Turunkan Stunting, Buleleng Terapkan Program Indikator
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng menyusun gagasan terkait intervensi penurunan stunting berupa indikator khusus.
Untuk diketahui, pada 2022 ini, angka stunting di Buleleng sekitar 8,9 persen. Angka ini terus diupayakan ditekan secara masif. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Buleleng, Nyoman Riang Pustaka mengatakan, dalam pelaksanaan intervensi penurunan stunting Buleleng ada empat indikator difokuskan. Yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan dan anak balita di bawah 2 tahun.
Diharapkan melalui intervensi dari indikator itu, kasus stunting di Buleleng bisa diturunkan. "Seperti contoh kasus yang kami audit di Desa Pangkung Paruk misalnya, ada kasus di ibu hamil, calon pengantin, ibu pasca melahirkan dan anak di bawah 2 tahun, apa saja yang bisa dilakukan sentuhan interversinya OPD terkait itu," kata Riang Pustaka, Senin (10/10).
Selain upaya intervensi penurunan stunting, juga akan dicanangkan 64 indikator sementara layanan cakupan intervensi untuk program lanjutan. Pengampu OPD diminta untuk mengidentifikasi programnya dalam indikator itu, untuk nantinya bisa menyasar terkait intervensi ini sehingga kasus stunting bisa diminimalisir.
"Kami sinergikan kembali semua OPD terkait dengan penanganan stunting. Kami nanti akan lebih rincikan lagi semua sub kegiatan dimasing-masing OPD itu untuk pengentasan stunting," jelas Riang Pustaka yang juga mantan Camat Buleleng ini.
Untuk itu Riang Pustaka berharap, dengan capaian angka stunting di angka 8,9 persen hingga saat ini, nantinya diharapkan bisa turun setiap tahun maksimal 1 persen. "Kami harapkan agar setiap tahun, setidaknya bisa turun 1 persen. Sehingga target tahun 2024 bisa tercapai di angka 5,2 persen," pungkas Riang Pustaka.*mz
1
Komentar