Wisata Puncak Bukit Gumang, Paduan Spiritual dan Uji Fisik
AMLAPURA, NusaBali
Selama puncak Usaba Kadulu Gede atau Usaba Gumang di Pura Gumang, Banjar Celuk Kauh, Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem, Redite Pon Dukut, Minggu (9/10), ribuan pamedek mendaki Bukit Gumang, mesti melintasi ratusan anak tangga.
Tak hanya saat ngusaba, banyak warga berwisata spiritual sekaligus menguji kekuatan fisik ke bukit ini. Karena untuk mencapai puncak Bukit Gumang, pamedek mesti memiliki fisik kuat.
Apalagi mendaki dengan membawa beban banten, terutama krama yang hendak membayar sasangi (kaul), mesti memikul babi guling dan sarana upakara lainnya. Selama perjalanan, wajib mengatur langkah, mengelola pikiran, perasaan, mengontrol emosi, dan mental. Sebab, seluruh fisik bergerak, hingga tubuh berkeringat, secara tidak langsung melakukan yoga asanas, terutama dalam hal pengaturan napas.
Sisi positifnya, mampu menguatkan bagian-bagian otot, dan tulang di dalam tubuh, metabolisma lancar, dan aliran darah juga lancar.
Sepanjang perjalanan, pikiran bisa diseimbangkan, karena pandangan dinetralisir adanya panorama indah, ke arah selatan, timur dan barat terlihat keindahan laut, dan ke utara ada bukit dan gunung. Di samping mendapatkan udara segar bebas dari polusi. Terlebih lagi setelah tiba di puncak, pandangan ke arah selatan, terlihat dari ketinggian lalulalang kapal-kapal feri berlayar di Selat Lombok. Pamedek yang mampu mencapai puncak Bukit Gumang, setidaknya telah menjalankan amanat Catur Yoga, yakni empat jalan menghormati dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Akhirnya saat menggelar persembahyangan, tubuh dalam kondisi bugar. Ribuan pamedek yang melakukan persembahyangan sambil berwisata spiritul itu berlangsung setiap dua tahun sekali, di setiap Usaba Kadulu Gede.
Pamedek di Pura Gumang juga dengan leluasa dapat istirahat, terutama di bale tamu yang cukup panjang di sisi selatan, dengan panorama ke laut selatan, bisa melihat Gili Tepekong, dan Pantai Objek Wisata Candidasa. Sedangkan di sisi timur ada bale agung, di sisi barat ada bale panti untuk pamangku, palinggih Ida Bhatara Gede Gumang di gaduh lanang, palinggih Ida Bhatara Istri di gaduh istri, meru tumpang tiga (tiga) linggih Ida Bhatara Gunung Agung, dan ada bale taruna, semuanya ada di lahan sekitar 1,5 hektare.
Kelian Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengatakan, setahun sebelum Usaba Kadulu Gede telah dipersiapkan, jalur pamedek dengan membangun ratusan anak tangga. Sehingga jalan tidak licin lagi. Tetapi di bagian-bagian tertentu, tanpa anak tangga, karena telah ada akar-akar pohon yang nyembul ke atas, sehingga telah tersedia pijakan untuk pamedek. Jika hujan turun, jalan tidak licin lagi.*k16
Komentar