Kasek SMPN 5 Tegaskan Berpatokan Aturan Sekolah
Tak Benar Memberikan Kebijakan di Luar Tupoksi Guru
DENPASAR, NusaBali
Kepala Sekolah (Kasek) SMP Negeri 5 Denpasar, Putu Eka Juliana Jaya memberi tanggapan terkait sejumlah kebijakan di sekolah yang dipimpinnya itu.
Dia mengatakan, apa yang dilakukannya sesuai dengan kebijakan kepemimpinan sebelumnya dan sesuai dengan aturan sekolah.
Kasek SMPN 5 Denpasar, Eka Juliana saat dihubungi, Minggu (23/10) mengatakan sesuai arahan pimpinan di Disdikpora Kota Denpasar bahwa dalam tahap awal melaksanakan tugas tambahan selaku Kasek SMPN 5 Denpasar pihaknya melakukan konsolidasi, adaptasi, dan pemetaan situasi kondisi serta kebutuhan yang memerlukan atensi segera.
Selain itu, tidak ada kebijakan baru yang dibuat, terbatas hanya melanjutkan kebijakan lama yang sudah ada. Berdasarkan observasinya terhadap lalu lintas di depan sekolah, puncak arus masuk siswa terjadi antara pukul 06.20 Wita-07.10 Wita. "Sesuai dengan konsultasi dengan petugas yang mengatur lalu lintas depan sekolah dari Dinas Perhubungan (Dishub), diharapkan tambahan beberapa petugas untuk kelancaran lalu lintas," jelasnya Eka Juliana.
Karena seorang satpam saja tidak cukup mengatasi kepadatan pagi hari tersebut, maka pihaknya berkonsultasi dengan koordinator piket, Waka Sarpras serta Waka Siswa untuk mencari solusinya. Hal inilah yang menjadi dasar dan latar belakang pihaknya untuk melibatkan lebih intensif satpam dan guru pegawai piket terkait, demi keamanan siswa/i. Sementara jadwal piket merupakan kebijakan lama, yang dimodifikasi dengan melibatkan para Waka dan Staf Waka (asisten Waka). One Gate System pun sudah diterapkan untuk kemudahan mengontrol siswa/i yang terlambat untuk dapat dibina secara persuasif. Gerbang Utara dan Selatan sampai pukul 08.00 Wita dikunci oleh petugas.
Dampak dari adaptasi ini lalu lintas lebih terurai, siswa menyambut dan menyapa sambil menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, penerapan 5 S (Senyum Sapa Salam Sopan Santun) dalam menyambut siswa/i dan guru/pegawai rutin dilakukan, dengan melakukan sikap dan ucapan Om Swastyastu.
Selain itu, dia menyatakan bahwa memang benar menerapkan tertib dan disiplin waktu bagi guru dan pegawai sebagai teladan bagi siswa/i. Pencatatan kehadiran dan keterlambatan siswa/i dilakukan oleh Petugas Piket, sementara untuk Guru/Pegawai dicatat oleh Koordinator Piket. Pada hari ke-7 dia mengatakan bertugas di SMPN 5 Denpasar tepatnya tanggal 29 September 2022, Eka Juliana menerima kunjungan dari Disdikpora Denpasar dan berkeliling di sekolah.
"Saya, Waka dan Guru serta Pegawai dihadirkan merasa bingung tentang hal tersebut, karena tidak ada masalah yang sedang terjadi," ujarnya. Eka Juliana mengatakan dirinya lalu mengajak utusan Disdikpora keliling sekolah. Ditemukan fakta bahwa Bale Kesenian (Bale Gong) ternyata berada pada posisi yang membahayakan siswa/i dan guru yang berada di sana. Maka berdasarkan hasil konsultasi dengan pimpinan tersebut, pihaknya berkomunikasi dengan Waka Sarpras, Waka Siswa, Guru, dan Pegawai terkait untuk memindahkan murid ke ruangan yang lebih layak pakai dan aman dari sisi security dan safety.
Maka terjadilah perpindahan sesuai rencana demi keselamatan bersama. Saat ini Bale Kesenian tersebut sudah benar-benar roboh. Terkait pihaknya melakukan perubahan ini dikatakan sudah tepat. "Terkait dengan pelaksanaan lomba-lomba peringatan menyambut Hari Suci Saraswati, dapat kami sampaikan bahwa itu adalah program rutin yang sudah ada dalam rencana program tahunan di SMPN 5 Denpasar dari kepala sekolah yang terdahulu," imbuhnya.
Terkait dengan pelatih ekstra Pencak Silat yang berasal dari SMP lain, yang diduga tidak dilayani semestinya, itu tidak benar. Pelatih tersebut menurut dia didapati masuk dan berada di dalam area private yang khusus untuk pegawai. Sudah tertera pada aturan, bahwa semua tamu harus melaporkan diri di piket, dan harus transit dulu di lobi untuk kemudian dilayani oleh pihak terkait sesuai kepentingannya. Semua tamu harus memiliki tata krama berkunjung dan menjaga privacy sekolah.
Terkait dengan penerimaan pelatih ekstra Pramuka yang tidak dilayani semestinya, itu pun tidak benar. Yang bersangkutan, tiba-tiba sudah hadir di depan pintu membicarakan proposal dan lomba. "Karena kami orang baru, maka kami arahkan agar Bapak itu berkoordinasi dulu dengan Pendamping Ekstra dan Waka Kesiswaan serta Bendahara BOS. Kami minta Bendahara BOS untuk melayani seperti umumnya yang berlaku di sekolah terkait pos-pos anggaran pada RKAS, bila dibutuhkan," imbuh Eka Juliana.
Bahkan tuduhan bahwa kepala sekolah memerintahkan guru di luar tupoksi, Eka Juliana mengaku bukan memerintah. Namun, saat itu memang kondisi sedang kerja bakti. Sehingga, sudah sepatutnya bersama-sama ikut dalam kerja bakti tersebut.
Hal ini bertujuan untuk antisipasi bencana banjir, dan juga penyakit demam berdarah. Begitu juga pembersihan untuk persiapan perpindahan ruang BK dan UKS, memang benar kami melakukan gotong royong. "Menurut hemat kami, itu adalah hal mulia yang mencerminkan nilai luhur Pancasila dan dapat mengakselerasi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila," jelasnya.
Menurut Eka Juliana, tuduhan terkait tidak responsnya kepala sekolah terkait dengan tidak adanya apresiasi terhadap para juara dan sulitnya masalah pendanaan lomba, adalah tidak benar. Kami mengacu pada program dan RKAS terdahulu.
"Memang benar pula kami mengganti Waka Sarpras, Pak Gede Parwata. Hal ini karena kami merasakan kesulitan berkoordinasi dan kontak. Kami membutuhkan tim kerja yang solid untuk bergerak memajukan SMPN 5 Denpasar. Sedangkan Pak Gede Parwata menyatakan diri bahwa beliau memiliki kesibukan lain," tandasnya. *mis
1
Komentar