Tiga Program Bali Mandara Masuk Top 99
Selain SMAN Bali Mandara, program yang juga tembus Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2017 adalah Simantri dan PB3AS
SMAN Bali Mandara Dipuji sebagai Program Pendidikan Pro Rakyat Miskin
DENPASAR, NusaBali
Sehari pasca disodok Pansus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DPRD Bali, program Bali Mandara justru menuai pujian di pusat, Jumat (28/4). Ada 3 program Bali Mandara yang dapat pengakuan sebagai program inovatif yang berpihak kepada masyarakat, berhasil tembus Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2017: SMAN/SMKN Bali Mandara, Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), dan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS).
Adalah Gubernur Bali Made Mangku Pastika sendiri yang datang langsung mem-presentasikan program Bali Mandara di Kantor Kementerian Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) di Jakarta, Jumat kemarin. Dalam pemaparan tersebut, Gubernur Pastika didampingi Kadis Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, Karor Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Bali I Gusti Ngurah Alit, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali IB Wisnuardhana, dan Kepala Sekolah (Kasek) SMAN Bali Mandara I Nyoman Darta.
Gubernur Pastika dengan percaya diri mempresentasikan tiga program Bali Mandara tersebut di Kantor KemenPAN-RB, yang langsung mendapatkan pujian. Pertama, program SMAN/SMKN Bali Mandara di Kubutambahan, Buleleng yang digratiskan untuk anak-anak pintar dari keluarga miskin. SMAN Bali Mandara yang dibangun tahun 2011 ini menjadi program unggulan dan sekaligus kebanggaan Gubernur Pastika. Para siswanya pintar-pintar dan meraih seabrek prestasi, serta menjiwai betul akar budaya Bali.
Kedua, program PB3AS yang digelar rutin sepekan sekali setiap Minggu pagi di La-pangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. PB3AS yang digulirkan sejak tahun 2015 ini merupakan forum lain dari program simakrama Pemprov Bali yang diadakan sebulan sekali. Lewat program PB3AS dan simakrama ini, masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melontarkan saran dan kritik yang konstruktif bagi kinerja pemerin-tah. PB3AS ini sekaligus suplemen tambahan bagi masyarakat kalau mau mengkritik kinerja Pemprov Bali.
Ketiga, program Simantri, yang dilaksanakan Pemprov Bali di bawah Gubernur Pastika sejak tahun 2009. Saat ini, ada 300 unit Simantri yang tersebar di seluruh Bali. Program Simantri ini mengkolaborasi pertanian dengan perkebunan, peternakan, dan perikanan dalam satu kelompok dengan tujuan menjadikan Bali menuju Pulau Organik.
Usai mempresentasikan ketiga program Bali Mandara tersebut, Gubernur Pastika kemarin dapat sesi wawancara dari tim penilai pusat yang terdiri dari kalangan akademisi dan tokoh nasional, seperti JB Kristiadi, R Siti Zuhro, Neneng Goenadi, Wawan Sobari, Tulus Abadi, dan Refly Harun. Tim penilai memberi apresiasi terhadap ketiga program yang dipaparkan Gubernur Pastika dalam waktu sekitar 1,5 jam tersebut.
Ketua Tim Penilai, JB Kristiadi, terang-terangan memuji program-program Bali Mandara yang lahir dari ide Gubernur Pastika. Kristiadi menilai ini sebagai program inovatif yang out of the box. PB3AS, misalnya, dinilai sebagai ajang yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berani mengkritik dan bertanggung jawab.
Sedangkan Siti Zuhro menilai program PB3AS sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah. "Ini ajang yang murah meriah, sehat, sambil curhat," puji Siti Zuhro.
Tim penilai juga memberi apresiasi mendalam terhadap keberadaan SMAN Bali Mandara, yang menurut mereka sangat berpihak kepada masyarakat miskin, khususnya di bidang pendidikan. “Dalam pendekatan modern, pendidikan menjadi jalan untuk keluar dari kemiskinan,” ujar pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Sementara Tulus Abadi, yang juga Ketua YLKI, menilai SMAN Bali Mandara sebagai program yang pro rakyat miskin. "Fakta di lapangan, banyak orang kaya dan pintar yang masuk ke sekolah negeri. Tapi, sekolah ini (SMAN Bali Mandara) justru sebaliknya," tandas Tulus Abadi usai mendengar pemaparan Gubernur Pastika.
