Tekan Inflasi, Disperindag Denpasar Gelar Operasi Pasar hingga Akhir Tahun
DENPASAR, NusaBali.com –Melesatnya angka inflasi di Kota Denpasar pada bulan September sebesar 6,96% (year on year/yoy) membuat Pemkot Denpasar menggencarkan Operasi Pasar hingga akhir Desember 2022.
Harapannya, angka inflasi yoy ataupun inflasi tahun kalender year to date (ytd) sebesar 5,66% dapat diturunkan.
Itu sebabnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar menggelar Operasi Pasar di seluruh titik daerah Kota Denpasar.
Operasi Pasar pertama telah digelar di Desa Tegal Harum, Denpasar Barat tepatnya di Banjar Sapta Bumi, Tegal Harum, Jumat (23/9/2022) lalu.
Berlanjut Kamis (6/10/2022), Operasi Pasar berlangsung di dua lokasi yakni di Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat tepatnya di Wantilan Pura Tegeh Gumi Jalan Pulau Batanta dan di Kelurahan Sumerta, Denpasar Timur tepatnya di Banjar Abian Kapas Klod.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari mengatakan kegiatan Operasi Pasar ini digelar dengan maksud untuk memudahkan masyarakat Kota Denpasar mendapatkan kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan pangan dan kebutuhan bahan pokok.
“Angka inflasi di Kota Denpasar sekitar 5 sekian persen namun sesuai dengan harapan Bapak Gubernur Bali ingin sebelum bulan Desember kita (Kota Denpasar) inflasi bisa di bawah 5 persen,” ujar Ni Nyoman Sri Utari saat ditemui di Banjar Abian Kapas Klod, Kamis (6/10/2022) pagi.
Pelaksanaan Operasi Pasar, kata Ni Nyoman Sri Utari, akan berlangsung selama tiga bulan yakni sampai tanggal 22 Desember 2022. Pelaksanaan Operasi Pasar akan tersebar di desa dan wilayah Kota Denpasar.
Hal serupa dilakukan di 6 pasar yakni 4 di wilayah Perumda Pasar Sewakadarma dan 2 lokasi lainnya berada di Pasar Rakyat.
“Kita berharap bisa segera menekan inflasi sehingga masyarakat bisa membeli dan memenuhi kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” lanjut Ni Nyoman Sri Utari.
Barang-barang yang dijual pun berkolaborasi dengan Bulog dan UMKM potensial di desa atau kelurahan setempat di daerah Operasi Pasar. Bahan pokok penyumbang inflasi terbesar seperti cabai kecil, cabai besar, minyak, dan beras dijual dengan harga di bawah harga pasar.
“Tentunya harga yang ditawarkan itu lebih murah dari pada di pasar karena disubsidi juga dari pemerintah,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perumda Pasar Sewakadarma, Ida Bagus Kompyang Wiranata mengatakan pihaknya juga mendatangkan pedagang distributor bermobil untuk datang berjualan di Operasi Pasar.
“Jadi mereka tetap dapat untung walau harganya yang dijual di bawah harga pasar, karena dari pemerintah juga memberikan subsidi untuk selisih harga tersebut. Maka selisih harga yang di jual di sini sekitar Rp 4.000- Rp 5.000,” ujar Ida Bagus Kompyang Wiranata.
Harga yang ditawarkan oleh Bulog pun beragam namun tetap dengan harga yang terjangkau. Harga beras premium 5 kilogram seharga Rp 55.000 sedangkan harga beras medium 5 kilogram seharga Rp 41.000. Untuk harga minyak 2 liter seharga Rp 30.000 dan minyak 1 liter seharga Rp 15.500. kemudian harga gula pasir berat 1 kilogram seharga Rp 15.000.
“Tadi yang banyak dibeli itu beras medium yang 5 kilogram, beras merah 1 kilogram, dan juga gula,” ujar Bagus, salah satu penjaga stand Bulog.
Operasi Pasar yang sudah buka sejak pukul 07.00 membuat masyarakat berbondong-bondong datang ke lokasi. Walau cuaca di Kota Denpasar terpantau hujan, namun animo pembeli cukup banyak sedari pagi.
“Mereka (pembeli) sangat berantusias dan berduyun-duyun. Siapa pun masyarakat pasti ingin mendapatkan barang-barang yang murah, apa lagi ibu-ibu harga beda seribu rupiah pun pasti dikejar,” ujar Ni Nyoman Sri Utari.
Salah satu pembeli, Ria Dwi Saptani, 20, asal daerah Sumerta menjelaskan jika ini pengalaman pertamanya berbelanja di Operasi Pasar. Ia menuturkan jika harga yang ditawarkan dapat membantu masyarakat menengah ke bawah.
“Tadi saya beli sayuran, minyak, dan juga beras. Harganya lumayan murah dibandingkan di pasar, selisihnya bisa sampai 5 ribu,” ujar Ria saat ditemui seusai berbelanja.
Hal serupa dirasakan oleh, Nengah Wartini, wanita asal Klungkung yang sedang bertugas sebagai Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di Kelurahan Sumerta.
“Saya beli lele yang sudah di plastik itu di teman harganya Rp 25.000 tetapi di sini hanya Rp 15.000. Lalu beli minyak goreng juga harganya Rp 13.000 selisih lagi Rp 2 ribu di pasar. Murah belanja di sini,” ujar Nengah Wartini.
Operasi Pasar ini akan berlanjut pada Rabu (12/10/2022) di dua lokasi yakni di Desa Sumerta Klod, Denpasar Timur tepatnya di Depan Halaman Kantor Desa Sumerta Kelod dan di Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat tepatnya di Terminal Tegal. *ris
1
Komentar