AP I Tawarkan Investasi 4 Klaster Bandara di Indonesia
MANGUPURA, NusaBali
PT Angkasa Pura I (AP I) menawarkan peluang kerja sama kepada sejumlah calon investor yang hadir dalam agenda SOE International Conference, yang merupakan side event KTT G20.
Investasi itu terbuka di 15 bandara di Indonesia yang berada di bawah naungan Angkasa Pura I, termasuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Sejumlah perusahaan calon investor yang hadir dalam sesi presentasi bisnis tersebut tertarik untuk berinvestasi.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi, mengatakan saat menggelar kegiatan di Nusa Dua beberapa waktu lalu, menawarkan sejumlah peluang kerja sama kepada calon investor. Selain itu dia juga menyampaikan sejumlah pencapaian yang telah diraih AP I agar dapat survive selama masa pandemi global Covid-19. Diakuinya, AP I saat ini mengelola 15 bandara dengan karakteristik tiap bandara yang disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
“Seperti Bandara Ngurah Rai, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara Internasional Yogyakarta yang merupakan pintu gerbang daerah pariwisata unggulan. Sedangkan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Sentani Jayapura merupakan bandara hub dan memiliki potensi trafik kargo di kawasan Indonesia Timur yang sangat besar. Hal ini merupakan nilai jual yang kami rasa cukup menarik di mata calon investor,” kata Faik Fahmi, Sabtu (22/10).
Terkait investasi tersebut, Faik Fahmi juga telah menyampaikan tentang pembagian klaster bandara yang dikelola menjadi empat klaster. Klaster pertama merupakan bandara yang dikelompokkan sebagai International Tourism and Super Hub yang meliputi Bandara Rai Bali, Bandara Internasional Lombok, dan Bandara El Tari Kupang. Bandara tersebut diproyeksikan sebagai pintu gerbang utama pariwisata Indonesia bagi pelaku pariwisata internasional. Klaster kedua merupakan klaster International Transit and Industrial Hub, yang terdiri dari dua subklaster, yaitu subklaster International Transit Hub yang meliputi Bandara Internasional Yogyakarta Kulon Progo, Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, dan Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang. Sedangkan Industrial Hub yaitu Bandara Juanda Surabaya.
Untuk klaster ketiga merupakan New Capital Gateway yang terdiri dari bandara yang diproyeksikan akan menopang lalu lintas udara Ibu Kota Negara Baru, yaitu Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Sementata klaster keempat merupakan klaster Eastern Gateway and East Asia Export Gateway yang terdiri dari dua subklaster. Yaitu Eastern Gateway yang terdiri dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Frans Kaisiepo Biak, dan Bandara Pattimura Ambon. Kemudian subklaster East Asia Export Gateway yang terdiri dari Bandara Sam Ratulangi Manado dan Bandara Sentani Jayapura.
“Kami menawarkan beberapa benefit bagi para calon investor. Angkasa Pura I merupakan salah satu perusahaan pengelola bandara terbesar di Indonesia, bahkan di regional, dengan total kapasitas penumpang mencapai 143 juta penumpang per tahun. Bandara-bandara yang dikelola itu cukup diverse dengan fungsi bandara sebagai pintu gerbang daerah pariwisata, industri, dan kawasan bisnis,” jelas Faik Fahmi. *dar
Komentar