Krama Desa Keliki Gianyar Dilatih Pembuatan Eco Enzyme
GIANYAR, NusaBali.com - Produksi sampah organik dan anorganik di Bali mencapai 4.281 ton per hari perlu penanganan dan solusi dari stakeholder, termasuk masyarakat. Apalagi menjelang ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung di Denpasar Selatan, sampah rumah tangga malah sering tidak terangkut.
Selain Kota Denpasar, masalah sampah juga dialami Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung.
Melihat kondisi tersebut PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Integrated Terminal Manggis bekerjasama dengan Kader Lingkungan mengadakan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi produk eco enzyme.
Seperti pada Selasa (18/10/2022 lalu, Krama Desa Keliki yang berada di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar dilatih untuk bisa mengolah sampah secara mandiri. Bersama kader lingkungan, Pertamina bersama menggerakkan seluruh masyarakat Desa Keliki dalam mengelola sampah.
Pelatihan yang digelar di Aula Desa Keliki dibuka oleh Sr. Spv HSSE IT Manggis, Hasfin Bagus mewakili Integrated Terminal Manager Pertamina Manggis.
“Pelatihan yang diberikan pada hari ini merupakan bentuk kepedulian kami dalam hal penanganan sampah. Di sini kami ingin membuka cakrawala kader lingkungan bahwa sampah bisa kita olah menjadi produk tepat guna yaitu eco enzyme,” ujar Hasfin.
Yuliana selaku tim dari aktivis lingkungan eco enzyme Bali menjelaskan tentang bahayanya sampah organik yang tidak diolah dan dibiarkan tertimbun begitu saja.
Sampah tersebut bisa menghasilkan zat metan dengan skala yang besar dan berbahaya bagi lingkungan sekitar jika sampah organik tertumpuk dengan jumlah yang banyak setiap harinya, sehingga perlu adanya aksi cepat dalam pengelolaan sampah organik menjadi produk-produk yang bisa dimanfaatkan kembali.
“Saya telah mempraktekkan sendiri tentang penggunaan produk-produk eco enzyme dari hasil pengolahan sampah organik, produk eco enzyme ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk seperti campuran sabun cuci piring, sabun cuci baju, bisa digunakan juga untuk pengobatan penyakit linu di tubuh. Jadi saya berharap ibu-ibu semua bisa mempraktekkan dan membuat untuk keluarga masing-masing,” jelas Yuliana.
Sementara itu Area Manager Comm Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani menjelaskan pelaksanaan program CSR Pertamina sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan Sustainability Development Goals (SDGs). Pertamina selalu berupaya seimbang dalam menjalankan bisnis perusahaan.
Demi menjaga kesinambungan bisnis perusahaan, Pertamina juga berupaya mengembangkan program CSR terutama di sekitar wilayah operasional perusahaan.
“Besar harapan kami setelah adanya pelatihan ini bisa langsung diaplikasikan di masing-masing rumah dan juga bisa mendukung kegiatan yang ada di TPS3R Desa Keliki. Ibu-ibu memiliki peran tersendiri sebagai penggerak masyarakat lainnya.
“Apabila ibu-ibu berhasil, masyarakat lain juga akan mengikuti jejak ibu-ibu sekalian. Harapan kami masyarakat Desa Keliki bisa berdikari, bisa menghasilkan produk yang bermanfaat dan memudahkan aktivitas dalam kegiatan ekonomi dan lingkungan,” tutup Deden.
1
Komentar