Siswa SMANBARA Raih Perak OSN Tingkat Nasional
Di Bidang Ekonomi, Cetuskan Ide Aplikasi Pecinta Makanan Daerah
SINGARAJA, NusaBali
Ni Luh Gede Setiawati,18, siswa kelas XII SMAN Bali Mandara (SMANBARA) berhasil merebut medali perak dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2022 bidang ekonomi.
Luh De begitu dia biasa disapa, mencetuskan idenya untuk mengangkat kecintaan terhadap makanan daerah dalam gagasan project-nya. Sebelum berlaga di OSN tingkat nasional yang dilaksanakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah Kemendikbud Ristek, Luh De sempat menjalani seleksi di kabupaten dan provinsi sejak Agustus lalu. Seleksi di tingkat daerah itu pun dilaluinya dengan mulus, hingga akhirnya dia menjadi perwakilan Bali bersama seorang siswa SMAN 1 Singaraja dan siswa SMAN 4 Denpasar pada bidang lomba Ekonomi.
Ajang bergengsi di tingkat nasional itu pun kemudian diselenggarakan pada tanggal 3-7 Oktober lalu secara online Sebanyak 900 orang peserta di 9 bidang lomba bertarung dalam olimpiade tersebut. Khusus bidang ekonomi seluruh peserta wajib mengikuti 4 jenis tes, mulai dari penulisan gagasan project, tes tulis, presentasi gagasan project dan audisi bakat.
“Dalam tes gagasan project seluruh peserta diminta untuk membuat project yang mampu diimplementasikan di lingkungan sekitar kami. Saya kebetulan membuat project berjudul LocFoodiest singkatan dari Local Foodiest atau pecinta makanan daerah,” ucapnya saat dihubungi NusaBali melalui telepon.
Gadis asal Banjar Dinas Kelodan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Karangasem ini mengaku mengangkat ide tersebut, karena melihat persoalan di masyarakat.
Terutama minat remaja terhadap makanan khas daerah terus menurun. Sebagian remaja menganggap membuat makanan khas daerah sangat sulit, bahan susah dicari dan sangat boros bahan. Selain itu, proses memasak memerlukan waktu yang lama. “Dengan alasan-alasan di atas, remaja saat ini lebih tertarik terhadap makanan cepat saji, yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi terus menerus,” imbuh dia.
Lalu tambah Luh De lagi, idenya tersebut akan dieksekusi dengan menciptakan platform digital berupa aplikasi bernama LocFoodiest. Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk menjual makanan khas daerah. Aplikasi ini juga akan membantu masyarakat lebih mudah mengolah makanan khas daerah. Masyarakat cukup memilih makanan khas daerah apa yang ingin diolahnya, nanti akan langsung dikirimkan ke alamat customer yang sudah tercantum.
Barang yang dikirimkan adalah bahan-bahan mentah dengan takaran, bumbu dan cara pembuatan. Keunggulannya adalah masyarakat dapat lebih praktis, efektif dan efisien dalam membuat makanan khas daerah. Selain itu, dalam kemasan akan dilampirkan nutrisi-nutrisi yang terkandung dalam makanan tersebut. “Saya sih berharap mampu memperkenalkan kembali sekaligus meningkatkan kecintaan masyarakat khususnya remaja terhadap makanan khas daerah,” harap dia.
Setelah sukses menuliskan gagasan projectnya pada hari kedua lomba, yakni Selasa (4/10) lalu, seluruh peserta mengikuti tes tulis terkait ilmu ekonomi. Ada sebanyak 60 soal yang terdiri dari 50 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat yang dikerjakan selama 90 menit. Kemudian di hari ketiga seratusan peserta lomba dibagi menjadi sejumlah kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
Luh De saat itu bergabung dengan 4 peserta lainnya yang berasal dari Arab Saudi (siswa asal Indonesia), Banten, DKI Jakarta, Aceh. Dalam tes ini mereka masing-masing memaparkan gagasan tentang project mereka masing-masing. Kemudian memutuskan mengkolaborasikan project mereka bersama. Project mereka yakni Kelana: Discover Indonesia yang akan dipresentasikan kepada dewan juri dengan Bahasa Inggris.
Lalu tes terakhir yakni audisi bakat yang ditampilkan kelompok. Luh De dan kelompoknya memilih tampil dengan konsep Wonderland Indonesia, masing-masing ada yang berpuisi, menyanyi, dan menari tarian khas daerah. Seluruh nilai sub lomba kemudian diakumulasi dewan juri dan menetapkan Luh De meraih juara Perak.
Sementara itu Guru Pembina Ni Putu Riana Ayu Ningsih dikonfirmasi terpisah mengatakan sebenarnya SMAN Bali Mandara mengirimkan 5 orang siswa terbaiknya untuk mengikuti OSN bidang ekonomi. Namun yang berhasil lolos ke tingkat nasional hanya Luh De.
Riana yang juga guru ekonomi ini mengatakan pembinaan siswanya di sekolah diberikan latihan-latihan soal dan pendampingan latihan pencetusan ide project. Selanjutnya guru pembina mempercayakan sepenuhnya kepada siswa terbaik mereka. “Luh De sebenarnya tahun lalu juga lolos ke tingkat nasional namun belum sempat meraih medali. Nah tahun ini pembinaan saya lebih dititik beratkan pada hasil evaluasi dan kekurangan tahun lalu di mikro ekonomi, makro ekonomi, soal bahasa inggris dna ide project dan penggalian minat bakat yang baru diadakan tahun ini,” kata Riana. *k23
Komentar