Kemenperin Ajak Masyarakat Dukung Industri Batik
JOGJAKARTA, NusaBali
Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada momen Hari Batik Nasional 2022 mengajak masyarakat untuk semakin mencintai produk batik dalam negeri guna mendukung kejayaan industri batik Tanah Air.
"Harapannya ke depan tentunya batik semakin jaya di negeri kita, terutama semua masyarakat cinta terhadap batik, dan menggunakan batik dalam segala kesempatan beraktivitas," kata Kepala Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik BSKJI Kemenperin, Hendra Yetty di Jogjakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (6/10)
Menurut dia, kalau dulu pakaian dengan motif batik hanya digunakan untuk menghadiri pesta pernikahan, acara kelahiran, kemudian waktu kematian, dan acara resmi lainnya, kini sudah berbeda penggunaannya.
"Tetapi sekarang batik jauh lebih banyak digunakan dalam aktivitas di setiap hari, jadi semakin banyak peminat, batik semakin jaya, juga industri batiknya, industri batik semakin berkembang," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini juga telah beredar batik printing atau batik yang diproduksi dengan cara dicetak, baik dengan cara manual atau dengan tangan atau dengan mesin, namun dia menyebutnya bukan karya seni batik.
"Mesti kita berikan edukasi ke masyarakat, bahwa printing itu bukan batik, jadi kunci dari proses pembuatan batik adalah menggunakan malam (lilin batik) panas. Sedangkan printing tidak menggunakan proses itu, hanya pencetakan dengan screen dan segala macam," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, proses pembuatan batik printing yang tidak menggunakan malam panas, tersebut perlu disampaikan kepada masyarakat agar memang ketika masyarakat menginginkan karya batik bisa membedakan dengan produk printing.
"Sebetulnya konsumen bisa memilih, kalau mereka mau menggunakan batik ya inilah batik asli, tetapi kan segmen pasar bisa berbeda," katanya.
"Jadi kalau menurut kami yang printing itu merupakan salah satu bentuk yang namanya kerajinan tekstil, jadi printing, kemudian cetak, sablon itu kerajinan tekstil," katanya. *
Menurut dia, kalau dulu pakaian dengan motif batik hanya digunakan untuk menghadiri pesta pernikahan, acara kelahiran, kemudian waktu kematian, dan acara resmi lainnya, kini sudah berbeda penggunaannya.
"Tetapi sekarang batik jauh lebih banyak digunakan dalam aktivitas di setiap hari, jadi semakin banyak peminat, batik semakin jaya, juga industri batiknya, industri batik semakin berkembang," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini juga telah beredar batik printing atau batik yang diproduksi dengan cara dicetak, baik dengan cara manual atau dengan tangan atau dengan mesin, namun dia menyebutnya bukan karya seni batik.
"Mesti kita berikan edukasi ke masyarakat, bahwa printing itu bukan batik, jadi kunci dari proses pembuatan batik adalah menggunakan malam (lilin batik) panas. Sedangkan printing tidak menggunakan proses itu, hanya pencetakan dengan screen dan segala macam," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, proses pembuatan batik printing yang tidak menggunakan malam panas, tersebut perlu disampaikan kepada masyarakat agar memang ketika masyarakat menginginkan karya batik bisa membedakan dengan produk printing.
"Sebetulnya konsumen bisa memilih, kalau mereka mau menggunakan batik ya inilah batik asli, tetapi kan segmen pasar bisa berbeda," katanya.
"Jadi kalau menurut kami yang printing itu merupakan salah satu bentuk yang namanya kerajinan tekstil, jadi printing, kemudian cetak, sablon itu kerajinan tekstil," katanya. *
Komentar