Data Sementara, Bencana di Tabanan Terjadi di 83 Titik
TABANAN, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan masih mendata total bencana yang terjadi pasca hujan lebat pada Minggu (16/10) dan Senin (17/10).
Data sementara yang masuk ada 83 titik bencana. Rincian 83 titik ini adalah data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP), untuk infrastruktur terhitung ada 46 kerusakan, kemudian dari sumber air bersih sebanyak 37 titik. Belum lagi kerusakan bangunan yang masih tengah didata.
Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Sri Nadha Giri, mengatakan pasca kejadian Senin (17/10) kemarin, hingga Rabu (19/10) petugas tim reaksi cepat (TRC) BPBD juga masih melakukan penanganan di sejumlah titik. Pasalnya saat peristiwa yang terjadi berbarengan pada Senin, petugas BPBD menerapkan skala prioritas dalam hal penanganan seperti di jalur utama yang banyak dilintasi kendaraan.
“Senin kemarin cukup kewalahan. Petugas kami sedikit, hanya 25 orang yang aktif, sedangkan titik lokasi bencana menyebar di seluruh kecamatan, termasuk alat-alat berat penanganan bencana kami tidak punya. Biasanya koordinasi dengan dinas terkait seperti PU ataupun menyewa agar cepat bisa tertangani,” kata Sri Nadha Giri, Rabu kemarin.
Kata dia mengenai penanganan bencana ini BPBD bersama dengan instansi lain melakukannya secara bergotong royong. Termasuk pendataan bencana, seluruh instansi diminta bergerak mulai dari perbekel, camat, dan OPD terkait diberikan waktu lima hari melakukan pendataan. Pendataan ditarget tuntas 22 Oktober mendatang. “Kecamatan Marga dan Kecamatan Selemadeg Barat belum kumpulkan data. Marga sebenarnya sudah, namun pendataan masih dilakukan manual,” jelas Sri Nadha Giri.
Nantinya setelah pendataan ini rampung, BPBD akan melakukan kajian atau sortir data yang mana saja bisa dibantu menggunakan dana pusat, provinsi, dan kabupaten. Karena saat ini untuk dana kebencanaan yang siap digunakan baru Rp 7 miliar. “Kita juga akan nanti mohon dana ke pusat lewat BNPB. Tentu penanganan bencana akan dilakukan secara maksimal,” tandasnya.
Mengenai dana kebencanaan, sebelumnya Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya menegaskan, perbaikan bencana sudah menjadi prioritas. Nantinya di anggaran perubahan 2022 akan dialokasikan dana sebesar Rp 7 miliar, serta di anggaran induk 2023 sebesar Rp 8 miliar. “Kita sudah siapkan bisa digunakan sampai Desember ini. Dan tahun depan kita anggarkan Rp 8 miliar,” ujarnya ketika di konfirmasi, Selasa (18/10).
Menurutnya anggaran yang disiapkan ini seluruhnya bersumber dari APBD Tabanan. Namun karena titik bencana banyak, pihaknya pun berjuang mencari tambahan bantuan ke Balai Wilayah Sungai Bali Penida dan ke Gubernur Bali. “Nanti kita juga akan mohon bantuan ke Pak Gubernur Bali dan ke Balai Pengairan Provinsi, serta CSR yang ada juga kita upayakan,” tandas Bupati Sanjaya.
Sementara mengenai pendataan bencana masih akan dilakukan dalam waktu 5 hari ke depan. Pihaknya pun masih melaksanakan pendataan titik-titik yang rawan bencana dan melakukan prioritas penanganan pada perbaikan infrastruktur yang terdampak bencana, seperti jembatan putus, tanah longsor yang menutupi jalan, maupun jalan yang putus ataupun longsor, pohon tumbang, dan lainnya. Dipastikan semuanya ditangani dengan sebaik-baiknya.
Di samping itu, Bupati Sanjaya juga menyampaikan permakluman serta permintaan maaf kepada seluruh masyarakat, terkait kekurangan alat, seperti senso, alat berat, dan lainnya. “Di Kabupaten Tabanan ada ratusan titik yang mengalami bencana seperti ini. Jadi kami urai, kami juga minta bantuan ke provinsi sehingga Bapak Gubernur juga memperhatikan,” imbuh Bupati Sanjaya. *des
Komentar