Usai Pesta Miras Pemuda Celuk Tewas Tenggelam
GIANYAR, NusaBali.com - Naas dialami I Putu Piter Ari Putra, 17. Pemuda asal Banjar Celuk, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati ini meregang nyawa usai pesta minuman keras (miras) perayaan ulang tahun di rumah temannya di Banjar Tangkeban, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati.
Pesta miras di kediaman Made Sujena tersebut berlangsung Rabu (5/10/2022) mulai pukul 21.00 Wita hingga dini hari, pukul 02.30 Wita. Korban meregang nyawa saat hendak pulang mengendarai sepeda motor Vespa warna kuning DK 2668 KBE dalam kondisi mabuk berat.
Diduga korban kehilangan kesadaran hingga jatuh bersama sepeda motornya di semak-semak pinggir Bendungan Gang Zebra, Jalan Batuyang, Banjar Tangkeban, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati. Dugaan awal korban jatuh ke aliran sungai diperkuat dengan temuan Vespa kuning di semak-semak pada Kamis (6/10/2022) sekitar pukul 06.00 Wita.
Posisi sepeda motor miring ke kiri. Sedangkan korban Putu Piter tidak diketahui keberadaannya. Menurut keterangan seorang warga Banjar Budeireng, I Komang Edi Diana dirinya mengetahui pemilik sepeda motor Vespa kuning tersebut. Sepengetahuannya, korban sebelumnya menghadiri ulang tahun Made Sujena di Banjar Tangkuban.
Pesta miras diperkirakan selesai pada Kamis (6/10/2022) dini hari sekitar pukul 02.30 Wita. Korban pamit meninggalkan acara tersebut untuk pulang dalam kondisi mabuk. "Saat korban mau pulang, temannya sempat melarang, menyuruhnya agar tidur di sana saja. Tapi korban tak mau. Lalu dia pulang bawa sepeda motor sendirian. Akhirnya dalam perjalanan, terjadilah insiden itu,” kata Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP Anak Agung Alit Sudarma.
Temuan Vespa kuning dengan pengendara tidak diketahui keberadaannya itu pun dilaporkan ke Polsek Sukawati, pihak keluarga dan TRC BPBD Kabupaten Gianyar untuk upaya pencarian. Namun dikarenakan debit air sungai cukup deras karena faktor cuaca dan dipenuhi sampah, posisi korban awalnya sulit ditemukan.
Pencarian dibantu oleh sejumlah warga, namun hingga tengah malam belum juga ada tanda-tanda temuan putra sulung dari Ni Kadek Indah Yani, 36. Akhirnya TRC BPBD bersama warga berinisiatif menutup saluran air yang menuju ke aliran sungai subak cegeng Banjar Puseh Desa Batubulan Kangin pada Jumat (7/10/2022) pukul 01.00 Wita, karena curiga korban jatuh ke aliran sungai tersebut.
Benar saja, tiga jam kemudian, setelah aliran air menuju sungai Subak Cegeng surut, TRC BPBD dan warga menemukan kaki korban menyembul. Korban ditemukan dalam keadaan tenggelam berjarak kurang lebih 100 meter dari lokasi ditemukan motor miliknya.
Korban ditemukan tenggelam dalam posisi tengadah dan masuk ke bawah gua padas di aliran sungai tersebut. Kemudian para saksi dibantu warga mengevakuasi korban dan menghubungi Polsek Sukawati.
Selanjutnya korban yang sudah dalam keadaan meninggal dunia dibawa menggunakan ambulans untuk dilakukan visum ke RSU Ari Canti di Desa Mas, Kecamatan Ubud.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta mengkofirmasi menurunkan 3 TRC setelah mendapat informasi dari Polsek Sukawati.
"Korban pulang dengan jaket digendong di pundak. Ini informasi langsung dari pemilik rumah lokasi pesta. Foto dia sedang bersama temannya juga ada. Korban pulang sekitar jam 3 pagi," terang Ngurah Dibya.
Namun sayang, saat korban jatuh, tak ada satu pun warga yang melihat mengingat suasana gelap gulita menjelang subuh.
Barulah keesokan harinya sekitar pukul 06.00 Wita, warga sekitar dikagetkan dengan temuan Vespa kuning di semak-semak.
"Jam 6 pagi baru ada info ditemukan Vespa kuning dekat sungai Cegeng Batubulan Kangin. BPBD bersama Polsek Sukawati ke lokasi, gali informasi.
