Bos Rafting Tewas Diserang Gajahnya
Owner usaha wahana Bakas Levi Rafting dan Elephant Tour di Banjar Kawan, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, I Nyoman Levi Suwitha, 60, tewas mengenaskan di tempat usahanya, Jumat (28/4) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Bos rafting ini tewas diserang salah satu gajah peliharaannya. Peristiwa maut yang merenggut nyawa Nyoman Levi Suwitha terjadi ketika korban memberi makan gajah penebar maut itu di kandangnya, Jumat pagi sekitar pukul 10.20 Wita. Ketika itu, korban memberi gajah jantan ras Lampung tersebut makan berupa buah-buahan lungsuran banten.
Tiba-tiba, gajah jantan tersebut ngamuk menyerang korban Levi Suwitha, yang baru 1 jam tiba di tempat usahanya setelah kembali dari rumah dan kantornya di Banjar Bet Ngandang, Kelurahan Sanur, Denpasar Selatan. Gajah yang ngamuk tersebut melilit tubuh korban dengan belalali seraya membantingnya ke tanah hingga terkapar ping-san.
Begitu diserang gajah peliharaannya, bos rafting yang sekarat ini langsung dilarikan beberapa stafnya yang berada di lokasi musibah ke RSUD Klungkung di Semarapura. Namun sayang, nyawanya tidak bisa diselamatkan. “Saat tiba di UGD RSUD Klungkung, korban dinyatakan sudah meninggal oleh tim medis,” ujar sumber di lapangan, Jumat kemarin.
Berdasarkan pemeriksaan tim medis di RSUD Klungkung, korban Levi Suwitha mengalami sejumla luka. Salah satunya, luka robek di kepala samping kiri atas dengan panjang 5 cm, lebar 3 cm, dan kedalaman 2 cm. Selain itu, luka robek di dada kanan dengan panjang 3 cm, lebar 1 cm, dan kedalaman 3 cm. Bos rafting berusia 60 tahun ini juga menderita luka robek di paha kiri dan luka lecet di wajah.
Hanya saja, ketika awak media tiba di RSUD Klungkung, pihak keluarga tidak berkenan kasus ini diekpsose media. “Mohon maaf, kami masih berduka, jangan foto-foto,” ujar seorang kerabat korban. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jenazah korban tiba di RS Sanglah, Jumat siang pukul 14.30 Wita. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan luar mulai pukul 14.45 Wita. Dari pemeriksan luar, korban juga mengalami luka lecet tekan berbentuk lingkaran sesuai dengan gambaran telapak kaki gajah di bagian perut dan dada. “Terdapat lecet tekan berbentuk lingkaran, 2 di dada dan 1 di perut kanan bawah,” ungkap Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin.
Luka lainnya yang dialami korban, kata dr IB Alit, ditemukan patah tulang paha kanan dan kiri, serta patah tulang iga kanan dan kiri bagian depan. “Jenazah juga mengalami patah tulang dada. Ini baru hasil PL. Sebab kematiannya, belum dapat ditentukan karena tidak dilakukan otopsi jenazah,” tandas dr IB Alit.
Sementara, Kapolsek Banjarangkan AKP Ni Luh Wirati mengatakan peristiwa maut yang menimpa korban Levi Suwitha terjadi Jumat pagi sekitar pukul 10.20 Wita. Awalnya, korban datang dari rumahnya di Denpasar ke lokasi usahanya di Banjar Kawan, Desa Bakas sekitar pukul 09.00 Wita.
Sempat ngobrol dengan stafnya, bos rafting ini kemudian menuju kandang gajah jantan ras Lampung peliharaannya untuk diberikan makan. “Dari keterangan sejumlah saksi, saat memberikan makan gajah peliharaannya, kondisi korban kurang sehat. Kemudian, korban diserang gajahnya. Jadi, ini murni tewas karena kecelakaan,” ujar Kapolsek Luh Wirati.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, wakil manajemen wahana Bakas Levi Rafting dan Elephant Tour, I Nyoman Merta, menampik kalau bosnya tewas karena diserang gajah. Menurut dia, selain kondisinya kurang sehat saat kejadian, korban Levi Suwitha juga memiliki memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung.
Sebelum kejadian maut, kata dia, ada yang aneh dari mata korban, yakni terlihat berkaca-kaca. “Mungkin itu karena beliau kelelahan, lantaran belakangan ini aktivitasnya cukup padat. Maklum, ada serentetan upacara adat,” ujar Nyoman Merta.
Dia menceritakan, korban Nyoman Levi Suwitha sudah merintis wahana Levi Rafting dan Elephant Tour di tanah kelahirannya di Banjar Kawan, Desa Bakas, sesaat setelah tragedi Bom Bali I, 12 Oktober 2002. Sampai saat ini, terdapat 8 ekor gajah di mini zoo milik korban. Selain gajah, juga ada beberapa reftil dan burung.
