Krama Nusa Penida Gelar Nyepi Segara
SEMARAPURA, NusaBali
Kecamatan Nusa Penida, Klungkung menggelar tradisi Nyepi Segara selama sehari penuh pada Anggara Kliwon Dukut, Selasa (11/10).
Segala aktivitas perairan di wilayah Nusa Penida harus steril. Akitvitas penyeberangan dan menangkap ikan libur. Tidak ada sanksi secara tertulis, namun krama tidak berani melanggar penyepian ini.
Nyepi Segara di Nusa Penida berlangsung selama 24 jam penuh mulai Selasa pukul 06.00 Wita hingga Rabu (12/10) pukul 06.00 Wita. Saat Nyepi Segara krama pantang beraktivitas di laut. Nyepi Segara merupakan ritual rutin setiap setahun sekali. Tradisi ini serangkaian upacara ngusaba yang digelar secara bergilir setahun sekali di Pura Penataran Ped Desa Adat Ped dan Pura Batumedawu Desa Adat Suana pada Purnama Kapat, Soma Wage Dukut. “Ngusaba (tingkat madya) kali ini berlangsung di Pura Batumedawu,” ujar Ketua PHDI Klungkung, I Putu Suarta.
Nyepi Segara memiliki makna penting bagi masyarakat Nusa Penida. Prosesi ini merupakan wujud rasa bakti dan syukur masyarakat terhadap lautan yang memberikan penghidupan kepada warga di Nusa Penida. Serangkaian upakara tersebut, caru tawur dilarung di laut dihaturkan kepada Ida Bhatara Baruna. Nyepi Segara juga sebagai bentuk penghormatan terhadap laut. “Kurban yang dihaturkan agar bermanfaat bagi alam dan laut dibiarkan hening untuk mencapai keseimbangannya,” ujar Suarta.
Pantauan di lapangan seluruh aktivitas penyeberangan dari Klungkung daratan, termasuk dari Pelabuhan Padangbai atau Sanur menuju Kecamatan Nusa Penida dan sebaliknya ditutup selama sehari. Sesuai Babad Noesa, sejarah Nyepi Segara berawal dari nenek moyang di Nusa Penida yang merupakan seorang pelaut. Atas kekayaan laut yang dianugerahkan secara melimpah kepada masyarakat, maka mereka menghaturkan upacara Mulang Pakelem ke laut sebagai bentuk rasa syukur atas anugerah yang diberikan dari laut. Makelem dilakukan di areal Pantai Desa Adat Suana.
Upacara Pakelem sebagai wujud persembahan kepada Dewa Baruna, selaku penguasa laut. Ngusaba ini merupakan rangkaian upacara pembersihan buana alit dan buana agung khususnya di segara. Sehari menjelang ngusaba dilanjutkan dengan Nyepi Segara. *wan
Komentar