Setelah ditemukan adanya jaket korban di aliran sungai Cegeng, dikonfirmasi dari keluarga korban dari Celuk bahwa itu benar jaket anaknya. Jaket ditemukan di aliran sungai, kuat dugaan korban jatuh. Mabuk terpeleset aliran sungai tidak sadarkan diri," terang Dibya.
"TRC bersama masyarakat lain memantau dimana ditemukan jaket itu. Akhirnya ada tanda kemunculan kaki, mayat muncul dari air. Sebelumnya tertutup oleh timbunan sampah. Langsung dievakuasi bersama masyarakat. Identifikasi kepolisian," terangnya.
Sementara itu, dari keterangan keluarga bahwa korban pamit menghadiri ulang tahun temannya sejak Rabu (5/10/2022) pukul 21.00 Wita. Sampai dengan pukul 23.00 Wita, korban masih sempat mengupdate story WhatsApp. Namun setelah pukul 24.00 Wita, korban sudah tidak bisa dihubungi.
"Saat ditemukan korban menggunakan pakaian pada saat korban pamit ke tempat temannya, kalung emas dan perhiasan lainnya masih melekat pada tubuh korban, hanya handphone dan dompetnya belum ditemukan," jelas Dibya.
Saat ini jenazah korban masih dititipkan di ruang jenazah RSU Ari Canti di Desa Mas. Pihak keluarga menerima kematian korban sebagai musibah, tidak akan dilakukan otopsi. Prosesi penguburan rencananya akan dilakukan secara adat pada Wraspati Paing Dikit, Kamis (13/10/2022).
Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP Anak Agung Alit Sudarma mengungkap sebenarnya ada warga yang telah melihat jasad korban pada Kamis pukul 07.00 Wita. Namun yang bersangkutan takut dan tak melapor ke siapapun. Tapi memang, saat itu, belum ada yang sadar bahwa di bendungan itu ada korban jiwa.
“Dia menceritakan pada temannya dan temannya mengatakan 'palingan itu bangkai hewan'. Lalu, hal itu dilupakan begitu saja. Karena memang, pas dia turun untuk BAB, belum ada pencarian korban, belum ada yang ngeh pada kejadian ini. Akhirnya setelah adanya pencarian korban, orang yang BAB itu baru sadar itu memang mayat manusia. Tapi saat dicari ke sana lagi, sudah tidak ada," ungkap Gung Alit. *nvi
Diduga korban kehilangan kesadaran hingga jatuh bersama sepeda motornya di semak-semak pinggir Bendungan Gang Zebra, Jalan Batuyang, Banjar Tangkeban, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati. Dugaan awal korban jatuh ke aliran sungai diperkuat dengan temuan Vespa kuning di semak-semak pada Kamis (6/10/2022) sekitar pukul 06.00 Wita.
Posisi sepeda motor miring ke kiri. Sedangkan korban Putu Piter tidak diketahui keberadaannya. Menurut keterangan seorang warga Banjar Budeireng, I Komang Edi Diana dirinya mengetahui pemilik sepeda motor Vespa kuning tersebut. Sepengetahuannya, korban sebelumnya menghadiri ulang tahun Made Sujena di Banjar Tangkuban.
Pesta miras diperkirakan selesai pada Kamis (6/10/2022) dini hari sekitar pukul 02.30 Wita. Korban pamit meninggalkan acara tersebut untuk pulang dalam kondisi mabuk. "Saat korban mau pulang, temannya sempat melarang, menyuruhnya agar tidur di sana saja. Tapi korban tak mau. Lalu dia pulang bawa sepeda motor sendirian. Akhirnya dalam perjalanan, terjadilah insiden itu,” kata Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP Anak Agung Alit Sudarma.
Temuan Vespa kuning dengan pengendara tidak diketahui keberadaannya itu pun dilaporkan ke Polsek Sukawati, pihak keluarga dan TRC BPBD Kabupaten Gianyar untuk upaya pencarian. Namun dikarenakan debit air sungai cukup deras karena faktor cuaca dan dipenuhi sampah, posisi korban awalnya sulit ditemukan.
