Tabrakan dengan Wisatawan, Bendesa Kertabuana Meninggal
Mobil APV Nyungsep ke Parit, 1 Tewas, 4 Luka-luka
SEMARAPURA, NusaBali
Kecelakaan maut antara sepeda motor Suzuki Shogun DK 5937 MT yang dikendarai Bendesa Adat Kertabuana, Desa Batukandik, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, I Nengah Merta Gunada,52, melawan sepeda motor Honda Vario DK 5151 NW yang dikendarai wisatawan asal Spanyol, Ruiz Andres,34, terjadi di Jalan Raya Banjar Buyuk, Desa Kutampi Kaler, Nusa Penida, Selasa (11/10) pagi.
Akibat kecelakaan itu, Bendesa Nengah Gunada meninggal dunia di lokasi TKP setelah mengalami cedera kepala berat (CKB). Sedangkan, wisatawan Spanyol, Andres yang membonceng temannya Egle Vysniauskaite, 34, tidak mengalami luka-luka.
Informasi di lapangan dan sesuai rekaman CCTV yang beredar, kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 Wita. Ketika itu Andres yang membonceng Egle dengan mengendarai sepeda Motor Honda Vario melaju dari arah Pelabuhan Buyuk, kemudian setelah ketemu pertigaan di jalan utama Andres berbelok kanan untuk menyeberang.
Ketika hendak menyeberang dari arah barat ke timur, juga melaju Bendesa Nengah Gunada, dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Shogun. Akhirnya kecelakaan maut pun tidak terhindarkan, hingga membuat Bendesa Nengah Gunada meninggal dunia di lokasi akibat CKB. Selanjutnya jenazah korban dititip di RSUD Gema Santi Nusa Penida.
Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Gede Redastra mengatakan setelah menerima laporan kecelakaan itu petugas langsung turun ke lokasi untuk menggelar olah TKP, dan meminta keterangan sejumlah saksi. Termasuk meminta keterangan terhadap wisatawan Spanyol tersebut. "Kami masih melakukan penyelidikan," ujar Kompol Redastra.
Terpisah Perbekel Desa Batukandik, I Wayan Katon, mengatakan sebelum Bendesa Nengah Gunada mengalami kecelakaan yang bersangkutan sempat ikut rapat di SMPN Satap 2 Batukandik terkait pembangunan. Setelah rapat Bendesa Gunada menuju ke Desa Kutampi Kaler, saat perjalanan itulah bendesa mengalami kecelakaan. "Jenazah almarhum masih dititip di RS Gema Santi," ujar Katon.
Atas kejadian ini Perbekel Wayan Katon dan tentunya krama merasa sangat kehilangan terlebih almarhum merupakan seorang bendesa. Selain itu Bendesa Gunada juga menjadi anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Batukandik. "Selama ini kami juga intens berkomunikasi di desa, beliau orangnya low profile," kata Katon.
Sementara di TKP berbeda, sebuah mobil Suzuki APV DK 1565 EL yang mengangkut 5 orang rombongan keluarga tiba-tiba nyungsep ke parit di Jalan Bypass Prof Dr Ida Bagus Mantra sebelah timur Simpang Empat Watu Klotok, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung, Selasa dinihari kemarin. Akibatnya 1 orang tewas dan 4 orang luka-luka dalam peristiwa ini. Korban tewas, yakni Ni Made Wiliawan Cipta Ningsih,26, yang merupakan istri dari pengemudi mobil Suzuki APV DK 1565 EL I Kadek Suwastika,27. Ningsih tewas di lokasi TKP diduga akibat benturan keras saat kecelakaan dengan luka kaki bengkak. Sementara sang suami mengalami luka robek pada dahi, kaki kiri bengkak dan langsung dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Klungkung.
Sedangkan, tiga orang penumpang lainnya merupakan ketiga anak dari pasangan suami istri Kadek Suwastika dengan Ningsih tersebut masih menjalani perawatan insentif IGD RSUD Klungkung. Masing-masing I Komang Radika Wardiasa Bagaskara,2, mengalami luka kedua kaki bengkak dan bibir, I Kadek Deva Kariarta Putra,7, dahi robek dan kaki kiri bengkak, dan Ni Luh Putu Cantika Budianingsih,9, luka pelipis kiri lecet,bahu kiri lecet dan kaki kiri pegal.
Informasi di lapangan kecelakaan maut tersebut bermula saat Suwastika mengemudikan mobil Suzuki APV dari arah timur menuju barat jalur Karangasem-Klungkung, Selasa dinihari, dengan membawa istri dan ketiga anaknya. Rombongan sekeluarga tersebut diketahui dalam perjalanan dari Karangasem hendak menuju alamat tinggalnya di Jalan Gunung Batur, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar.
Namun, ketika melintas di Jalan Bypass Prof IB Mantra, sebelah timur Simpang Empat Watu Klotok, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung, pukul 04.00 Wita, tiba-tiba mobil kehilangan kendali, kemudian oleng ke kiri jalan hingga nyungsep ke parit. Akibatnya, kondisi mobil bagian depan ringsek.
Warga sekitar dan pengendara yang melihat kejadian itu langsung memberikan pertolongan kepada para korban termasuk ada yang melapor ke petugas kepolisian.
Akhirnya bersama patugas, 4 orang korban berhasil dievakuasi dari dalam mobil, yakni Ningsih dan 3 orang anaknya. Sedangkan suaminya masih tergencet di dalam mobil. Dari 4 korban yang berhasil dievakuasi kondisi Ningsih sudah meninggal dunia, sedangkan ketiga anaknya luka-luka dan langsung dilarikan ke IGD RSUD Klungkung.
Kemudian proses evakuasi terhadap Suwastika pun berlangsung dramatis, karena untuk mengeluarkan korban dari dalam mobil harus mengerahkan Tim SAR dan BPBD Klungkung. Setelah berhasil dievakuasi Suwastika menyusul dilarikan ke RSUD Klungkung. Kasi Humas Iptu Agus Widiono, mengatakan begitu menerima laporan kecelakaan tersebut, petugas dari Sat Lantas Polres Klungkung langsung turun ke lokasi kejadian dan mengevakuasi korban, olah TKP serta meminta keterangan sejumlah saksi. "Diduga sopir kehilangan kendali karena mengantuk," kata Widiono.
Saat kecelakaan itu, posisi sang istri berada di tempat duduk depan bersama anak bungsunya yang masih berusia 2 tahun. Sedangkan 2 orang anaknya duduk di bangku belakang. "Kasus ini masih kami selidiki," kata Iptu Widiono.
Koordinator Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), Komang Sudiarsa, mengatakan menanggapi laporan adanya sopir tergencet tersebut, diberangkatkan 6 personel menuju lokasi untuk membantu proses evakuasi. Akhirnya pukul 07.30 Wita korban berhasil terevakuasi dengan keadaan selamat.
"Korban terjepit kabin mobil dengan kondisi patah tulang paha dan cedera di kepala," ujar Sudiarsa. Proses evakuasi berlangsung kurang lebih setengah jam lamanya. Selanjutnya Suastika dibawa ke RSUD Klungkung dengan menggunakan Ambulans RSUD Klungkung. Selama proses evakuasi melibatkan tim SAR gabungan dari Basarnas Bali, Polsek Klungkung, BPBD Klungkung, RSUD Klungkung dan masyarakat setempat. Selanjutnya mobil itu dievakuasi dengan cara diderek. *wan
1
Komentar