Sebaliknya, Neneng Goenadi menilai program SMAN Bali Mandara sebagai pekerjaan mulia yang memuaskan. Namun, dia memberi masukan agar dilengkapi dengan data perubahan anak putus sekolah untuk melihat tingkat capaiannya.
Program Simantri juga mendapat apresiasi dari tim penilai pusat. Akademisi Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, menilai program Simantri ini memiliki dampak yang bagus terhadap sektor pertanian yang semakin terdesak oleh pembangunan ruko dan hotel. Wawan Sobari pun memuji Pemprov Bali yang bisa mengubah mindset petani.
Gubernur Pastika sendiri mengaku bangga atas keberhasilan program tiga Bali Mandara masuk ke dalam Top 99 Sinovik 2017. Namun, Pastika tidak memiliki target harus berada di peringkat berapa dalam kompetisi ini. "Yang penting, saya bisa sharing pengalaman melalui kompetisi ini. Mungkin daerah lain bisa belajar dari kami dan sebaliknya kami bisa pun bisa belajar dari inovasi daerah lain," jelas Gubernur Bali dua periode (2008-2013, 2013-2018) ini.
Sehari sebelumnya, Kamis (27/4), beberapa program Bali Mandara mendapat kritik dari DPRD Bali dalam Sidang Paripurna Istimewa di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar. Termasuk yang dikritik Ketua Pansus LKPJ DPRD Bali AA Adhi Ardhana dan harus dievalusi adalah program Simantri. Menurut Adhi Ardhana, program Simantri selama ini sangat dibutuhkan masyarakat petani. “Tapi, pelaksanaannya di lapangan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini disampaikan pemerintah kabupaten/kota. Temuan secara faktual di lapangan memang ada persoalan-persoalan,” katanya.
Sementara itu, Adhi Ardhana yang dikonfirmasi lagi NusaBali pasca 3 program Bali Mandara masuk Top 99 Sinovik 2017, Jumat kemarin, kembali menyatakan program besutan Pemprov Bali itu sudah mendapatkan tempat di hati krama Bali. Namun, aa beberapa yang perlu dievaluasi. “Programnya bagus, tapi factual di lapangan dalam prakteknya banyak yang tidak jalan. Makanya kita rekomendasikan evaluasi,” ujar politisi PDIP asal Puri Gerenceng, Denpasar ini. *nat
DENPASAR, NusaBali
Sehari pasca disodok Pansus Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DPRD Bali, program Bali Mandara justru menuai pujian di pusat, Jumat (28/4). Ada 3 program Bali Mandara yang dapat pengakuan sebagai program inovatif yang berpihak kepada masyarakat, berhasil tembus Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2017: SMAN/SMKN Bali Mandara, Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), dan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS).
Adalah Gubernur Bali Made Mangku Pastika sendiri yang datang langsung mem-presentasikan program Bali Mandara di Kantor Kementerian Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) di Jakarta, Jumat kemarin. Dalam pemaparan tersebut, Gubernur Pastika didampingi Kadis Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani, Karor Humas Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Bali I Gusti Ngurah Alit, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali IB Wisnuardhana, dan Kepala Sekolah (Kasek) SMAN Bali Mandara I Nyoman Darta.
Gubernur Pastika dengan percaya diri mempresentasikan tiga program Bali Mandara tersebut di Kantor KemenPAN-RB, yang langsung mendapatkan pujian. Pertama, program SMAN/SMKN Bali Mandara di Kubutambahan, Buleleng yang digratiskan untuk anak-anak pintar dari keluarga miskin. SMAN Bali Mandara yang dibangun tahun 2011 ini menjadi program unggulan dan sekaligus kebanggaan Gubernur Pastika. Para siswanya pintar-pintar dan meraih seabrek prestasi, serta menjiwai betul akar budaya Bali.
Kedua, program PB3AS yang digelar rutin sepekan sekali setiap Minggu pagi di La-pangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar. PB3AS yang digulirkan sejak tahun 2015 ini merupakan forum lain dari program simakrama Pemprov Bali yang diadakan sebulan sekali. Lewat program PB3AS dan simakrama ini, masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melontarkan saran dan kritik yang konstruktif bagi kinerja pemerin-tah. PB3AS ini sekaligus suplemen tambahan bagi masyarakat kalau mau mengkritik kinerja Pemprov Bali.
