Kadis Pariwisata Bali Dukung Pengembangan Wellness Tourism
Dinas Pariwisata Provinsi Bali
Tjok Bagus Pemayun
Pariwisata Bali
Wellness Healthcare Entrepreneur Association
Indonesia Wellness Spa Professional Association
Pemprov Bali
DENPASAR, NusaBali - Selama kurang lebih dua tahun terakhir perekonomian Bali porak-poranda akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sangat berdampak. Bahkan dua tahun kontraksi ekonomi minus.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun, Jumat (7/10) membeberkan, pertumbuhan ekonomi Bali 2020 minus 9,31 persen. Tahun 2021 minus 3,47 persen. Tahun 2022 sampai saat ini mengalami pertumbuhan positif 3,4 persen.
Kini sudah mulai pulih. Rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali 9.000 sampai 10.000 orang dengan 24 maskapai penerbangan. Jumlah kunjungan besar itu berpengaruh positif terhadap tingkat hunian di Bali sudah di atas 60 persen.
"Di kawasan Nusa Dua, Ubud, dan Sanur tingkat hunian hotelnya sudah 80 persen. Pandemi Covid-19 memporak-porandakan ekonomi Bali yang 56 persennya bergantung pada sektor pariwisata," ungkap Tjok Pemayun dalam acara yang digelar oleh Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA) di Kantor Dinas Pariwisata Bali, Jumat pagi tadi.
Tjok Pemayun mengaku pertumbuhan positif ini tak lepas dari berbagai upaya pemerintah dan didukung masyarakat, misalnya vaksinasi Covid-19 dan sertifikasi CHSE untuk industri pariwisata maupun daya tarik wisata, sehingga wisatawan yang datang ke Bali tidak khawatir. Sebaliknya merasa aman dan nyaman.
Untuk terus tumbuh, ke depan Pemprov Bali melalui Dinas Pariwisata berkomitmen untuk menciptakan SDM. Salah satunya adalah mendukung upaya dari IWSPA untuk mencetak 10.000 terapis profesional pada 2023. Hal perlu dilakukan karena Bali merupakan destinasi spa terbaik dunia," tandasnya.
Sementara Ketua Wellness Healthcare Entrepreneur Association (WHEA), Agnes Lourda Hutagalung kegiatan bertajuk "IWSPA Reborn - Empowering Ethnowellness Nusantara" sengaja digelar di Bali. Dikatakannya, Bali merupakan barometer pariwisata Indonesia. Bali dipilih sebagai "Pilot Project" dari "Wellness Tourism" di Indonesia secara keseluruhan.
Untuk mencapai tujuannya, pada tahun 2023 IWSPA berencana merekrut, melatih, dan mensertifikasi 10.000 terapis khusus di Bali. Pelatihan ini penting dilakukan untuk menjadi tenaga terapis yang profesional. Dikatakannya, Wellness Indonesia mengangkat warisan leluhur dari berbagai ethnik yang ada secara menyeluruh.
"Langkah-langkah yang akan diambil dimulai dengan melakukan 'training dan certfication' secara masif, sehingga therapist di Bali sebagai 'pilot project' mendapatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, serta kecintaan pada ethnowellness Nusantara. Kita harus pakai kekhasan Nusantara," tandasnya.pol
Komentar