Jembatan Putus Diterjang Air Bah, Krama Nyeberang Gunakan Titi
Jembatan darurat di Sungai Yeh Panan dibangun H-1 upacara piodalan di Pura Beji Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan. Karena kondisi darurat itu, yang ke pura dibatasi hanya pamangku dan pangayah.
TABANAN, NusaBali
Krama Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan terpaksa membuat jembatan darurat dari bambu (titi) melintasi Sungai Yeh Panan untuk sembahyang ke Pura Beji saat rahina Pagerwesi pada Buda Kliwon Sinta, Rabu (26/10). Ini dilakukan karena jembatan utama hanyut akibat bencana alam pada Senin (17/10) lalu.
Jembatan darurat dibuat untuk memudahkan krama yang akan bersembahyang serangkaian piodalan di Pura Beji saat rahina Pagerwesi pada Buda Kliwon Sinta, Rabu (26/10). Selain melewati jembatan darurat dari bambu, ada pula krama yang digendong melintasi Sungai Yeh Panan tersebut.
Kelian Adat Banjar Bongan Gede I Komang Suparman, mengatakan jembatan darurat dibuat untuk mempermudah akses bagi krama yang akan sembahyang. Karena jika melewati sungai, dikhawatirkan tidak bisa melintas karena arus airnya cukup deras. “Kami juga gunakan tali sebagai sarana pegangan krama ketika melewati jembatan,” tegas Suparman.
Dijelaskannya, jembatan darurat ini dibangun H-1 upacara piodalan di Pura Beji. Yang ke Pura Beji hanya pamangku dan pangayah saja. Sementara krama lainnya hanya ngaturang canang di balai banjar setempat. “Sengaja dibatasi, karena situasi tak menentu, ditakutkan ada banjir besar lagi,” ucap Suparman.
Menurutnya jembatan utama sepanjang 20 meter roboh akibat terjangan air bah di Sungai Yeh Panan, Senin (17/10). Selain akses utama menuju Pura Beji, jembatan ini juga akses utama menuju Subak Demung. Tetapi jembatan ini tidak bisa dilintasi kendaraan. “Hanya bisa jalan kaki, kendaraan tidak bisa lewat karena ada jalan turunan yang tajam,” beber Suparman.
Dia pun berharap jembatan ini bisa mendapat skala prioritas perbaikan. Sebab ini adalah jalan utama menuju Subak Demung.
Air bah pada Senin (17/10) lalu itu selain menghancurkan jembatan, juga menghancurkan panyengker pura. “Entah nanti dapat bantuan dari kabupaten atau provinsi tidak masalah, kami berharap segera bisa dibantu,” kata Suparman. *des
Jembatan darurat dibuat untuk memudahkan krama yang akan bersembahyang serangkaian piodalan di Pura Beji saat rahina Pagerwesi pada Buda Kliwon Sinta, Rabu (26/10). Selain melewati jembatan darurat dari bambu, ada pula krama yang digendong melintasi Sungai Yeh Panan tersebut.
Kelian Adat Banjar Bongan Gede I Komang Suparman, mengatakan jembatan darurat dibuat untuk mempermudah akses bagi krama yang akan sembahyang. Karena jika melewati sungai, dikhawatirkan tidak bisa melintas karena arus airnya cukup deras. “Kami juga gunakan tali sebagai sarana pegangan krama ketika melewati jembatan,” tegas Suparman.
Dijelaskannya, jembatan darurat ini dibangun H-1 upacara piodalan di Pura Beji. Yang ke Pura Beji hanya pamangku dan pangayah saja. Sementara krama lainnya hanya ngaturang canang di balai banjar setempat. “Sengaja dibatasi, karena situasi tak menentu, ditakutkan ada banjir besar lagi,” ucap Suparman.
Menurutnya jembatan utama sepanjang 20 meter roboh akibat terjangan air bah di Sungai Yeh Panan, Senin (17/10). Selain akses utama menuju Pura Beji, jembatan ini juga akses utama menuju Subak Demung. Tetapi jembatan ini tidak bisa dilintasi kendaraan. “Hanya bisa jalan kaki, kendaraan tidak bisa lewat karena ada jalan turunan yang tajam,” beber Suparman.
Dia pun berharap jembatan ini bisa mendapat skala prioritas perbaikan. Sebab ini adalah jalan utama menuju Subak Demung.
Air bah pada Senin (17/10) lalu itu selain menghancurkan jembatan, juga menghancurkan panyengker pura. “Entah nanti dapat bantuan dari kabupaten atau provinsi tidak masalah, kami berharap segera bisa dibantu,” kata Suparman. *des
Komentar