Twitter Komitmen Jadi Corong Informasi Kredibel di Kala Krisis Bencana Alam
SAN FRANSISCO, NusaBali.com – Baru-baru ini Twitter mengumumkan bahwa mereka berkomitmen menjadi corong informasi kredibel ketika bencana alam terjadi.
Kondisi darurat dan krisis seperti bencana alam dapat menjadi ladang basah penyebaran informasi tidak benar dan menyesatkan. Untuk itu, Twitter telah menyiapkan strategi apabila pengguna menjadikan situs microblogging ini sebagai sumber pencarian informasi.
Dengan memaksimalkan fitur Moments dan Lists mereka, Twitter mampu mengarahkan para pengguna untuk mengakses informasi sesuai yang bersumber dari instansi pemerintah terkait maupun instansi swasta terpercaya.
Moments dan Lists pada prinsipnya merupakan fitur untuk mengumpulkan cuitan maupun akun dengan tema topik tertentu. Ketika krisis terjadi seperti bencana alam, pengguna yang terdampak maupun tidak dipastikan ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang sedang terjadi. Oleh karena itu, dua fitur ini membantu pengguna untuk mengumpulkan sumber informasi tersebut.
Selain ketika bencana alam sedang terjadi, Twitter pun telah bekerja sama dengan mitra tertentu untuk memberikan informasi mengenai kesiapsiagaan bencana alam yang biasanya dilakukan oleh Palang Merah suatu negara.
“Siaga menghadapi bencana memastikan tidak ada orang yang terabaikan. Twitter Australia membantu kami menyebarkan pesan kunci mengenai keselamatan dan kesiapsiagaan bencana secara nasional bagi warga Australia di saat krisis terjadi,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan Palang Merah Australia, Andrew Coghlan dalam keterangan tertulis.
Lebih jauh, berbeda dengan situs microblogging yang lain, Twitter justru memperbolehkan penggunaan bot account khusus untuk keperluan yang mendukung inisiasi penyadartahuan kedaruratan. Salah satu akun terotomasi aktif di Twitter yang memiliki fungsi kebencanaan adalah @earthquakeSF. Akun ini secara otomatis membagikan titik gempa dan detailnya dalam satu cuitan.
Selain memberikan peringatan dan informasi akun tersebut secara tidak langsung menjadi data lini masa kegempaan, khususnya di wilayah Amerika Serikat.
Menurut seorang profesor madya di Departemen Kebijakan dan Ilmu Lingkungan Universitas California di Kota Davis, Dr Frances Moore, keberadaan Twitter sebagai microblogging yang tidak hanya mengutamakan jumlah eksposur seperti jumlah suka dan retweet melainkan dibarengi dengan fitur Trending membuatnya menjadi situs yang berbasis komunitas.
“Alasan utama saya memakai Twitter sebagai sumber data lantaran tidak hanya soal jumlah eksposur tetapi juga memperlihatkan apa sih yang sedang dibicarakan orang. Ketika terjadi bencana alam seperti banjir, kita dapat melihat apa sebenarnya yang terjadi secara sosial di masyarakat,” terang Dr Moore.
Melalui fitur-fitur tersebut Twitter ingin mencitrakan situs mereka sebagai sumber data yang kredibel bahkan di saat terjadi krisis kebencanaan sekalipun. *rat
Komentar