FSBJ Disarankan Godok Segmen Pengunjung
DENPASAR, NusaBali.com – Festival Seni Bali Jani (FSBJ) memang terkesan lebih eksklusif dibandingkan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang berformat pesta rakyat. Oleh karena itu, keramaian festival seni Bali kontemporer ini tidak seheboh PKB.
Di samping minat masyarakat umum yang belum merasa seni kontemporer sebagai tontonan menarik, optimalisasi terhadap segmen masyarakat pencinta sastra atau target pasar dari FSBJ dinilai belum cukup baik.
Padahal materi yang ditawarkan FSBJ sangat matang, diisi dengan konten atau gagasan lokal yang digarap sesuai perkembangan zaman. Hal ini dapat dilihat dari gagasan alihmedia atau mengembangkan suatu konten seni pada medium tertentu ke dalam medium lainnya.
Selain itu, juga terdapat gagasan transmedia atau menuangkan konten seni ke dalam gabungan dari beberapa medium seni. Baik itu dari bentuk teks menjadi pertunjukkan maupun film sebagai alihmedia maupun menggabungkan seni teater dengan dukungan animasi.
Menurut dua pengunjung FSBJ IV yang NusaBali.com jumpai sedang menyambangi Beranda Pustaka di Gedung Perpustakaan Widya Kusuma, Taman Budaya Bali Arts Centre Denpasar, FSBJ dinilai perlu menggodok target pasar sehingga segmen masyarakat pecinta sastra dapat dioptimalkan untuk berkunjung ke FSBJ IV.
“Mungkin FSBJ ini kurang reach out ke akun-akun media sosial yang besar dengan follower mahasiswa. Apalagi di Bali itu kan banyak ada universitas, tidak hanya Unud, di Denpasar saja itu ada Undiknas, ada Warmadewa. Mungkin kurang afiliasi ke sana,” ujar Etsa Pracintya, 26, memberikan masukan, Sabtu (15/10/2022) sore.
Menurut mahasiswa S2 Pariwisata Universitas Udayana (Unud) ini, FSBJ perlu mendekati segmen mahasiswa karena selain terdapat jurusan yang memang sesuai dengan konten FSBJ, seni kontemporer merupakan ranah generasi muda untuk berkesenian.
Untuk mendekati target pasar mahasiswa ini, Etsa menyarankan untuk menggandeng badan eksekutif kemahasiswaannya sehingga para mahasiswa dapat dimobilisasi untuk mempelajari dan menikmati sastra Bali kontemporer.
Senada dengan Etsa, Yulia Pratiwi, 26, pun merasa FSBJ perlu lebih jauh mendorong usaha promosi di samping memang menurutnya minat masyarakat terhadap seni sastra masih sedikit.
Mahasiswa S2 Linguistik Unud ini menyatakan bahwa karena kalangan penikmatnya sempit, didominasi oleh masyarakat yang memang menyukai seni kontemporer saja, sangat perlu untuk mendekati komunitas yang selaras dengan kegiatan FSBJ.
“Promosinya itu perlu lebih digencarkan lagi karena bagaimana pun seni kontemporer ini tidak kalah menarik dari seni yang dipertunjukkan dalam PKB. Bisa ajang jadi mengenalkan karya seniman Bali modern kepada dunia,” jelas Yulia di kesempatan yang sama.
Mantan pewarta budaya ini mencontohkan Beranda Pustaka yang memiliki koleksi terjemahan sastra Bali dan nasional dalam Bahasa Inggris. Keberadaan produk seni maupun sastra semacam ini dapat dinikmati oleh wisatawan luar lantaran selain berbahasa internasional, juga bentuk karya serupa dengan karya kontemporer global. *rat
1
Komentar