SMPN 2 Tabanan Kekurangan Kelas
SMPN 2 Tabanan dan SMPN 3 Tabanan sampai rebutan pinjam ruangan di SDN 6 Delod Peken.
TABANAN, NusaBali
Tiga SMP negeri di Tabanan masing-masing SMPN 2 Tabanan, SMPN 3 Tabanan, dan SMPN 1 Kediri menerima jumlah siswa saat penerimaan tahun ajaran baru 2016/2017 melebihi kuota. Dampaknya paling dirasakan SMPN 2 Tabanan saat pelaksanaan Ujian Nasional (UN) karena harus pinjam gedung SD. Sementara SMPN 3 Tabanan dan SMPN 1 Kediri masih bisa melaksanakan UN secara mandiri.
Ketua Panitia UN SMPN 2 Tabanan, I Nyoman Sarna mengakui kekurangan kelas untuk pelaksanaan UN. Dari jumlah 511 siswa, idealnya ada 26 ruangan. Jumlah peserta UN per kelas sebanyak 20 orang. Sementara SMPN 2 Tabanan hanya memiliki 22 ruangan sehingga kekurangan lagi 4 kelas. “Kami pinjam 4 ruangan SDN 6 Delod Peken,” ungkap Sarna, Rabu (3/5).
Sarna menerangkan, SMPN 2 Tabanan punya 45 ruangan. Hanya saja ruangan itu harus diporsikan untuk pengawas, panitia, dan lainnya. Sehingga kekurangan ruangan disiasati dengan pinjam ruangan di SDN 6 Delod Peken yang berjarak 300 meter di timur SMPN 2 Tabanan. Sarna menambahkan, SMPN 2 Tabanan dan SMPN 3 Tabanan harus rebutan pinjam gedung SDN 6 Delod Peken untuk menutupi kekurangan kelas pada pelaksanaan UN. Syukurnya, SMPN 2 Tabanan lebih dulu berkoordinasi dengan SDN 3 Delod Peken sehingga diizinkan menggunakan ruangan. “Informasinya SMPN 3 Tabanan juga mau pinjam kelas di SDN 6 Delod Peken,” imbuh Sarna.
Sarna menerangkan, sudah tiga kali berturut-turut pinjam gedung SDN 6 Delod Peken untuk pelaksanaan UN. Wakasek asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan ini berharap pada pelaksanaan UN tahun ajaran 2017/2018 tidak lagi kelimpungan akibat kekurangan ruangan. Pada tahun ajaran yang akan datang diharapkan sistem rayon berjalan sehingga tidak ada lagi ketimpangan jumlah siswa di sekolah. “Banyak siswa ya kelimpungan saat ujian nasional,” aku guru yang juga pelatih bola voli ini.
Terpisah, Kepala SMPN 1 Kediri, Sagung Raka Suartini mengatakan, peserta UN tahun ini sebanyak 373 siswa. Meski jumlah siswa banyak, sekolah yang berlokasi di Desa Kediri tidak sampai pinjam ruangan di sekolah lain. “Kami punya 19 ruangan dan mencukupi,” ujar Sagung Raka. Kepala sekolah yang juga pembina pramuka ini menuturkan, SMPN 1 Kediri belum bisa menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sebab baru memiliki 40 unit komputer dan 1 laboratorium. “Idealnya ada 170 unit komputer dan 3 laboratorium,” tandas Sagung Raka yang lihai menabuh ini.
