Perajin Songket Jinengdalem Diajak Wirausaha
SINGARAJA, NUSABALI
Sebanyak 28 orang perajin tenun songket dari Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, dan Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Buleleng, mendapat pelatihan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang digelar Kemendikbudristek.
Pelatihan ini ditujukan mencetak perajin menjadi wirausaha muda baru yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Kegiatan yang dilangsungkan Oktober hingga Desember 2022 mensyaratkan peserta berumur 15-25 tahun. Pelatihan dipusatkan di Provinsi Jambi dan diikuti oleh perajin tenun dari enam provinsi secara daring. Khusus dari Bali, ada dua kabupaten yang mengikuti PKW yakni perajin Buleleng dan Jembrana.
Sekretaris Dekranasda Buleleng, Ariston Adhi Pamungkas menyebutkan, masing-masing peserta akan mendapatkan bantuan berupa alat tenun bukan mesin (BM) dan 1 set benang. Kemampuan para perajin yang menjadi peserta akan terus ditingkatkan dan hasil produksinya bisa dipasarkan lebih luas lagi.
"Jika hasilnya cocok kami siap pasarkan, karena kami juga sudah menggandeng perajin tenun ternama di Buleleng yakni Budi Martin dan Poni, melalui merekalah karya-karya dari peserta yang mengikuti program PKW akan dipasarkan," ujar Ariston, Kamis (20/10).
Ariston Adhi berharap, kegiatan serupa tidak terhenti sampai sampai pada pelatihan saja. Ia berharap upaya ini bisa mecetak penenun songket profesional dan bisa melestarikan tenun songket Buleleng. Menurutnya, pengembangan wirausaha muda baru harus terus digalakkan di berbagai sektor agar ekonomi agar terus bertumbuh.
Sementara itu, Ketut Sri Poni, pemilik dan pengelola tenun Poni Songket mengatakan program PKW ini sangat membantu proses pola tenun khususnya pada generasi muda agar mau belajar dan ikut melestarikannya. Apalagi, era sekarang tenun songket banyak diminati sehingga prospeknya pun sangat menjanjikan.
"Saya harapkan untuk adik-adik yang mengikuti program PKW agar serius dalam belajar menenun, selain dapat melestarikan kebudayaan juga bisa sebagai ladang penghasilan, karena menenun bisa dilakukan di rumah sambil mengurus keluarga," ajak Sri Poni. *mz
Sekretaris Dekranasda Buleleng, Ariston Adhi Pamungkas menyebutkan, masing-masing peserta akan mendapatkan bantuan berupa alat tenun bukan mesin (BM) dan 1 set benang. Kemampuan para perajin yang menjadi peserta akan terus ditingkatkan dan hasil produksinya bisa dipasarkan lebih luas lagi.
"Jika hasilnya cocok kami siap pasarkan, karena kami juga sudah menggandeng perajin tenun ternama di Buleleng yakni Budi Martin dan Poni, melalui merekalah karya-karya dari peserta yang mengikuti program PKW akan dipasarkan," ujar Ariston, Kamis (20/10).
Ariston Adhi berharap, kegiatan serupa tidak terhenti sampai sampai pada pelatihan saja. Ia berharap upaya ini bisa mecetak penenun songket profesional dan bisa melestarikan tenun songket Buleleng. Menurutnya, pengembangan wirausaha muda baru harus terus digalakkan di berbagai sektor agar ekonomi agar terus bertumbuh.
Sementara itu, Ketut Sri Poni, pemilik dan pengelola tenun Poni Songket mengatakan program PKW ini sangat membantu proses pola tenun khususnya pada generasi muda agar mau belajar dan ikut melestarikannya. Apalagi, era sekarang tenun songket banyak diminati sehingga prospeknya pun sangat menjanjikan.
"Saya harapkan untuk adik-adik yang mengikuti program PKW agar serius dalam belajar menenun, selain dapat melestarikan kebudayaan juga bisa sebagai ladang penghasilan, karena menenun bisa dilakukan di rumah sambil mengurus keluarga," ajak Sri Poni. *mz
Komentar