Selama ini, korban Levi Suwitha disebutkan sangat menyayangi gajah-gajah peliharannya. “Beliau sangat sayang hewan-hewan tersebut. Beliau selalu datang bolak-balik Denpasar-Klungkung hanya untuk melihat hewan peliharannya,” kenang Merta. Almarhum Nyoman Levi Suwitha berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercintanya, Ida Ayu Komang Wahyuni, dan 5 orang anak. *wa,in
Tiba-tiba, gajah jantan tersebut ngamuk menyerang korban Levi Suwitha, yang baru 1 jam tiba di tempat usahanya setelah kembali dari rumah dan kantornya di Banjar Bet Ngandang, Kelurahan Sanur, Denpasar Selatan. Gajah yang ngamuk tersebut melilit tubuh korban dengan belalali seraya membantingnya ke tanah hingga terkapar ping-san.
Begitu diserang gajah peliharaannya, bos rafting yang sekarat ini langsung dilarikan beberapa stafnya yang berada di lokasi musibah ke RSUD Klungkung di Semarapura. Namun sayang, nyawanya tidak bisa diselamatkan. “Saat tiba di UGD RSUD Klungkung, korban dinyatakan sudah meninggal oleh tim medis,” ujar sumber di lapangan, Jumat kemarin.
Berdasarkan pemeriksaan tim medis di RSUD Klungkung, korban Levi Suwitha mengalami sejumla luka. Salah satunya, luka robek di kepala samping kiri atas dengan panjang 5 cm, lebar 3 cm, dan kedalaman 2 cm. Selain itu, luka robek di dada kanan dengan panjang 3 cm, lebar 1 cm, dan kedalaman 3 cm. Bos rafting berusia 60 tahun ini juga menderita luka robek di paha kiri dan luka lecet di wajah.
Hanya saja, ketika awak media tiba di RSUD Klungkung, pihak keluarga tidak berkenan kasus ini diekpsose media. “Mohon maaf, kami masih berduka, jangan foto-foto,” ujar seorang kerabat korban. Selanjutnya, jenazah korban dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jenazah korban tiba di RS Sanglah, Jumat siang pukul 14.30 Wita. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan luar mulai pukul 14.45 Wita. Dari pemeriksan luar, korban juga mengalami luka lecet tekan berbentuk lingkaran sesuai dengan gambaran telapak kaki gajah di bagian perut dan dada. “Terdapat lecet tekan berbentuk lingkaran, 2 di dada dan 1 di perut kanan bawah,” ungkap Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Jumat kemarin.
Luka lainnya yang dialami korban, kata dr IB Alit, ditemukan patah tulang paha kanan dan kiri, serta patah tulang iga kanan dan kiri bagian depan. “Jenazah juga mengalami patah tulang dada. Ini baru hasil PL. Sebab kematiannya, belum dapat ditentukan karena tidak dilakukan otopsi jenazah,” tandas dr IB Alit.
Sementara, Kapolsek Banjarangkan AKP Ni Luh Wirati mengatakan peristiwa maut yang menimpa korban Levi Suwitha terjadi Jumat pagi sekitar pukul 10.20 Wita. Awalnya, korban datang dari rumahnya di Denpasar ke lokasi usahanya di Banjar Kawan, Desa Bakas sekitar pukul 09.00 Wita.
Sempat ngobrol dengan stafnya, bos rafting ini kemudian menuju kandang gajah jantan ras Lampung peliharaannya untuk diberikan makan. “Dari keterangan sejumlah saksi, saat memberikan makan gajah peliharaannya, kondisi korban kurang sehat. Kemudian, korban diserang gajahnya. Jadi, ini murni tewas karena kecelakaan,” ujar Kapolsek Luh Wirati.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, wakil manajemen wahana Bakas Levi Rafting dan Elephant Tour, I Nyoman Merta, menampik kalau bosnya tewas karena diserang gajah. Menurut dia, selain kondisinya kurang sehat saat kejadian, korban Levi Suwitha juga memiliki memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung.
Sebelum kejadian maut, kata dia, ada yang aneh dari mata korban, yakni terlihat berkaca-kaca. “Mungkin itu karena beliau kelelahan, lantaran belakangan ini aktivitasnya cukup padat. Maklum, ada serentetan upacara adat,” ujar Nyoman Merta.
Dia menceritakan, korban Nyoman Levi Suwitha sudah merintis wahana Levi Rafting dan Elephant Tour di tanah kelahirannya di Banjar Kawan, Desa Bakas, sesaat setelah tragedi Bom Bali I, 12 Oktober 2002. Sampai saat ini, terdapat 8 ekor gajah di mini zoo milik korban. Selain gajah, juga ada beberapa reftil dan burung.
Selama ini, korban Levi Suwitha disebutkan sangat menyayangi gajah-gajah peliharannya. “Beliau sangat sayang hewan-hewan tersebut. Beliau selalu datang bolak-balik Denpasar-Klungkung hanya untuk melihat hewan peliharannya,” kenang Merta. Almarhum Nyoman Levi Suwitha berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercintanya, Ida Ayu Komang Wahyuni, dan 5 orang anak. *wa,in
Komentar