Cegah Stunting Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
DENPASAR, NusaBali
Selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali yang memiliki tanggung jawab mengawal perkembangan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya-upaya strategis, Ny Putri Koster terus melakukan sosialisasi melalui media elektronik dan juga media cetak.
Sosialisasi dengan melibatkan media ini dilakukan untuk
mempermudah penyebaran informasi hingga masyarakat yang paling terpencil
posisi tempat tinggalnya.
mempermudah penyebaran informasi hingga masyarakat yang paling terpencil
posisi tempat tinggalnya.
"Tim Penggerak PKK sebagai mesin
penggerak kegiatan aksi sosial dan sosialisasi, akan melibatkan seluruh
kader mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, kelurahan, kecamatan, desa
hingga tingkat banjar. Kegiatan ini aktif dilakukan kader di tingkat
paling bawah, dan kemudian wajib mencatat dan melaporkan hasil
perkembangan warganya, terutama terkait kondisi kesehatan, ketersediaan
pangan dan kebutuhan konsumsi dan gizi bagi tubuh mereka, terutama bagi
bayi, balita, ibu hamil, ibu habis melahirkan dan lansia. Ketepatan
konsumsi pangan bagi tubuh itu sangat penting karena akan mempengaruhi
daya tangkap cara berpikir dan mengelola otak, perkembangan fisik tubuh
dan organnya (pencegahan stunting). Sehingga kerjasama antar semua pihak
sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera", kata Ny
Putri Koster, dalam acara Dialog Bahtera (Bahagia dan Sejahtera) dengan
tema 'Cegah Stunting Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat', di
Studio Bali TV, Kamis (13/10).
Selain itu, kata dia, kerjasama
antara pemerintah, kader PKK dan masyarakat menjadi kunci bagi
terwujudnya kesejahteraan. "Hidup sehat itu tidak bisa hanya bermodalkan
teori semata, namun harus adanya niat dan peran serta masyarakat itu
sendiri untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Karena dengan
menanamkan perilaku atau pola hidup yang bersih maka tubuh juga akan
mencerna makanan yang sehat, cara berpikir yang kreatif dan positif
serta daya tahan tubuh yang juga akan memiliki imun dan berkembang
menjadi kuat sehingga angka stunting dapat kita minimalkan," imbuh Ny
Putri Koster yang dikenal memiliki banyak gagasan dalam menjaga
keseimbangan bahan pangan warga melalui penerapan pola HATINYA PKK bagi
setiap warga, sekaligus mampu menjaga keseimbangan perputaran
perekonomian rakyat, terlebih di tahun terakhir dunia dan Bali salah
satunya menjadi daerah terimbas pandemi Covid-19.
Ny Putri
Koster menambahkan Bali termasuk memiliki angka stunting yang kecil jika
dibandingkan provinsi lain di Indonesia. "Namun kita tidak boleh
teledor atau lalai agar angka stunting tidak beranjak dari angka saat
ini (9,28%) menjadi naik lagi," harapnya.
Ketua Pengda Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Bali, I Made Kerta Duana
mengatakan bahwa yang mempengaruhi stunting atau gangguan tumbuh kembang
dengan bayi pada periode 1.000 hari pertama kehidupannya adalah
kurangnya energi kronis (KEK)dan infeksi berulang pada tubuhnya, baik
itu karena kekurangan pemenuhan gizi dan kurangnya perhatian orangtua
terhadap kestabilan tumbuh kembang antara berat badan dengan usia.
Made
Kerta Duana juga menyebut orangtua wajib membekali diri dan memiliki
kecakapan dalam melahirkan, mendidik dan memantau tumbuh kembang bayi
yang sesuai dengan usia. Karena pencegahan kurang gizi dan penyakit
infeksi dapat dilakukan sejak dini, dengan cara menyeimbangkan gerakan
fisik, pemilihan makanan yang tepat dengan kebutuhan tubuh dan
kelengkapan gizi. "Tidak harus mahal dan tidak harus impor namun
memiliki gizi yang diperlukan oleh tubuh kita untuk berkembang dengan
baik," tegasnya. *
1
Komentar