Ketua Dewan Pendidikan Tabanan, I Wayan Madra Suartana menyayangkan pelaksanaan UN SMP hingga pinjam gedung sekolah lain. Seharusnya guru dan siswa bisa fokus pada pelaksanaan UN harus kelimpungan akibat kekurangan ruangan. “Dampak sekolah yang siswanya overload ya seperti ini,” keluh Madra Suartana. Tokoh pendidikan yang juga Ketua STISIP Margarana ini berharap kasus minjam ruangan ke sekolah lain tidak terulang lagi pada pelaksaan UN tahun depan. Agar kasus seperti ini tak terulang, harus ada kemauan pemerataan siswa. “Sistem rayon jangan dilanggar. Harus disiplin terapkan rombongan belajar 35 siswa per kelas,” tegas Madra. Suartana
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Wayan Adnyana sepakat menerapkan sistem rayon. Ia berharap seluruh instansi sama-sama berkomitmen. Dikatakan, Peraturan Bupati tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tengah digodok. “Tahun depan Perbub sudah jadi payung hukum sehingga tidak akan ada lagi sekolah favorit di kota. Sekolah di kecamatan pun akan menjadi sekolah favorit sehingga siswa merata,” tandas Adnyana. * d
Ketua Panitia UN SMPN 2 Tabanan, I Nyoman Sarna mengakui kekurangan kelas untuk pelaksanaan UN. Dari jumlah 511 siswa, idealnya ada 26 ruangan. Jumlah peserta UN per kelas sebanyak 20 orang. Sementara SMPN 2 Tabanan hanya memiliki 22 ruangan sehingga kekurangan lagi 4 kelas. “Kami pinjam 4 ruangan SDN 6 Delod Peken,” ungkap Sarna, Rabu (3/5).
Sarna menerangkan, SMPN 2 Tabanan punya 45 ruangan. Hanya saja ruangan itu harus diporsikan untuk pengawas, panitia, dan lainnya. Sehingga kekurangan ruangan disiasati dengan pinjam ruangan di SDN 6 Delod Peken yang berjarak 300 meter di timur SMPN 2 Tabanan. Sarna menambahkan, SMPN 2 Tabanan dan SMPN 3 Tabanan harus rebutan pinjam gedung SDN 6 Delod Peken untuk menutupi kekurangan kelas pada pelaksanaan UN. Syukurnya, SMPN 2 Tabanan lebih dulu berkoordinasi dengan SDN 3 Delod Peken sehingga diizinkan menggunakan ruangan. “Informasinya SMPN 3 Tabanan juga mau pinjam kelas di SDN 6 Delod Peken,” imbuh Sarna.
Sarna menerangkan, sudah tiga kali berturut-turut pinjam gedung SDN 6 Delod Peken untuk pelaksanaan UN. Wakasek asal Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan ini berharap pada pelaksanaan UN tahun ajaran 2017/2018 tidak lagi kelimpungan akibat kekurangan ruangan. Pada tahun ajaran yang akan datang diharapkan sistem rayon berjalan sehingga tidak ada lagi ketimpangan jumlah siswa di sekolah. “Banyak siswa ya kelimpungan saat ujian nasional,” aku guru yang juga pelatih bola voli ini.
Terpisah, Kepala SMPN 1 Kediri, Sagung Raka Suartini mengatakan, peserta UN tahun ini sebanyak 373 siswa. Meski jumlah siswa banyak, sekolah yang berlokasi di Desa Kediri tidak sampai pinjam ruangan di sekolah lain. “Kami punya 19 ruangan dan mencukupi,” ujar Sagung Raka. Kepala sekolah yang juga pembina pramuka ini menuturkan, SMPN 1 Kediri belum bisa menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sebab baru memiliki 40 unit komputer dan 1 laboratorium. “Idealnya ada 170 unit komputer dan 3 laboratorium,” tandas Sagung Raka yang lihai menabuh ini.
Ketua Dewan Pendidikan Tabanan, I Wayan Madra Suartana menyayangkan pelaksanaan UN SMP hingga pinjam gedung sekolah lain. Seharusnya guru dan siswa bisa fokus pada pelaksanaan UN harus kelimpungan akibat kekurangan ruangan. “Dampak sekolah yang siswanya overload ya seperti ini,” keluh Madra Suartana. Tokoh pendidikan yang juga Ketua STISIP Margarana ini berharap kasus minjam ruangan ke sekolah lain tidak terulang lagi pada pelaksaan UN tahun depan. Agar kasus seperti ini tak terulang, harus ada kemauan pemerataan siswa. “Sistem rayon jangan dilanggar. Harus disiplin terapkan rombongan belajar 35 siswa per kelas,” tegas Madra. Suartana
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Wayan Adnyana sepakat menerapkan sistem rayon. Ia berharap seluruh instansi sama-sama berkomitmen. Dikatakan, Peraturan Bupati tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tengah digodok. “Tahun depan Perbub sudah jadi payung hukum sehingga tidak akan ada lagi sekolah favorit di kota. Sekolah di kecamatan pun akan menjadi sekolah favorit sehingga siswa merata,” tandas Adnyana. * d
Komentar