internasional yang bermarkas di Australia ini mendukung atlet untuk kembali ke lapangan dan mengukir prestasi untuk diri sendiri dan Bangsa Indonesia.
“Back to the Game inilah yang ingin kami tanamkan kepada insan olahraga ini agar mereka aware dengan cedera yang dialami atlet, sekecil apa pun itu,” ucap drg Widya.
Dua tenaga ahli Sport Clinic RSPB yang hadir berbagi ilmu dalam acara diskusi seni dan olahraga ini adalah dr Sapto Adji SpOT dan dr Taufan Favian Reyhan SpKO. Kedua dokter muda namun kenyang pengalaman ini memberikan materi ‘Sport Injury Management Update’ kepada 150 peserta talkshow yang hadir di lantai dua ruangan pertunjukan dalam gedung yang terletak di Jalan Mulawarman nomor 1 Denpasar.
Selain teori dalam acara talkshow, para peserta juga diberikan workshop ‘Penanganan Cedera pada Atlet’ yang dibawakan oleh dr Taufan dan dr Chikih MKK DMA. Selain itu, dosen fisioterapi dari UBI, I Made Dhita Prianthara SFt MFis Ftr, juga tidak ketinggalan berbagi ilmu dalam workshop ‘Penanganan Tapping pada Cedera Olahraga’.
Selain dipercaya sebagai salah satu manajemen kesehatan yang terlibat dalam perhelatan G20 nanti pada 15-16 November 2022, RSPB khususnya untuk Sport Clinic pun sudah dipercaya oleh beberapa klub sepakbola dan basket kenamaan tanah air. Persija, Persib, Bhayangkara FC, Tangerang Hawks, dan Satria Muda adalah sederet klub olahraga yang mempercayakan kondisi jasmani atletnya kepada RSPB.
Di lain sisi, drg Widya menyayangkan apabila masih ada masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri ketika bisa ditangani di dalam negeri. Menurut lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI) tahun 1998 ini, dari segi sumber daya manusia dan peralatan, di Indonesia semua sudah ada. Lebih-lebih bakal ada medical tourism yang akan segera berlaku secara efektif.
“Berbicara cedera olahraga ya, masyarakat Indonesia tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Sebetulnya untuk menyelamatkan devisa kita yang triliunan rupiah itu sayang sekali kalau terbang keluar,” kata jebolan Magister Administrasi Rumah Sakit UI ini.
Melalui Ketua Bidang Kesehatan dr I Gusti Ngurah Eka Santosa AIFO, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bali pun menyambut baik semangat yang diusung RSPB.
Dr Ngurah menjelaskan membuka ruang kolaborasi dengan RSPB untuk menyongsong Porprov Bali XV demi menghindari kejadian tidak terduga seperti Porprov sebelumnya yakni kematian atlet dan kondisi lainnya di lapangan.
“Sekiranya nanti RSPB bisa berkolaborasi di awal November nanti untuk memberikan edukasi kepada teman-teman pelaksana. Kami pernah kecolongan, satu atlet judo meninggal kemudian ada atlet yang mengalami histeria berlebih,” ungkap dr Ngurah.
Dalam acara DISPHORIA yang berlangsung singkat ini sejak pukul 13.30 Wita, peserta nampak antusias mengikuti pemaparan pembicara. Acara pun semakin menarik ketika talkshow diselingi pertunjukan seni bela diri, pantomim, dan band akustik sebagai penutup. *rat
Komentar