Warga Banjar Susut Buahan Kesulitan Air Bersih
GIANYAR, NusaBali
Warga Banjar Susut, Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar kesulitan air bersih.
Terutama warga yang berlangganan PDAM dan air swadaya. Warga kesulitan air bersih karena saluran air PDAM putus diterjang longsor. Sudah tiga hari warga kesulitan air bersih. Buat sementara mereka menampung air hujan untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK).
Warga Banjar Buahan, Wayan Sudiantara mengatakan warga menggunakan dua sumber air bersih yakni dari PDAM dan PAM desa. Akibat hujan deras, bak penampungan terkena longsor. “Kedua sumber air terkena longsor bersamaan. Jika hanya satu sumber yang rusak, kami masih bisa minta air ke tetangga,” ungkap Sudiantara, Rabu (19/10). Sebanyak 200 KK menampung air hujan untuk keperluan MCK. “Kami juga memanfaatkan sungai. Cuaca masih tidak menentu, kami takut ada air bah,” ungkapnya.
Direktur Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar, I Made Sastra Kencana, mengaku sedang berupaya mempercepat melakukan perbaikan. Intake alat penampungam air milik Perumda rusak berat tertimbun pasir. Sejumlah pipa putus. “Wilayah terdampak di Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud, sebagian Kecamatan Sukawati bagian utara dan Kemenuh,” ungkap Sastra Kencana. Sebanyak 15 orang dikerahkan untuk mempercepat penanganan. “Kami pasang bendung karung pasir (temporer) agar air naik dan intake dapat difungsikan kembali,” tegasnya.
Pompa kapasitas 35 liter akan dioperasikan untuk mengurangi gangguan di kota Ubud dan sekitarnya. Sastra mengatakan, pelayanan air bersih dengan mobil tangki belum maksimal. Sebab daerah yang terdampak sangat luas sementara mobil tangki terbatas. “Kami punya tiga mobil tangki. Jadi pelayanan airnya tidak maksimal karena banyak permintaan dari daerah yang terdampak gangguan pelayanan,” ujar Sastra. *nvi
Warga Banjar Buahan, Wayan Sudiantara mengatakan warga menggunakan dua sumber air bersih yakni dari PDAM dan PAM desa. Akibat hujan deras, bak penampungan terkena longsor. “Kedua sumber air terkena longsor bersamaan. Jika hanya satu sumber yang rusak, kami masih bisa minta air ke tetangga,” ungkap Sudiantara, Rabu (19/10). Sebanyak 200 KK menampung air hujan untuk keperluan MCK. “Kami juga memanfaatkan sungai. Cuaca masih tidak menentu, kami takut ada air bah,” ungkapnya.
Direktur Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar, I Made Sastra Kencana, mengaku sedang berupaya mempercepat melakukan perbaikan. Intake alat penampungam air milik Perumda rusak berat tertimbun pasir. Sejumlah pipa putus. “Wilayah terdampak di Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud, sebagian Kecamatan Sukawati bagian utara dan Kemenuh,” ungkap Sastra Kencana. Sebanyak 15 orang dikerahkan untuk mempercepat penanganan. “Kami pasang bendung karung pasir (temporer) agar air naik dan intake dapat difungsikan kembali,” tegasnya.
Pompa kapasitas 35 liter akan dioperasikan untuk mengurangi gangguan di kota Ubud dan sekitarnya. Sastra mengatakan, pelayanan air bersih dengan mobil tangki belum maksimal. Sebab daerah yang terdampak sangat luas sementara mobil tangki terbatas. “Kami punya tiga mobil tangki. Jadi pelayanan airnya tidak maksimal karena banyak permintaan dari daerah yang terdampak gangguan pelayanan,” ujar Sastra. *nvi
Komentar