Dua Siswi SMAN Bali Mandara Raih Jawara Nasional
Luh Putu Dian Eka Astari peringkat pertama nasional lewat karya esai berjudul ‘Tri Mandala: Tiga Jurus Lindungi HKI Indonesia’. Sedangkan Ni Kadek Namiani Tiara Putri peringkat tiga nasjonal berkat ide menjaga kekayaan intelektual lewat esai berjudul ‘Association of Young Intellectual (ASYIC): Yang Muda yang Berkarya’
Presentasikan Karya Esai tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
SINGARAJA, NusaBali
Sekolah unggulan SMAN Bali Mandara, Buleleng terus saja menorehkan prestasi membanggakan. Kali ini, dua siswi SMAN Bali Mandara meraih predikat jawara Lomba Karya Esai Tingkat Nasional 2017 yang digelar Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM), yakni Luh Putu Dian Eka Astari, 17, dan Ni Kadek Namiani Tiara Putri, 17. Atas keberhasilan, mereka dapat penghargaan khusus dari World Intellectual Property Organization (WIPO).
Dalam Lomba Karya Esai Tingkat Nasional 2017 yang digelar Kemenkum HAM di Jakarta, 26 April 2017, Luh Putu Dian Eka Astari menduduki peringkat pertama, sementara Ni Kadek Namiani Tiara Putri dapat ranking ketiga. Sedangkan posisi runner-up (peringkat) kedua diraih siswa SMAN 1 Klaten, Jawa Tengah, Rama.
Duet Luh Putu Dian Eka Astari dan Kadek Namiani Tiara Putri terpilih sebagai jawara, setelah berhasil menyisihkan 67 esai milik peserta lainnya dari seluruh Indonesia. Dian Eka Astari berhasil mencuri perhatian juri dan diputuskan sebagai juara pertama, lewat karya esai berjudul ‘Tri Mandala: Tiga Jurus Lindungi HKI Indonesia’. Sedangkan Namiani Tiara Putri menawarkan ide dalam menjaga kekayaan intelek-tual lewat esai berjudul ‘Association of Young Intellectual (ASYIC): Yang Muda yang Berkarya’.
Baik Dian Eka Astari (kini duduk di Kelas XI IPS SMAN Bali Mandara) maupun Namiani Tiara Putri (duduk di Kelas XI IPA 1 SMAN Bali Mandara) mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya esainya di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (26/4) lalu. Ternyata, Dian Eka Astari dinobatkan sebagai peringkat pertama secara nasional, sementara Namiani Tiara Putri menduduki peringkat tiga.
Kepada NusaBali, Dian Eka Astari mengaku tertarik tampilkan esai berjudul ‘Tri Mandala: Tiga Jurus Lindungi HKI Indonesia’ untuk melindungi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Indonesia, karena saat ini marak terjadi kasus plagiat. “Yang saya pikirkan untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan menyentuh pendidikan. Sebab, pendidikan adalah pondasi yang paling dasar,” papar siswi kelahiran Desa Bebalang, Kecamatan Kediri, Tabanan, 12 April 2000 ini saat ditemui NusaBali di SMAN Bali Mandara kawasan Kubutambahan, Buleleng, Senin (1/5).
Menurut Dian Eka, pondasi itu juga harus dikuatkan dari hal paling kecil, ke sedang, dan ke paling tinggi yang dia sebut Tri Mandala. Dalam tingkatan terkecil, dengan mendistribusikan buku ke sekolah-sekolah di Indonesia dan memuat ajaran HKI dalam kurikulum. Tingkat sedang, dengan membuat Dewan Riset yang terdiri atas guru antar disiplin ilmu, yang mewajibkan siswa untuk membuat karya tulis serta menuntun siswanya untuk membuat karya yang benar, terutama dalam pengam-bilan ide, penyuntingan data, dan lainnya.
“Selanjutnya, di tingkat paling tinggi, adalah melombakan hasil karya yang telah dibuat untuk selanjutnya tercipta prestasi yang gemilang bagi anak bangsa,” ujar alumnus SMPN 2 Kediri, Tabanan yang merupakan anak dari pasangan I Ketut Artana dan Ni Ketut Juni ini.
Sementara, Kadek Namiani Tiara Putri menawarkan ide dalam menjaga kekayaan intelektual lewat pembentukan asosiasi yang bertugas menfasilitasi seseorang dalam mendapatkan hak cipta bagi setiap karyanya. Berkat esai berjudul ‘Association of Young Intellectual (ASYIC), Yang Muda Yang Berkarya’, Namiani Tiara Putri berhasil meraih juara III secara nasional.
“Saya tertarik mengangkat ide ini karena orang yang tinggal di pelosok susah untuk mendapatkan hak cipta,” jelas siswi kelahiran 19 Januari 2000 asal kawasan wisata internasional Nusa Dua, Kecanatan Kuta Selatan, Badung ini.
Siswa yang sejak kecil menggunakan kaki palsu ini menjelaskan, asosiasi yang diberi nama ASYIC beranggotakan anak-anak muda yang memiliki suatu karya, namun belum mendapatkan HKI. Jadi, asosiasi ini dibentuk di tiap daerah untuk memudahkan orang-orang yang tinggal di pelosok buat mendaftarkan karya mereka agar mendapatkan HKI.
“Untuk mempromosikan karya tersebut, ASYIC akan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak agar karyanya dapat bermanfaat dan tepat guna di masyarakat,” papar Namiani Tiara Putri, alumnus SMPN 3 Kuta Selatan yang merupakan putri dari pasangan I Wayan Suarsa dan Ni Ketut Sari.
Sementara itu, setelah terpilih menjadi jawara Lomba Karya Esai Tingkat Nasional 2017, kedua siswi SMAN Bali Mandara ini berharap esai hasil karya mereka dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pikiran bagi kemajuan kekayaan intelektual anak-anak Indonesia. Kedua siswi yang maju ke tingkat nasional di bawah bmbingan guru pembina I Gede Rio Andre Sutrisna ini berharap ke depannya esainya benar-benar dijadikan acuan dan jalan keluar atas masalah HKI yang selama ini ter-jadi di Indonesia.
Sedangkan Kepala Sekolah (Kasek) SMAN Bali Mandara, I Nyoman Darta, menyatakan keberhasilan Luh Putu Dian Eka Astari dan Kadek Namiani Tiara Putri dalam Lomba Karya Esai Tingkat Nasional 2017 ini tidak terlepas berkat binaan guru-guru setempat dan keseriusan mereka dalam menggarap karya tulis. “Selain membiasakan untuk menulis, para siswa SMAN Bali Mandara juga disiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan,” tegas mantan Kasek SMAN 1 Singaraja ini, * k23
Komentar