BNPT Gelar Latihan Gabungan Anti Teror
DENPASAR, NusaBali
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar latihan pelatihan penindakan pelaku terorisme dalam rangka pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20).
Latihan yang digelar di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Denpasar itu berlangsung selama empat hari, yakni 17-20 November 2022. Latihan tersebut melibatkan 150 personil gabungan TNI (dari raider) dan dari Polri (anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror dan Brimob).
Latihan yang digelar sebagai bentuk kesiapsiagaan nasional dalam mengamankan puncak KTT G20 pada 15-16 November 2022 itu juga melibatkan pemerintah Provinsi Bali, dalam hal ini Dinas Kesehatan, BPBD, dan unsur lainnya. Pelatihan ini digelar untuk memastikan dan menjamin pelaksanaan KTT G20 lepas dari ancaman terorisme. Latihan ini juga untuk mematangkan koordinasi dan komunikasi di lapangan.
Dalam sambutan Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam sambutannya yang dibacakan oleh Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Pol Ibnu Suhendra menegaskan bahwa masalah terorisme tetap manjadi fokus utama BNPT saat ini. Dikatakan, pada acara puncak KTT G20 nanti akan dihadiri oleh 429 delegasi yang terdiri dari kepala negara anggota G20 dan Uni Eropa.
Menuju acara puncak event berskala internasional itu, kesiapan pengamanan perlu ditingkatkan sehingga tidak terjadi gangguan yang dapat menghambat acara hingga mencoreng citra Indonesia di mata dunia. "Kita berharap penyelenggaran G20 ini dapat berjalan aman dan lancar tanpa adanya gangguan. Kelancaran keamanan penyelengaraan G20 merupakan tanggung jawab yang harus bersama-sama kita wujudkan," harapnya pada acara pembukaan latihan gabungan di Gedung Wisma Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Senin (17/10) pagi.
Jenderal bintang tiga di pundak itu mengatakan penyelenggaraan KTT G20 di Bali tidak dapat dilepaskan dari dinamika perkembangan terorisme. Dia mengingatkan, Bali yang merupakan tempat diselenggarakannya KTT G20 pernah menjadi sasaran bom teroris terbesar kedua di dunia, yaitu bom Bali I tahun 2002 dan bom Bali II tahun 2005. Lebih lanjut dikatakan, penyelenggaraan KTT G20 sebenarnya dimulai sejak awal 2022 ini. Sampai kini sudah puluhan side event telah digelar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
"KTT G20 tetap memiliki potensi sasaran aksi terorisme. Perlu kita ingat bersama secara historis, Bali pernah menjadi sasaran aksi terorisme terbesar nomor dua di dunia. Peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga bagi seluruh aparat dan masyarakat Indonesia. Cukup dikenang, namun tidak perlu takut," tegasnya.
Seusai membuka acara latihan gabungan tersebut Irjen Ibnu mengatakan keterlibatan BNPT dalam pengamanan sebenar sejak awal rangkaian KTT G20. Menuju acara puncak, BNPT yang bekerja di bidang penanganan ancaman terorisme meningkatkan kewaspadaan. "Latihannya nanti adalah penanganan bom dan teror. Kami berharap tidak ada kejadian yang mengganggu jalannya acara," harap Irjen Ibnu yang kemarin didampingi Kapolda Bali Irjen Pol Puti Jayan Danu Putra, Kapoksahli Pangdam IX/Udayana, Brigjen TNI Hardian Achmadi, para pejabat Lanal Denpasar, dan Lanud Ngurah Rai.
Sementara Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengatakan menegaskan persiapan menuju puncak kegiatan KTT G20 Haris ditingkatkan. Tidak hanya dari BNPT tetapi semua unsur. Utamanya pengamanan kepala negar. Pola pengamanan sama, hanya ditingkatkan eskalasinya.
