Kenapa Sistem Pengereman ABS Sepeda Motor Perlu Diwajibkan?
Pejabat Transportasi ASEAN Disuguhi Demonstrasi Pengereman ABS
MANGUPURA, NusaBali.com – Penggunaan rem Anti-lock Braking System (ABS), sudah banyak diterapkan pada sepeda motor 250cc ke atas. Namun pada roda dua 250cc ke bawah, masih belum banyak yang menyematkan fitur keselamatan ini. Padahal pengguna sepeda motor dengan cc kecil lebih banyak dan menjadi transportasi favorit di Indonesia.
“ABS sepeda motor adalah salah satu teknologi keselamatan sepeda motor paling efektif yang tersedia hingga saat ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa sepeda motor yang dilengkapi dengan teknologi tersebut mampu mengurangi 26–33% kejadian kecelakaan, mengurangi lebih dari 30% kematian, dan 20% cedera pengendara,” ungkap Henrik Hololei, Director General Mobility and Transport, European Commision.
Data ini diungkap oleh Henrik Hololei di sela-sela ‘Pertemuan Pejabat Senior Transportasi (STOM) ASEAN ke-54’ yang diadakan di The Westin Nusa Dua, Bali pada Sabtu (15/10/2022). Sejumlah Negara saat ini memang sudah mewajibkan penggunaan ABS sepeda motor, seperti India, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
Sementara di ASEAN, baru Thailand dan Malaysia negara ASEAN yang mewajibkan sepeda motor ABS demi mempercepat penyerapan teknologi ini.
Thailand telah mengambil langkah berani dengan mengumumkan kewajiban penggunaan ABS sepeda motor mulai tahun 2024, dan Malaysia baru-baru ini mengumumkan bahwa pemasangan ABS wajib akan dimulai pada tahun 2025 untuk sepeda motor 150cc ke atas.
“Potensi penyelamatan jiwa sepeda motor ABS sangat signifikan. Di Thailand, penggunaan ABS sepeda motor diperkirakan mampu menyelamatkan hampir 6.000 hingga 9.000 nyawa dalam 5 tahun setelah regulasi ABS diterapkan,” kata Henrik.
Sementara di ASEAN, penerapan regulasi sepeda motor ABS di kawasan ini berpeluang menyelamatkan nyawa hingga 8.000 pengendara sepeda motor setiap tahun.
“Singkatnya, dengan tersedianya teknologi ABS pada sepeda motor dengan mesin berkapasitas lebih kecil di bawah 250cc, kami berharap dapat mencapai target pengurangan korban jiwa di jalan sebesar 50%,” kata Henrik.
Untuk menujukkan secara langsung manfaat ABS ini, Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS), sebuah lembaga di bawah Kementerian Tranportasi Malaysia, melakukan demonstrasi Anti-lock Braking System (ABS) sepeda motor di sela-sela ‘Pertemuan Pejabat Senior Transportasi (STOM) ASEAN ke-54’ di Nusa Dua, Sabtu (15/10/2022).
MIROS sebagai Pusat Keselamatan Jalan ASEAN telah menyelenggarakan demonstrasi bekerja sama dengan mitra keamanan kendaraannya yang terdiri dari Kemitraan Sepeda Motor ABS, Global NCAP, dan Kemitraan Stop The Crash.
“Tujuan dari demonstrasi ini adalah untuk menunjukkan kepada para pimpinan ASEAN STOM tentang manfaat dan efektivitas teknologi anti-lock braking system untuk menghindari kecelakaan yang melibatkan sepeda motor atau meminimalkan cedera serius jika terjadi kecelakaan,” kata Henrik Hololei.
Menurut Global Status Report on Road Safety yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, hampir 1,35 juta jiwa hilang setiap tahun karena kecelakaan jalan di seluruh dunia.
Di ASEAN, hampir setengah dari kematian di jalan terkait dengan penggunaan sepeda motor.
Oleh karena itu, intervensi khusus terhadap sepeda motor sangat dibutuhkan untuk membantu mengatasi tantangan keselamatan sepeda motor ini.
Di sisi lain, studi terbaru MIROS dan mitranya menemukan bahwa ada permintaan konsumen yang besar untuk sepeda motor ABS di ASEAN.
Survei menunjukkan bahwa 75% responden percaya bahwa semua sepeda motor harus dilengkapi dengan ABS. Selain itu, hampir 80% responden mendukung peraturan ABS sepeda motor yang akan diperkenalkan di seluruh ASEAN, dengan sebagian besar mendukung peraturan tersebut segera diterapkan atau dalam lima tahun ke depan.
Komentar