Waspada, Intensitas Hujan Tinggi Tiga Hari ke Depan
Daerah rawan bencana akibat imbas dari cuaca ekstrem, di antaranya wilayah Bali bagian barat, tengah dan selatan.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengimbau masyarakat waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem, terlebih sebagian besar wilayah di Bali kini telah memasuki musim penghujan. Imbauan dikeluarkan lantaran hampir sebagian besar wilayah Bali intensitas hujannya saat ini cukup tinggi.
Hal tersebut disampaikan Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar I Gede Agus Mahendra, Selasa (18/9) siang. “Hampir sebagian besar wilayah Bali intensitas hujannya saat ini cukup tinggi, kami pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan hujan lebat disertai kilat petir,” ujar Agus Mahendra saat dijumpai di kantornya di Jalan Raya Tuban, Kecamatan Kuta.
Lebih lanjut Agus Mahendra mengatakan beberapa wilayah di Pulau Dewata yang rawan bencana akibat imbas dari cuaca ekstrem, di antaranya wilayah Bali bagian barat, tengah dan selatan yang diprediksi akan ada angin kencang berdurasi singkat bersama hujan lebat disertai petir. “Seperti di Kabupaten Jembrana sekitaran daerah Negara. Untuk Badung daerah Petang ke utara dan Tabanan sekitaran Baruriti, Luwus dan Jatiluwih. Selain itu kami himbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah-daerah pemukiman yang dekat aliran sungai agar mewaspadai juga debit air yang meninggi,” imbaunya.
Menurut Agus Mahendra, intensitas hujan tinggi dalam tiga hari ke depan ini atau hingga 21 Oktober 2022, patut juga diwaspadai bagi masyarakat umum pengguna transportasi laut, nelayan atau bagi perjalanan wisata bahari lainnya, sebab menurutnya potensi gelombang laut diperkirakan telah mencapai dua meter lebih. “Terutama di perairan utara dan selatan Bali, kalau dipetakan berarti sekitaran Laut Bali, Selat Bali bagian selatan, selat Badung, selat lombok dan Samudera Hindia selatan Bali,” jelas Agus Mahendra.
Mengenai musim penghujan ini, Agus Mahendra memprediksi akan berakhir pada Februari atau Maret tahun depan. “Tetapi khusus cuaca ekstrem diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa pekan ke depan saja, karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia dan Bali khususnya saat ini cukup labil,” katanya.
Sementara saat even KTT G20 November mendatang, diperkirakan cuaca masih labil dan sulit diprediksi, BMKG pun turut berpartisipasi melalui tayangan informasi cuaca terkini yang disediakan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta. “Pemasangan layar display cuaca ini untuk memberikan informasi kepada para delegasi seputar cuaca, terlebih saat ini sudah memasuki musim penghujan,” tutur Agus Mahendra seraya menambahkan tayangan informasi ini rencananya juga di pasang di lokasi pelaksanaan KTT G20, di kawasan Nusa Dua, serta hotel tempat delegasi dan pimpinan tertinggi negara menginap. *ol2
Hal tersebut disampaikan Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar I Gede Agus Mahendra, Selasa (18/9) siang. “Hampir sebagian besar wilayah Bali intensitas hujannya saat ini cukup tinggi, kami pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan hujan lebat disertai kilat petir,” ujar Agus Mahendra saat dijumpai di kantornya di Jalan Raya Tuban, Kecamatan Kuta.
Lebih lanjut Agus Mahendra mengatakan beberapa wilayah di Pulau Dewata yang rawan bencana akibat imbas dari cuaca ekstrem, di antaranya wilayah Bali bagian barat, tengah dan selatan yang diprediksi akan ada angin kencang berdurasi singkat bersama hujan lebat disertai petir. “Seperti di Kabupaten Jembrana sekitaran daerah Negara. Untuk Badung daerah Petang ke utara dan Tabanan sekitaran Baruriti, Luwus dan Jatiluwih. Selain itu kami himbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah-daerah pemukiman yang dekat aliran sungai agar mewaspadai juga debit air yang meninggi,” imbaunya.
Menurut Agus Mahendra, intensitas hujan tinggi dalam tiga hari ke depan ini atau hingga 21 Oktober 2022, patut juga diwaspadai bagi masyarakat umum pengguna transportasi laut, nelayan atau bagi perjalanan wisata bahari lainnya, sebab menurutnya potensi gelombang laut diperkirakan telah mencapai dua meter lebih. “Terutama di perairan utara dan selatan Bali, kalau dipetakan berarti sekitaran Laut Bali, Selat Bali bagian selatan, selat Badung, selat lombok dan Samudera Hindia selatan Bali,” jelas Agus Mahendra.
Mengenai musim penghujan ini, Agus Mahendra memprediksi akan berakhir pada Februari atau Maret tahun depan. “Tetapi khusus cuaca ekstrem diperkirakan akan terus berlanjut hingga beberapa pekan ke depan saja, karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia dan Bali khususnya saat ini cukup labil,” katanya.
Sementara saat even KTT G20 November mendatang, diperkirakan cuaca masih labil dan sulit diprediksi, BMKG pun turut berpartisipasi melalui tayangan informasi cuaca terkini yang disediakan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta. “Pemasangan layar display cuaca ini untuk memberikan informasi kepada para delegasi seputar cuaca, terlebih saat ini sudah memasuki musim penghujan,” tutur Agus Mahendra seraya menambahkan tayangan informasi ini rencananya juga di pasang di lokasi pelaksanaan KTT G20, di kawasan Nusa Dua, serta hotel tempat delegasi dan pimpinan tertinggi negara menginap. *ol2
Komentar