"Pada titik tertentu sudah kita observasi dan petakan di mana yang harus ditambahkan kekutan personil. Operasi pengamanan KTT G20 ini adalah operasi pengamanan terpusat di bawa pimpinan langsung Panglima TNI dan Kapolri sebagai wakil pimpinan operasi. Di tingkat Provinsi Bali ada Satgas Pamwil, yang terdiri dari Polda Bali dan Kodam IX/Udayana dan unsur pengamanan lainnya," tuturnya. *pol
Latihan yang digelar sebagai bentuk kesiapsiagaan nasional dalam mengamankan puncak KTT G20 pada 15-16 November 2022 itu juga melibatkan pemerintah Provinsi Bali, dalam hal ini Dinas Kesehatan, BPBD, dan unsur lainnya. Pelatihan ini digelar untuk memastikan dan menjamin pelaksanaan KTT G20 lepas dari ancaman terorisme. Latihan ini juga untuk mematangkan koordinasi dan komunikasi di lapangan.
Dalam sambutan Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam sambutannya yang dibacakan oleh Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Pol Ibnu Suhendra menegaskan bahwa masalah terorisme tetap manjadi fokus utama BNPT saat ini. Dikatakan, pada acara puncak KTT G20 nanti akan dihadiri oleh 429 delegasi yang terdiri dari kepala negara anggota G20 dan Uni Eropa.
Menuju acara puncak event berskala internasional itu, kesiapan pengamanan perlu ditingkatkan sehingga tidak terjadi gangguan yang dapat menghambat acara hingga mencoreng citra Indonesia di mata dunia. "Kita berharap penyelenggaran G20 ini dapat berjalan aman dan lancar tanpa adanya gangguan. Kelancaran keamanan penyelengaraan G20 merupakan tanggung jawab yang harus bersama-sama kita wujudkan," harapnya pada acara pembukaan latihan gabungan di Gedung Wisma Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Senin (17/10) pagi.
Jenderal bintang tiga di pundak itu mengatakan penyelenggaraan KTT G20 di Bali tidak dapat dilepaskan dari dinamika perkembangan terorisme. Dia mengingatkan, Bali yang merupakan tempat diselenggarakannya KTT G20 pernah menjadi sasaran bom teroris terbesar kedua di dunia, yaitu bom Bali I tahun 2002 dan bom Bali II tahun 2005. Lebih lanjut dikatakan, penyelenggaraan KTT G20 sebenarnya dimulai sejak awal 2022 ini. Sampai kini sudah puluhan side event telah digelar di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
"KTT G20 tetap memiliki potensi sasaran aksi terorisme. Perlu kita ingat bersama secara historis, Bali pernah menjadi sasaran aksi terorisme terbesar nomor dua di dunia. Peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga bagi seluruh aparat dan masyarakat Indonesia. Cukup dikenang, namun tidak perlu takut," tegasnya.
Seusai membuka acara latihan gabungan tersebut Irjen Ibnu mengatakan keterlibatan BNPT dalam pengamanan sebenar sejak awal rangkaian KTT G20. Menuju acara puncak, BNPT yang bekerja di bidang penanganan ancaman terorisme meningkatkan kewaspadaan. "Latihannya nanti adalah penanganan bom dan teror. Kami berharap tidak ada kejadian yang mengganggu jalannya acara," harap Irjen Ibnu yang kemarin didampingi Kapolda Bali Irjen Pol Puti Jayan Danu Putra, Kapoksahli Pangdam IX/Udayana, Brigjen TNI Hardian Achmadi, para pejabat Lanal Denpasar, dan Lanud Ngurah Rai.
Sementara Kapolda Bali, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengatakan menegaskan persiapan menuju puncak kegiatan KTT G20 Haris ditingkatkan. Tidak hanya dari BNPT tetapi semua unsur. Utamanya pengamanan kepala negar. Pola pengamanan sama, hanya ditingkatkan eskalasinya.
"Pada titik tertentu sudah kita observasi dan petakan di mana yang harus ditambahkan kekutan personil. Operasi pengamanan KTT G20 ini adalah operasi pengamanan terpusat di bawa pimpinan langsung Panglima TNI dan Kapolri sebagai wakil pimpinan operasi. Di tingkat Provinsi Bali ada Satgas Pamwil, yang terdiri dari Polda Bali dan Kodam IX/Udayana dan unsur pengamanan lainnya," tuturnya. *pol
1
Komentar