Pipa PDAM Tabanan Terdampak Bencana
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebanyak 250.000 liter air dalam sehari didistribusikan kepada 25.000 pelanggan terdampak.
TABANAN, NusaBali
Perusahan Daerah Tirta Amerta Bhuana (PDAM) Tabanan kelimpungan dengan banyaknya pipa putus karena bencana. Jika ditotal sekitar 25.000 pelanggan mengalami gangguan layanan distribusi air.
Untuk mengatasi itu PDAM lakukan sistem gilir serta menyalurkan air lewat tangki. Saking banyaknya titik pipa putus, permintaan air menggunakan tangki pun meningkat, sehari bisa menembus 240.000 liter yang disalurkan ke masyarakat.
Titik bencana yang paling parah terdampak adalah Mata Air Dedari yang berada di wilayah Desa Kuwum, Kecamatan Marga. Mata air ini mengaliri sebagian wilayah Kecamatan Tabanan, hingga Kecamatan Kediri. Di sumber mata air ini pipa induk putus bahkan bak penampungan hanyut disapu blabar.
Direktur Direktur Utama Perusahaan Tirta Amertha Bhuana, I Gede Nyoman Wirah Adnyana mengatakan, petugas masih tengah melakukan penanganan pipa putus dampak bencana alam. Sebab titik pipa putus banyak walau penanganan sudah dikebut. "Ada yang belum selesai ditangani ada yang sudah, bagi yang belum ditangani kita lakukan sistem gilir dan pelayanan lewat tangki," ujar Wirah Adnyana, Jumat (21/10).
Sistem gilir ini dilakukan dua shift sehari antara pagi dan sore hari. Selain itu untuk membantu pelanggan yang kekurangan air telah dilakukan distribusi air menggunakan tangki. Selain tangki PDAM, juga dibantu tangki BPBD Provinsi Bali, dan Pemadam Kebakaran Tabanan. "Total ada 6 tangki yang dipergunakan untuk distribusi air ini. Sehari distribusi sampai 240 ribu liter karena sekali jalan itu bisa angkut 6.000 liter," beber Wirah Adnyana.
Dengan banyaknya pipa putus dampak bencana ini petugas telah siaga melakukan perbaikan. Bahkan malam hari pun masih lembur. Hanya saja perbaikan pipa ini diganggu cuaca yang belum stabil, karena dalam perbaikan masih ada suasana longsor susulan. "Jadi belum bisa diprediksi kapan selesai penanganan. Namun kita tetap siaga dan waspada, karena baru tumben kerusakan pipa terjadi di banyak titik dan ini adalah bencana paling besar," tuturnya.
Penanganan pipa putus di sejumlah titik pun mendapat atensi dari Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya yang langsung turun meninjau ke Kantor PDAM Tabanan. Didampingi Sekda Tabanan Gede Susila dan kepala OPD lainnya, Jumat (21/10), meninjau seluruh ruangan PDAM. "Saya langsung ke kantor PDAM untuk mengapresiasi kinerja PDAM terutama petugas yang membenahi pipa putus," jelasnya.
Menurutnya di tengah kondisi banyaknya layanan yang terganggu PDAM sigap dalam melayani. Bahkan sesuai dengan visual video yang dikirim malam hari pun masih tetap melakukan pengerjaan perbaikan pipa. "Artinya sebagai lembaga yang memiliki layanan vital sudah sigap melayani dan melakukan pembenahan untuk memaksimalkan pelayanan," tegas Sanjaya.
Di sisi lain untuk mencegah banjir di Tabanan, akan menggandeng aparat desa dan bendesa adat untuk memaksimalkan penanggulangan sampah agar dikelola dengan baik. "Perda Gubernur tentang sampah kan sudah ada tinggal mengefektifkan. Saya akan ajak masyarakat kelola sampah berbasis sumber," akunya. *des
Untuk mengatasi itu PDAM lakukan sistem gilir serta menyalurkan air lewat tangki. Saking banyaknya titik pipa putus, permintaan air menggunakan tangki pun meningkat, sehari bisa menembus 240.000 liter yang disalurkan ke masyarakat.
Titik bencana yang paling parah terdampak adalah Mata Air Dedari yang berada di wilayah Desa Kuwum, Kecamatan Marga. Mata air ini mengaliri sebagian wilayah Kecamatan Tabanan, hingga Kecamatan Kediri. Di sumber mata air ini pipa induk putus bahkan bak penampungan hanyut disapu blabar.
Direktur Direktur Utama Perusahaan Tirta Amertha Bhuana, I Gede Nyoman Wirah Adnyana mengatakan, petugas masih tengah melakukan penanganan pipa putus dampak bencana alam. Sebab titik pipa putus banyak walau penanganan sudah dikebut. "Ada yang belum selesai ditangani ada yang sudah, bagi yang belum ditangani kita lakukan sistem gilir dan pelayanan lewat tangki," ujar Wirah Adnyana, Jumat (21/10).
Sistem gilir ini dilakukan dua shift sehari antara pagi dan sore hari. Selain itu untuk membantu pelanggan yang kekurangan air telah dilakukan distribusi air menggunakan tangki. Selain tangki PDAM, juga dibantu tangki BPBD Provinsi Bali, dan Pemadam Kebakaran Tabanan. "Total ada 6 tangki yang dipergunakan untuk distribusi air ini. Sehari distribusi sampai 240 ribu liter karena sekali jalan itu bisa angkut 6.000 liter," beber Wirah Adnyana.
Dengan banyaknya pipa putus dampak bencana ini petugas telah siaga melakukan perbaikan. Bahkan malam hari pun masih lembur. Hanya saja perbaikan pipa ini diganggu cuaca yang belum stabil, karena dalam perbaikan masih ada suasana longsor susulan. "Jadi belum bisa diprediksi kapan selesai penanganan. Namun kita tetap siaga dan waspada, karena baru tumben kerusakan pipa terjadi di banyak titik dan ini adalah bencana paling besar," tuturnya.
Penanganan pipa putus di sejumlah titik pun mendapat atensi dari Bupati Tabanan Komang Gede Sanjaya yang langsung turun meninjau ke Kantor PDAM Tabanan. Didampingi Sekda Tabanan Gede Susila dan kepala OPD lainnya, Jumat (21/10), meninjau seluruh ruangan PDAM. "Saya langsung ke kantor PDAM untuk mengapresiasi kinerja PDAM terutama petugas yang membenahi pipa putus," jelasnya.
Menurutnya di tengah kondisi banyaknya layanan yang terganggu PDAM sigap dalam melayani. Bahkan sesuai dengan visual video yang dikirim malam hari pun masih tetap melakukan pengerjaan perbaikan pipa. "Artinya sebagai lembaga yang memiliki layanan vital sudah sigap melayani dan melakukan pembenahan untuk memaksimalkan pelayanan," tegas Sanjaya.
Di sisi lain untuk mencegah banjir di Tabanan, akan menggandeng aparat desa dan bendesa adat untuk memaksimalkan penanggulangan sampah agar dikelola dengan baik. "Perda Gubernur tentang sampah kan sudah ada tinggal mengefektifkan. Saya akan ajak masyarakat kelola sampah berbasis sumber," akunya. *des
Komentar