Korban Penipuan Calo PMI Dilatih Jadi Barista
TABANAN, NusaBali
Diiming-imingi kerja di Malaysia, namun dua calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) malah ditelantarkan oleh calo, walaupun sudah membayar masing-masing sebesar Rp 15 juta.
Pengalaman buruk itu pun membuat Muhamad Fahrul Farizi, 22, dan Danu Ega Ramadhani, 22, bersedia mengikuti pelatihan di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Mahatmia, Tabanan.
Ditemui Minggu (9/10), kedua pemuda asal Desa Kencong, Jember, Jawa Timur ini sedang dilatih meracik kopi robusta khas Tabanan. "Kami belum sebulan dilatih, baru tanggal 18 Agustus 2022 kemari (Mahatmia)," ungkap Farizi.
Penipuan calo PMI, kata Fauzi, terjadi pada 2020, seusai lulus SMK. Denga dijanjikan pekerjaan di pabrik mesin negara Malaysia, bersama tujuh orang lainnya dikenai beaya masing-masing Rp 15 juta. Amun setelah pembayaran, para calon PMI dipingpong ke berbagai kota dengan alasan pengurusan visa. “Kami dibawa ke Solo terlebih dahulu, kemudian dibawa ke Semarang," jelas Farizi.
Dengan kondisi ini pun karena ada tawaran untuk dilatih di Mahatmia, mereka menyangupi ajakan tersebut. Tujuannya hanya satu ingin mendapatkan pekerjaan. "Kebetulan kami ditawarkan dilatih, kami pilih barista, karena minat memang di barista," imbuhnya.
Kepala BRSPDSN Mahatmiya Bali di Tabanan, Sumarno Sri Wibowo menjelaskan, kedua calon PMI ditawari pelatihan barista, hingga Agustus lalu datang ke Sentra Mahatmiya Bali. "Kami fasilitasi untuk menambah skill," jelasnya.
Pelatihan keterampilan kerja ini diharapkan menjadi bekal bagi mereka untuk berwirausaha mandiri saat pulang ke kampung halamannya nanti. Dimana pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial melalui Sentra Mahatmiya akan memberikan pendampingan dan pembinaan keterampilan hingga bisa kembali ke masyarakat dengan keterampilan yang dimiliki.
"Nanti kalau pelatihan sudah selesai mereka bisa pulang ke kampung halaman di Jember, atau kalau mau bekerja di sini juga kami perbolehkan, kebetulan kami juga punya kedai kopi,"jelas Sri Wibowo. *des
Komentar