Bupati Salurkan Hibah Rp 96 Miliar untuk Kecamatan
Harapkan Bisa Gerakkan Sektor Non Formal dan Tingkatkan Daya Beli Masyarakat
MANGUPURA, NusaBali
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta melakukan roadshow penyaluran dana hibah daerah dan BKK (Bantuan Keuangan Khusus) untuk masing-masing kecamatan se-Kabupaten Badung, Selasa (25/10). Total hibah yang diserahkan senilai Rp 96 miliar untuk enam kecamatan di Gumi Keris.
Turut hadir mendampingi Bupati Giri Prasta, antara lain Ketua DPRD Badung Putu Parwata beserta jajaran, Sekda Badung Wayan Adi Arnawa, pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemkab Badung, Kepala BPD Cabang Mangupura, camat se-Kabupaten Badung, lurah dan perbekel, bendesa adat serta perwakilan masyarakat penerima hibah.
Adapun rincian jumlah dana hibah yang disalurkan di setiap kecamatan sebagai berikut, untuk Petang sebesar Rp 6.230.000.000, Kecamatan Abiansemal sebesar Rp 10.708.512.000, Kecamatan Mengwi sebesar Rp 50.175.000.000, Kecamatan Kuta Utara sebesar Rp 9.190.000.000, Kecamatan Kuta sebesar Rp 17.730.000.000, dan Kecamatan Kuta Selatan sebesar Rp 2.140.000.000. Sedangkan rincian dana BKK yang disalurkan oleh Bupati Giri Prasta, yakni di Kecamatan Petang sebesar Rp 197.259.000, di Kecamatan Mengwi sebesar Rp 1.751.029.000, dan di Kecamatan Abiansemal sebesar Rp 775.000.000.
Bupati Giri Prasta mengatakan, penyerahan dana hibah dan BKK kepada masyarakat merupakan salah satu program Pemkab Badung yang bertujuan untuk melestarikan adat, seni budaya, tradisi dan agama, sekaligus untuk menguatkan daya beli masyarakat. Selain itu, penyaluran bantuan ini juga diyakini mampu memberikan efek positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih banyak penerima manfaat yang menggunakan bantuan hibah dan BKK ini untuk pembangunan fisik, sehingga berimplikasi terhadap pergerakan sektor non formal di wilayah Kabupaten Badung.
“Tukang bangunan, toko bangunan, tukang bata/batu itu semua bisa bergerak, sehingga masyarakat yang bergerak di sektor non formal bisa mendapatkan manfaat nilai ekonomi. Dengan demikian daya beli masyarakat Badung bisa meningkat,” ujar Bupati Giri Prasta.
Bupati Giri Prasta menambahkan, besaran anggaran dana hibah dan BKK yang disalurkan di setiap kecamatan berbeda, karena disesuaikan dengan kebutuhan di setiap wilayah. “Saya melihat berdasarkan kebutuhan kalau memang butuh Rp 2,6 miliar, ya saya berikan Rp 2,6 miliar. Kalau memang hanya butuh Rp 50 juta saja, ya cukup Rp 50 juta yang saya berikan,” jelasnya.
Di sisi lain, Bupati Giri Prasta menegaskan pelaksanaan program unggulan lainnya seperti pemberian insentif untuk petani saat ini sudah dirancang. Rancangan dimulai dengan melakukan berbagai pembenahan di bidang infrastruktur pertanian. Lahan pertanian produktif di Badung saat ini dengan luas 8.000 hektar yang membentang dari Badung ujung utara hingga Badung ujung selatan harus dipertahankan secara baik dengan melibatkan para stakeholder.
“Pertanian itu ada hulu, tengah, dan hilir. Maka ketika kita bicara masalah pertanian pangan berkelanjutan, saya kira lahan produktif ini kita harus jaga dengan baik dengan memberikan asuransi kepada petani, atau semacam ganti rugi ketika petani mengalami gagal panen. Di samping itu, kami juga sudah memberikan bebas pajak, dan yang paling prinsip yang kami lakukan adalah dengan memberikan insentif kepada petani,” kata Bupati Giri Prasta.
