Hasto Perkirakan Pengumuman Capres PDIP Juni 2023
PDIP Akan Usung Sosok Capres Ideologis di Pilpres 2024
JAKARTA, NusaBali
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya akan mengusung sosok pemimpin ideologis pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Terkait siapa capresnya, Hasto mengungkapkan kemungkinan pengumuman Capres PDIP akan dilakukan Juni 2023 mendatang. Hal tersebut disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat menjawab pertanyaan dosen Fisipol UGM, Dr Mada Sukmajati, mengenai calon presiden (Capres) yang akan diusung PDIP di 2024 dan bagaimana memastikan visi serta program partai akan diwujudkan sang calon. Hal tersebut terungkap dalam diskusi Election Corner bertajuk ‘Mengembalikan Politik Programatik di Pemilu 2024’ yang diselenggarakan Fisipol UGM di Jogjakarta, Senin (10/10). Pertama, kata Hasto, mengenai sosok pemimpin yang diusung adalah pemimpin yang mampu membawa Indonesia menjadi pemimpin bagi bangsa-bangsa di dunia.
"Maka ia adalah pemimpin yang ideologis, yang memiliki kemampuan teokratis, yang memiliki rekam jejak sejarah yang panjang, dan yang kuat," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya yang diterima NusaBali, Senin kemarin. Untuk itu, pemimpin harus ditopang oleh kekuatan kolektif partai politik atau gabungan partai politik.
Jangan sampai terjadi lagi ‘tsunami’ politik di 2014, ketika Jokowi-JK memerlukan 1,5 tahun hanya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan akibat parlemen dikuasai parpol non pendukung. Oleh karena itu, PDIP mempersiapkan dan merancang satu gabungan partai politik agar pemerintahannya efektif. Kemudian mayoritas dukungan Presiden dari rakyat 50 persen plus 1 tercermin juga di parlemen.
“Makanya lobi politik penting. Negosiasi itu perlu, jalan-jalan sehat itu perlu, naik kuda bersama itu perlu. Sekarang naik perahu juga perlu karena Jakarta banjir,” tambah Hasto disertai tawa peserta diskusi. Kedua, Hasto menjelaskan soal momentum. Saat ini, Presiden Jokowi masih punya 2 tahun masa jabatan hingga 2024. Sementara negara menghadapi penurunan kondisi perekonomian.
“Dalam konteks politik persoalan ekonomi ini yang paling berat saat ini. Ini yang harus kita atasi. Jangan dibawa ke kontestasi politik Pemilu 2024 yang terlalu dini. Kita punya komitmen mencapai legacy yang maksimal bagi Pak Jokowi,” kata Hasto. Ketiga, Hasto berkaca ke pengalaman ketika Jokowi dan KH Maruf Amin dicalonkan.
“Kalau kita lihat pengalaman, Pak Jokowi diumumkan pada 6 Maret 2014 oleh ibu Mega. Dan pemilunya pada bulan Juni 2014. Sehingga kalau analoginya begitu, ya kira-kira Juni tahun depan, pas bulan Bung Karno, di situ (umumkan calon presiden, Red). Meskipun semuanya akan diputuskan oleh Ibu Mega. Beliau meminta semua bersabar dan fokus pada pemulihan ekonomi,” kata Hasto.
Sedangkan Kiai Maruf diputuskan saat penetapan capres cawapresnya di KPU. Penetapan dan keputusan cawapres pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB. "Sementara pendaftarannya Senin (esok harinya). Itu real politik, dalam praktik seperti itu,” jelas Hasto.
Oleh karena itu, PDIP menyiapkan visi misi capres-cawapres terlebih dahulu. Isinya tentu menggambarkan visi Indonesia ke depan, yang senapas dengan pemerintahan Soekarno-Megawati-Jokowi. “Untuk siapa yang akan disiapkan, itu keputusannya Ibu Mega. Yang jelas, pengalaman 2014, kita mampu melahirkan banyak pemimpin,” kata Hasto sambil menyebutkan berbagai nama pemimpin daerah yang berhasil, seperti Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, Hendar Prihadi, dan lain-lain. Hasto mengatakan, misi dan visi capres PDIP progresnya sudah 80 persen. "Maka mahasiswa, kalau mau memberitahukan visi misi (capres-cawapres) ke kami, silahkan,” imbuh Hasto. *k22
Komentar