nusabali

Belasan Toko di Pasar Blahkiuh Hangus

  • www.nusabali.com-belasan-toko-di-pasar-blahkiuh-hangus

Belasan toko di Pasar Desa Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, terbakar hebat pada Senin (1/5) sekitar pukul 00.40 Wita.

Diduga akibat korsleting listrik, kerugian ditaksir Rp 2 miliar lebih.


MANGUPURA, NusaBali
Kebakaran diduga dipicu hubungan pendek arus listrik (korsleting) dari salah satu ruko hingga kemudian api merembet dan meluluhlantakkan deret toko lainnya. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti musibah ini. Ditaksir kerugian material mencapai Rp 2 miliar lebih.

Informasi di lapangan, mula-mula penjaga pasar bernama I Gede Ardana, 34, dan IB Joni Adi, 35, melihat ada asap mengepul dari ruko nomor 3, milik I Putu Jelantik, di bagian utara. Setelah melihat asap lalu keluarlah percikapan api yang dalam waktu sekejap sudah semakin membesar karena di dalam toko tersebut selain menjual sembako juga menjual minyak tanah dan gas.

Melihat api semakin membesar dan melahap pertokoan dengan ukuran 30 x 8 meter tersebut, kedua saksi lalu menghubungi pemadam kebakaran dari pos Kecamatan Abiansemal. Datang pertama kali 2 unit mobil pemadam. Mobil pemadam lainnya menyusul dari pos Kecamatan Petang sebanyak 2 unit, Mengwi 1 unit, pos Puspem 1 unit, dan pos Induk 1 unit.

“Total mobil pemadam yang kami kerahkan berjumlah 8 unit. Petugas yang memadamkan api perlu waktu hampir dua jam atau sekitar pukul 02.00 Wita, api baru berhasil dipadamkan setelah petugas membuka rolling door untuk memudahkan penyiraman,” tutur Kabid Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung I Dewa Nyoman Oka, saat ditemui di lokasi.

Terkait penyebab kebakaran, Dewa Oka belum bisa memastikan. “Penyebab dugaan awal dari korsleting listrik. Tapi saat ini polisi masih lidik untuk mengetahui penyebab pasti,” katanya.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, tetapi pemilik toko mengalami kerugian sangat besar. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, pemilik toko yang mengalami kerugian di antaranya Ni Nyoman Murji (Dadong Cin), penjual alat upacara agama yang rugi hingga Rp 50 juta, I Ketut Toni Asmara, penjual emas yang alami kerugian Rp 300 juta, I Putu Jelantik, penjual sembako yang alami kerugian Rp 200 juta, Ni Made Asih, penjual sembako alami kerugian Rp 200 juta, Wayan Mudiasih pejual sembako alami kerugian Rp 200 juta, I Gusti Ngurah Anom, penjual sembako juga merugi hingga Rp 150 juta, Ni Ketu Gatri, penjual sembako yang alami kerugian Rp 150 juta. Kemudian toko yang menjual kain dan sepatu milik Ni Nengah Sari, juga ludes terbakar dengan kerugian ditaksir Rp 50 juta. Toko ini semuanya berada pada bagian depan yang menghadap ke barat atau ke jalan raya.

Sedangkan untuk deretan toko yang bagian belakang atau menghadap ke timur berjumlah lima toko. Di antaranya milik Ni Made Sunadi, penjual sembako yang alami kerugian Rp 150 juta, I Gusti Ayu Darmawati, penjual pakaian yang alami kerugian hingga Rp 180 juta, Gusti Ayu Suarni penjual alat upacara alami kerugian hingga Rp 200 juta, I Made Sugiarta penjual pakaian yang alami kerugian hingga Rp 150 juta, dan I Wayan Ganda penjual kain yang alami kerugian hingga Rp 125 juta.

Salah satu pemilik toko, Gusti Ayu Darmawati yang ditemui kemarin terlihat terpukul atas musibah ini. Didampingi suaminya Bagus Anom, 54, perempuan berusia 50 tahun itu terlihat hanya duduk-duduk tak jauh dari toko yang hanya tinggal puing-puing. “Habis semuanya, padahal baru kemarin nyetok barang untuk dijual hari ini,” kata Bagus Anom. Ia pun hanya bisa pasrah dan berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban yang harus ditanggung pascakebakaran.

Sementara itu, pemilik toko lainnya, Putu Jelantik, 75, yang ditemui di lokasi mengungkapkan tak ada firasat apapun sebelum kejadian. Jelantik menuturkan, seperti biasa, Minggu (30/4), istrinya Ni Made Damai telah menutup toko sekitar pukul 18.00 kemudian pulang ke rumahnya di Banjar Beneh Kawan, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal. Peristiwa kebakaran itu diketahui dari kerabatnya sendiri. “Jadi saat kejadian kami tidak ada di sini. Setelah diberitahu oleh saudara, baru kami langsung ke sini (Pasar Desa Adat Balahkiuh),” ungkapnya.

Dikatakannya, dirinya bersama istri telah berjualan puluhan tahun di pasar tersebut, bahkan sebelum berdirinya toko. Musibah kebakaran ini baru pertama kali terjadi. Akibat kejadian tersebut, dia mengaku rugi ratusan juta rupiah. “Ada sembako, selain itu ada beras dan minyak tanah, tapi sedikit, dan semuanya habis,” ujar Jelantik.

Sementara Bendesa Adat Blahkiuh Ida Bagus Bajra, menyatakan, pihaknya akan segera melakukan rapat dengan jajaran beserta tokoh masyarakat. Selanjutnya akan mengajukan proposal ke Bupati untuk mohon bantuan. “Jadi melalui proposal itu diharapkan pemerintah segera turun untuk membantu agar pasar berfungsi normal kembali,” katanya ditemui terpisah.

Setelah kejadian ini pihaknya berencana melakukan upacara durmanggala atau penyucian. “Pasti nanti ada upacara penyucian tetapi belum pasti waktunya karena kami harus rapat dulu,” tandasnya.

Berdasarkan pengamatan lapangan, aktivitas pasar terganggu setelah musibah kebakaran. Walaupun puluhan pedagang lainnya terutama yang bermodalkan lapak seadanya masih tetap berjualan, tetapi pasar tak seramai hari biasanya. Guna memperlancar arus lalu lintas aparat kepolisian dari Polsek Mengwi dikerahkan ke lokasi. Sementara petugas dari Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Badung juga sibuk membersihkan puing-puing kebakaran bersama petugas kebersihan desa setempat. Sebagian barang yang tak bisa dimanfaatkan lagi langsung diangkut dengan bak terbuka untuk dibuang. * asa

Komentar