Bagi bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini merupakan program yang betul-betul out of the box, keluar dari zona nyaman, sehingga ke depannya masyarakat Badung tidak ragu menjadi petani. “Ini salah satu motivasi yang saya lakukan bagaimana anak-anak saya di Badung punya cita-cita menjadi petani. Saya kira pola ini yang harus saya lakukan,” katanya. *ind
Turut hadir mendampingi Bupati Giri Prasta, antara lain Ketua DPRD Badung Putu Parwata beserta jajaran, Sekda Badung Wayan Adi Arnawa, pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemkab Badung, Kepala BPD Cabang Mangupura, camat se-Kabupaten Badung, lurah dan perbekel, bendesa adat serta perwakilan masyarakat penerima hibah.
Adapun rincian jumlah dana hibah yang disalurkan di setiap kecamatan sebagai berikut, untuk Petang sebesar Rp 6.230.000.000, Kecamatan Abiansemal sebesar Rp 10.708.512.000, Kecamatan Mengwi sebesar Rp 50.175.000.000, Kecamatan Kuta Utara sebesar Rp 9.190.000.000, Kecamatan Kuta sebesar Rp 17.730.000.000, dan Kecamatan Kuta Selatan sebesar Rp 2.140.000.000. Sedangkan rincian dana BKK yang disalurkan oleh Bupati Giri Prasta, yakni di Kecamatan Petang sebesar Rp 197.259.000, di Kecamatan Mengwi sebesar Rp 1.751.029.000, dan di Kecamatan Abiansemal sebesar Rp 775.000.000.
Bupati Giri Prasta mengatakan, penyerahan dana hibah dan BKK kepada masyarakat merupakan salah satu program Pemkab Badung yang bertujuan untuk melestarikan adat, seni budaya, tradisi dan agama, sekaligus untuk menguatkan daya beli masyarakat. Selain itu, penyaluran bantuan ini juga diyakini mampu memberikan efek positif terhadap laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. Terlebih banyak penerima manfaat yang menggunakan bantuan hibah dan BKK ini untuk pembangunan fisik, sehingga berimplikasi terhadap pergerakan sektor non formal di wilayah Kabupaten Badung.
“Tukang bangunan, toko bangunan, tukang bata/batu itu semua bisa bergerak, sehingga masyarakat yang bergerak di sektor non formal bisa mendapatkan manfaat nilai ekonomi. Dengan demikian daya beli masyarakat Badung bisa meningkat,” ujar Bupati Giri Prasta.
Bupati Giri Prasta menambahkan, besaran anggaran dana hibah dan BKK yang disalurkan di setiap kecamatan berbeda, karena disesuaikan dengan kebutuhan di setiap wilayah. “Saya melihat berdasarkan kebutuhan kalau memang butuh Rp 2,6 miliar, ya saya berikan Rp 2,6 miliar. Kalau memang hanya butuh Rp 50 juta saja, ya cukup Rp 50 juta yang saya berikan,” jelasnya.
Di sisi lain, Bupati Giri Prasta menegaskan pelaksanaan program unggulan lainnya seperti pemberian insentif untuk petani saat ini sudah dirancang. Rancangan dimulai dengan melakukan berbagai pembenahan di bidang infrastruktur pertanian. Lahan pertanian produktif di Badung saat ini dengan luas 8.000 hektar yang membentang dari Badung ujung utara hingga Badung ujung selatan harus dipertahankan secara baik dengan melibatkan para stakeholder.
“Pertanian itu ada hulu, tengah, dan hilir. Maka ketika kita bicara masalah pertanian pangan berkelanjutan, saya kira lahan produktif ini kita harus jaga dengan baik dengan memberikan asuransi kepada petani, atau semacam ganti rugi ketika petani mengalami gagal panen. Di samping itu, kami juga sudah memberikan bebas pajak, dan yang paling prinsip yang kami lakukan adalah dengan memberikan insentif kepada petani,” kata Bupati Giri Prasta.
Bagi bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini merupakan program yang betul-betul out of the box, keluar dari zona nyaman, sehingga ke depannya masyarakat Badung tidak ragu menjadi petani. “Ini salah satu motivasi yang saya lakukan bagaimana anak-anak saya di Badung punya cita-cita menjadi petani. Saya kira pola ini yang harus saya lakukan,” katanya. *ind
Komentar