Dibayangi Ancaman Resesi Global, Orang Kaya RI Mulai Irit Belanja
JAKARTA, NusaBali
Pengusaha ritel mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat menengah ke atas mulai selektif dalam membelanjakan uangnya.
Salah satu penyebabnya karena kekhawatiran resesi global pada tahun depan. Di sisi lain, kalangan menengah ke bawah justru berani untuk mengeluarkan uangnya. Sebagian memang bukan hanya hasil kerjanya, melainkan karena diberi bantuan langsung tunai dari pemerintah. Karena itu, pengusaha ritel menyebut belum ada penurunan pendapatan.
"Belum, kelompok menengah ke atas mulai jaga spending tapi yang menengah bawah spending jalan terus karena ada bantuan pemerintah. Jadi bantuan apapun dari pemerintah seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Langsung Tunai (BLT) harapannya terus digelontorkan," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey seperti dilansir CNBC Indonesia, Selasa (25/10).
Meskipun kelompok menengah ke bawah tidak masalah untuk mengeluarkan uangnya karena dibantu pemerintah, tapi jumlahnya tak sebanyak kalangan menengah ke atas yang sekarang mulai mengelola atau mengatur belanja konsumsinya.
"Kaitannya ke ritel, ketika ada perubahan signifikan, yang lalu ketika pandemi mobilitas tertahan. Sekarang perubahan signifikan di inflasi. Biasanya juga akan terjadi perubahan produktivitas dari sektor-sektor ritel," kata Roy.
Sementara itu Sekjen Aprindo Solihin menyebut bahwa mulai ada perubahan pada pola beli masyarakat, artinya konsumen kian selektif dalam membeli produk yang dibutuhkan, termasuk mengurangi jumlahnya jika dirasa berlebihan.
"Selektivitas konsumen dalam membeli lebih ketat, kalau butuh 1 beli 1 aja. Toko komunitas ada di lingkungan yang nggak jauh dari konsumen, kalau beli 1 toh nanti bisa jalan kaki beli 1 lagi. Atau akan menurunkan ukuran. Kalau biasanya 200ml, sekarang pilih 100ml atau 50ml, sesuai kebutuhan aja," sebut Corporate Affair Director Alfamart itu. *
Komentar