Pencarian dibantu oleh sejumlah warga, namun hingga tengah malam belum juga ada tanda-tanda temuan putra sulung dari Ni Kadek Indah Yani, 36. Akhirnya TRC BPBD bersama warga berinisiatif menutup saluran air yang menuju ke aliran sungai subak cegeng Banjar Puseh Desa Batubulan Kangin pada Jumat (7/10/2022) pukul 01.00 Wita, karena curiga korban jatuh ke aliran sungai tersebut.
Benar saja, tiga jam kemudian, setelah aliran air menuju sungai Subak Cegeng surut, TRC BPBD dan warga menemukan kaki korban menyembul. Korban ditemukan dalam keadaan tenggelam berjarak kurang lebih 100 meter dari lokasi ditemukan motor miliknya.
Korban ditemukan tenggelam dalam posisi tengadah dan masuk ke bawah gua padas di aliran sungai tersebut. Kemudian para saksi dibantu warga mengevakuasi korban dan menghubungi Polsek Sukawati.
Selanjutnya korban yang sudah dalam keadaan meninggal dunia dibawa menggunakan ambulans untuk dilakukan visum ke RSU Ari Canti di Desa Mas, Kecamatan Ubud.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gianyar I Gusti Ngurah Dibya Presasta mengkofirmasi menurunkan 3 TRC setelah mendapat informasi dari Polsek Sukawati.
"Korban pulang dengan jaket digendong di pundak. Ini informasi langsung dari pemilik rumah lokasi pesta. Foto dia sedang bersama temannya juga ada. Korban pulang sekitar jam 3 pagi," terang Ngurah Dibya.
Namun sayang, saat korban jatuh, tak ada satu pun warga yang melihat mengingat suasana gelap gulita menjelang subuh.
Barulah keesokan harinya sekitar pukul 06.00 Wita, warga sekitar dikagetkan dengan temuan Vespa kuning di semak-semak.
"Jam 6 pagi baru ada info ditemukan Vespa kuning dekat sungai Cegeng Batubulan Kangin. BPBD bersama Polsek Sukawati ke lokasi, gali informasi.
Setelah ditemukan adanya jaket korban di aliran sungai Cegeng, dikonfirmasi dari keluarga korban dari Celuk bahwa itu benar jaket anaknya. Jaket ditemukan di aliran sungai, kuat dugaan korban jatuh. Mabuk terpeleset aliran sungai tidak sadarkan diri," terang Dibya.
"TRC bersama masyarakat lain memantau dimana ditemukan jaket itu. Akhirnya ada tanda kemunculan kaki, mayat muncul dari air. Sebelumnya tertutup oleh timbunan sampah. Langsung dievakuasi bersama masyarakat. Identifikasi kepolisian," terangnya.
Sementara itu, dari keterangan keluarga bahwa korban pamit menghadiri ulang tahun temannya sejak Rabu (5/10/2022) pukul 21.00 Wita. Sampai dengan pukul 23.00 Wita, korban masih sempat mengupdate story WhatsApp. Namun setelah pukul 24.00 Wita, korban sudah tidak bisa dihubungi.
"Saat ditemukan korban menggunakan pakaian pada saat korban pamit ke tempat temannya, kalung emas dan perhiasan lainnya masih melekat pada tubuh korban, hanya handphone dan dompetnya belum ditemukan," jelas Dibya.
Saat ini jenazah korban masih dititipkan di ruang jenazah RSU Ari Canti di Desa Mas. Pihak keluarga menerima kematian korban sebagai musibah, tidak akan dilakukan otopsi. Prosesi penguburan rencananya akan dilakukan secara adat pada Wraspati Paing Dikit, Kamis (13/10/2022).
Kanit Reskrim Polsek Sukawati, AKP Anak Agung Alit Sudarma mengungkap sebenarnya ada warga yang telah melihat jasad korban pada Kamis pukul 07.00 Wita. Namun yang bersangkutan takut dan tak melapor ke siapapun. Tapi memang, saat itu, belum ada yang sadar bahwa di bendungan itu ada korban jiwa.
“Dia menceritakan pada temannya dan temannya mengatakan 'palingan itu bangkai hewan'. Lalu, hal itu dilupakan begitu saja. Karena memang, pas dia turun untuk BAB, belum ada pencarian korban, belum ada yang ngeh pada kejadian ini. Akhirnya setelah adanya pencarian korban, orang yang BAB itu baru sadar itu memang mayat manusia. Tapi saat dicari ke sana lagi, sudah tidak ada," ungkap Gung Alit. *nvi
Komentar