Ketiga, program Simantri, yang dilaksanakan Pemprov Bali di bawah Gubernur Pastika sejak tahun 2009. Saat ini, ada 300 unit Simantri yang tersebar di seluruh Bali. Program Simantri ini mengkolaborasi pertanian dengan perkebunan, peternakan, dan perikanan dalam satu kelompok dengan tujuan menjadikan Bali menuju Pulau Organik.
Usai mempresentasikan ketiga program Bali Mandara tersebut, Gubernur Pastika kemarin dapat sesi wawancara dari tim penilai pusat yang terdiri dari kalangan akademisi dan tokoh nasional, seperti JB Kristiadi, R Siti Zuhro, Neneng Goenadi, Wawan Sobari, Tulus Abadi, dan Refly Harun. Tim penilai memberi apresiasi terhadap ketiga program yang dipaparkan Gubernur Pastika dalam waktu sekitar 1,5 jam tersebut.
Ketua Tim Penilai, JB Kristiadi, terang-terangan memuji program-program Bali Mandara yang lahir dari ide Gubernur Pastika. Kristiadi menilai ini sebagai program inovatif yang out of the box. PB3AS, misalnya, dinilai sebagai ajang yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berani mengkritik dan bertanggung jawab.
Sedangkan Siti Zuhro menilai program PB3AS sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah. "Ini ajang yang murah meriah, sehat, sambil curhat," puji Siti Zuhro.
Tim penilai juga memberi apresiasi mendalam terhadap keberadaan SMAN Bali Mandara, yang menurut mereka sangat berpihak kepada masyarakat miskin, khususnya di bidang pendidikan. “Dalam pendekatan modern, pendidikan menjadi jalan untuk keluar dari kemiskinan,” ujar pakar hukum tata negara, Refly Harun.
Sementara Tulus Abadi, yang juga Ketua YLKI, menilai SMAN Bali Mandara sebagai program yang pro rakyat miskin. "Fakta di lapangan, banyak orang kaya dan pintar yang masuk ke sekolah negeri. Tapi, sekolah ini (SMAN Bali Mandara) justru sebaliknya," tandas Tulus Abadi usai mendengar pemaparan Gubernur Pastika.
Sebaliknya, Neneng Goenadi menilai program SMAN Bali Mandara sebagai pekerjaan mulia yang memuaskan. Namun, dia memberi masukan agar dilengkapi dengan data perubahan anak putus sekolah untuk melihat tingkat capaiannya.
Program Simantri juga mendapat apresiasi dari tim penilai pusat. Akademisi Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, menilai program Simantri ini memiliki dampak yang bagus terhadap sektor pertanian yang semakin terdesak oleh pembangunan ruko dan hotel. Wawan Sobari pun memuji Pemprov Bali yang bisa mengubah mindset petani.
Gubernur Pastika sendiri mengaku bangga atas keberhasilan program tiga Bali Mandara masuk ke dalam Top 99 Sinovik 2017. Namun, Pastika tidak memiliki target harus berada di peringkat berapa dalam kompetisi ini. "Yang penting, saya bisa sharing pengalaman melalui kompetisi ini. Mungkin daerah lain bisa belajar dari kami dan sebaliknya kami bisa pun bisa belajar dari inovasi daerah lain," jelas Gubernur Bali dua periode (2008-2013, 2013-2018) ini.
Sehari sebelumnya, Kamis (27/4), beberapa program Bali Mandara mendapat kritik dari DPRD Bali dalam Sidang Paripurna Istimewa di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar. Termasuk yang dikritik Ketua Pansus LKPJ DPRD Bali AA Adhi Ardhana dan harus dievalusi adalah program Simantri. Menurut Adhi Ardhana, program Simantri selama ini sangat dibutuhkan masyarakat petani. “Tapi, pelaksanaannya di lapangan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini disampaikan pemerintah kabupaten/kota. Temuan secara faktual di lapangan memang ada persoalan-persoalan,” katanya.
Sementara itu, Adhi Ardhana yang dikonfirmasi lagi NusaBali pasca 3 program Bali Mandara masuk Top 99 Sinovik 2017, Jumat kemarin, kembali menyatakan program besutan Pemprov Bali itu sudah mendapatkan tempat di hati krama Bali. Namun, aa beberapa yang perlu dievaluasi. “Programnya bagus, tapi factual di lapangan dalam prakteknya banyak yang tidak jalan. Makanya kita rekomendasikan evaluasi,” ujar politisi PDIP asal Puri Gerenceng, Denpasar ini. *nat
Komentar