SMA PGRI Amlapura 'Kehilangan' 10 Guru
AMLAPURA, NusaBali
SMA PGRI Amlapura pada tahun ajaran 2022/2023 ‘kehilangan’ 10 guru dan 60 siswa baru. Sebab, enam guru sekolah swasta ini telah lulus testing PPPK (Pegawai Negeri Dengan Perjanjian Kerja) sehingga mereka pindah mengajar di sekolah lain. Empat guru lainnya tengah menjalani PPG (Pelatihan Profesi Guru).
"Kenyataan ini menyebabkan saya benar-benar pusing. Saya telah membuka lowong tenaga guru, tidak ada yang melamar," jelas Kasek SMA PGRI I Ketut Jelantik di sela-sela persembahyang Hari Saraswati, di SMA PGRI Jalan Sudirman, Saniscara Umanis Watugunung, Sabtu (22/10).
Jelantik berharap guru yang lulus PPPK, mestinya kembali diperbantukan di SMA PGRI, sehingga sekolah ini tidak kehilangan guru. Ternyata, mereka ditugaskan di sekolah negeri. Itulah sebabnya, SMA PGRI mengalami krisis guru, yang sulit dicari penggantinya.
Enam guru yang lulus PPPK dan bertugas di sekolah lain, yakni Ni Komang Sutari guru Matematika, I Gusti Ngurah Sastra guru Fisika, Ni Nyoman Sri Wahyuni guru Matematika, Ni Nengah Sulastini guru Matematika, Ni Kadek Ita Darmayanti guru PPKN dan Ni Luh Putu Adiani guru ekonomi. "Sementara lowongan tenaga guru yang saya buka, belum ada pelamarnya. Kami terpaksa mengoptimalkan guru yang ada," tambahnya.
Hadir pada acara persembahyangan itu, Sekda Karangasem I Ketut Sedana Merta, pendiri SMA PGRI yang juga Ketua Yayasan PGRI Putu Toya, dan undangan lainnya.
Jelantik menambahkan, 60 siswa baru di tahun ajaran 2022/2023, juga ‘hilang’. "60 siswa ini awalnya mendaftar di SMA PGRI. Tapi, karena muncul kebijakan baru bahwa siswa miskin wajib diterima di sekolah negeri, maka siswa yang telah mendaftar pindah ke sekolah negeri," katanya.
Maka dari itu, jumlah siswa yang diterima sekolah ini terus menurun dari tahun ke tahun. Tercatat, kelas X ada 2 kelas dengan 67 siswa, kelas XI ada 3 kelas dengan 94 siswa, dan kelas XII ada 4 kelas dengan 129 siswa.
Ketua Yayasan PGRI I Putu Toya sangat menyayangkan, ‘kehilangan’ guru dan siswa ini. "Mestinya sekolah negeri menerima siswa, sesuai daya tampung. Jangan asal terima walaupun status anak keluarga miskin," kata I Putu Toya.
Sedangkan Sekda I Ketut Sedana Merta menambahkan, kewenangan penerimaan siswa di tingkat SMA/SMK, ada di Provinsi Bali.
Sementara itu, Kasek SMK Widya Wisata Graha Amlapura Ni Nyoman Supadmi mengatakan, sekolahnya hanya ‘kehilangan’ satu guru karena lulus PPPK. "Kehilangan satu guru, tidak berpengaruh untuk kelangsungan belajar mengajar," katanya.
Beda dengan Kasek SMAN 1 Amlapura I Ketut Marta Ariana mengatakan tidak ada tenaga guru yang ‘hilang’ setelah lulus PPPK. "Guru di sini mencukupi," katanya. *k16
Komentar