Ada Mata Air Keluar dari Akar Pohon, Bertuah Lancarkan ASI
Biasanya, kaum ibu banyak yang datang ke mata air yang disebut Yeh Tape untuk naur sesangi karena ASI-nya lancar saat pujawali di Pura Luhur Ulun Danu pada Purnamaning Kalima
Sisi Unik Pura Luhur Ulun Danu di Desa Pakraman Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan
TABANAN, NusaBali
Ada banyak pura unik di wewidangan Desa Pakraman Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan. Selain Pura Alas Kedaton yang berada di tengah hutan habitat bojog (kera), ada pula Pura Luhur Ulun Danu. Di Pura Luhur Ulun Danu ini terdapat mata air yang keluar dari akar pohon, dipercaya berkhasiat untuk memperlancar air susu ibu (ASI).
Berbeda dengan Pura Alas Kedaton yang berada di sisi selatan Desa Pakraman Kukuh, Pura Luhur Ulun Danu ini berlokasi di ujung utara wewidangan desa. Pura Luhur Ulun Danu ini berdiri di hulu (seblah utara) bebengan atau danau yang disebut Ulun Danu seluas 80 are. Danau seluas 80 are ini mengaliri persawahan di dua subak kawasan Desa Kukuh, yakni Subak Saih dan Subak Delod Kukuh.
Pura Luhur Ulun Danu diempon krama dari dua banjar adat dari Desa Pakraman Kukuh, masing-masing Banjar Batanwani dan Banjar Dalem Kerti. Sedangkan penyungsung Pura Luhur Ulun Danu adalah krama subak dari 4 desa bertetangga, yakni Desa Kukuh (Kecamatan Marga), Desa Tegal Jadi (Kecamatan Marga), Desa Kuwum (Kecamatan Marga), dan Desa Banjar Anyar (Kecamatan Kediri).
Tak jauh dari Pura Luhur Ulun Danu, tepatnya di sebelah timur danau, tumbuh sebatang pohon Pule ukuran besar. Namun, pohon Pule berdiameter sekitar 1 meter tersebut sudah tumbang bulan Desember 2016 silam. Nah, di bekas pohon Pule ini sekarang didirikan sebuah palinggih.
Sedangkan di sebelah selatan bekas pohon Pule besar tersebut terdapat mata air yang keluar dari akar pohon tua. Oleh krama setempat, mata air dari akar pohon ini disebut Toya Tapean atau Yeh Tape. Berdasarkan kepercayaan secara turun temurun, Yeh Tape ini diyakini bertuah untuk memperlancar ASI.
Tak heran jika sejak zaman silam, krama Desa Pakraman Kukuh dan sekitarnya banyak yang nunas berkah Yeh Tape di sekitar Puru Luhur Ulun Danu, khususnya ibu-ibu yang baru melahirkan. Tujuannya, agar ASI buat si bayi jadi lancar.
Kelian Dinas Banjar Batanwani, Desa Kukuh, I Wayan Semadi, mengatakan mata air yang keluar dari akar pohon tua ini disebut Yeh Tape, karena memang keruh menyerupai berem (air tape). “Airnya keruh seperti berem. Air berkhasiat ity keluar dari akar pohon tua berumur ratusan tahun,” ungkap Wayan Semadi kepada NusaBali di area Pura Luhur Ulun Danu, beberapa hari lalu.
Wayan Semadi mengungkapkan, akar pohon tua yang mengeluarkan Yeh Tape itu berdiameter sekitar 80 cm. Di tengah akar itu ada lubang, dari sanalah Air Tape keluar. “Mata air ini terlihat jelas saat danau dikuras. Seingat saya, danau ini baru tiga kali dikuras,” beber Sumadi. Menurut Sumadi, kendati akar pohon berwarna kecoklat-coklatan ini umurnya sudah ratusan tahun, namun hingga sekarang kondisinya tetap sama seperti dulu: tidak pernah lapuk.
Sementara itu, Pamangku Pura Luhur Ulun Danu, Jro Mangku Desak Nyoman Tirta, 60, mengatakan krama yang nunas (mohon) Yeh Tape biasanya datang sendiri. Mereka mengambil air danau tepat di atas mata air yang keluar dari akar pohon tersebut.
“Biasanya, kaum ibu banyak yang datang ke Yeh Tape untuk naur sesangi (bayar kaul) karena ASI-nya lancar saat pujawali di Pura Luhur Ulun Danu pada Purnamaning Kalima,” ungkap Jro Mangku Desak Tirta saat ditemui NusaBali secara terpisah di Pura Luhur Ulun Danu.
Jro Mangku Desak Turta menyebutkan, Yeh Tape yang diambil dari danau sekitar Pura Luhur Ulun Danu tidaklah diminum, tapi cukup diusapkan pada buah dada perempuan yang ASI-nya tidak lancar. Setelah diolesi air bertuah dari Yeh Tape, biasanya ASI bisa mengalir lancar.
Menurut Jro Mangku Desak Tirta, di lokasi Yeh Tape kini telah didirikan sebuah palinggih pasca pohon Pule besar tumbang, Desember 2016 lalu. Berdasarkan hasil nunas baos (minta petunjuk niskala kepada orang pintar), diperoleh petunjuk bahwa pohon Pule yang tumbang tersebut mesti digantikan dengan palinggih.
Saat membersihkan pohon Pule yang tumbang, krama pangempon Pura Luhur Ulun danu dari Banjar Batanwani dan Banjar Dalem Kerti juga sepakat menguras air danau. Kemudian, krama banjar dengan dibantu belasan anggota TNI menguras air danau dan mengeruk nyanyad (lumpur)-nya. Saat dilakukan pengurasan danau, banyak ditemukan ikan ukuran besar. Termasuk ditemukan seekor Julit dengan berat mencapai 6 kg. * k21
1
Komentar