Jalan Bangli - Besakih di Yangapi Putus, Warga Bangun Jembatan Batang Kelapa
Pembuatan jembatan darurat ini sebagai upaya agar akses jalan minimal bisa dilewati oleh sepeda motor utamanya untuk kepentingan siswa.
BANGLI, NusaBali
Jalan Bangli - Besakih, tepatnya di jalur Desa Tembuku ke Desa Yangapi atau di sebelah barat Pasar Yangapi, Kecamatan Tembuku, Bangli, putus sejak beberapa hari lalu. Untuk mempermudah akses, maka warga dan aparat b membangun jembatan darurat dengan memanfaatkan batang pohon kelapa dan bambu.
Proses pembuatan jembatan darurat tersebut dilakukan Kamis (13/10). Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Bangli I Wayan Wardana mengatakan jalan yang putus merupakan jalan provinsi, termasuk jalur yang sama pada jalan putus yang memakan korban jiwa di Kelurahan Cempaga, Bangli.
Jelas dia, jalan ini cukup ramai dilalui masyarakat baik untuk aktivitas ke pasar, bekerja, puskesmas, rumah sakit, termasuk para siswa SMP dan SMA/SMK. Oleh karea itu, masyarakat bergotong royong bersama petugas gabungan membuat jembatan darurat. "Pembuatan jembatan darurat ini sebagai upaya agar akses jalan minimal bisa dilewati oleh sepeda motor utamanya untuk kepentingan siswa sekolah agar dari segi waktu bisa lebih cepat ditempuh," jelasnya.
Jika melalui jalur lain, mereka harus memutar cukup jauh. Contohnya, ke arah selatan hingga wilayah Klungkung. Semetara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD dan Damkar Bangli Agus Sutapa menyebutkan, gagasan pembuatan jembatan ini sepenuhnya diinisiasi oleh warga sekitar dengan bahan material seperti bambu dan batang kelapa. "Gerakan ini murni dari niat semangat gotong royong para pihak," ujarnya.
Gotong royong ini juga melibatkan BPBD,TNI/Polri, PU Provinsi, Kecamatan Tembuku, Desa, Relawan, dan warga sekitar. Terkait keamanan, Agus Sutapa menyebutkan jembatan darurat ini sudah mendapat kajian teknis dari instansi, terutama kelabilan tanah dan rancangan konstruksi darurat. Ke depannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Di sisi lain, jalan putus yang minimbulkan korban jiwa dan luka di Kelurahan Cempaga, tidak diadakan kegiatan pembangunan jembatan darurat. Mengingat masih banyak jalan alternatif dan dari sisi waktu tidak begitu lama memutar menuju kota Bangli. "Tim Provinsi Bali sudah turun di lokasi. Sesuai perencanaan Dinas PU Provinsi, akses jalan ini segera akan dibuatkan permanen," imbuhnya.
Salah seorang warga Nyoman Sandisaya mengatakan sejak pagi bergotongroyong untuk membangun jembatan tersebut. Sampai Kamis sore kemarin, pengerjaan belum tuntas. Jembatan dari batang kepala dan bambu ini panjang sekitar 12 meter. "Ketika sudah selesai, maka sepeda motor yang melintas bisa bergantian," sebutnya. Kata dia, masyarakat berharap agar jalan provinsi ini segera apat penanganan sehingga aktivitas bisa kembali normal. *esa.
Proses pembuatan jembatan darurat tersebut dilakukan Kamis (13/10). Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Bangli I Wayan Wardana mengatakan jalan yang putus merupakan jalan provinsi, termasuk jalur yang sama pada jalan putus yang memakan korban jiwa di Kelurahan Cempaga, Bangli.
Jelas dia, jalan ini cukup ramai dilalui masyarakat baik untuk aktivitas ke pasar, bekerja, puskesmas, rumah sakit, termasuk para siswa SMP dan SMA/SMK. Oleh karea itu, masyarakat bergotong royong bersama petugas gabungan membuat jembatan darurat. "Pembuatan jembatan darurat ini sebagai upaya agar akses jalan minimal bisa dilewati oleh sepeda motor utamanya untuk kepentingan siswa sekolah agar dari segi waktu bisa lebih cepat ditempuh," jelasnya.
Jika melalui jalur lain, mereka harus memutar cukup jauh. Contohnya, ke arah selatan hingga wilayah Klungkung. Semetara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD dan Damkar Bangli Agus Sutapa menyebutkan, gagasan pembuatan jembatan ini sepenuhnya diinisiasi oleh warga sekitar dengan bahan material seperti bambu dan batang kelapa. "Gerakan ini murni dari niat semangat gotong royong para pihak," ujarnya.
Gotong royong ini juga melibatkan BPBD,TNI/Polri, PU Provinsi, Kecamatan Tembuku, Desa, Relawan, dan warga sekitar. Terkait keamanan, Agus Sutapa menyebutkan jembatan darurat ini sudah mendapat kajian teknis dari instansi, terutama kelabilan tanah dan rancangan konstruksi darurat. Ke depannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Di sisi lain, jalan putus yang minimbulkan korban jiwa dan luka di Kelurahan Cempaga, tidak diadakan kegiatan pembangunan jembatan darurat. Mengingat masih banyak jalan alternatif dan dari sisi waktu tidak begitu lama memutar menuju kota Bangli. "Tim Provinsi Bali sudah turun di lokasi. Sesuai perencanaan Dinas PU Provinsi, akses jalan ini segera akan dibuatkan permanen," imbuhnya.
Salah seorang warga Nyoman Sandisaya mengatakan sejak pagi bergotongroyong untuk membangun jembatan tersebut. Sampai Kamis sore kemarin, pengerjaan belum tuntas. Jembatan dari batang kepala dan bambu ini panjang sekitar 12 meter. "Ketika sudah selesai, maka sepeda motor yang melintas bisa bergantian," sebutnya. Kata dia, masyarakat berharap agar jalan provinsi ini segera apat penanganan sehingga aktivitas bisa kembali normal. *esa.
1
Komentar