Banjir Kembali Terjang Rumah Kelian Banjar
AMLAPURA, NusaBali
Banjir kembali terjadi menerjang rumah Kelian Banjar Adat Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, I Wayan Mudiasa.
Banjir juga menimbun kebun cabai dan tanaman padi, masing-masing hampir seluas 1 hektare, di selatan rumah I Wayan Mudiasa.
Banjir itu karena air dan material di Sungai Panti meluap, Selasa (25/10) pukul 16.00 Wita. “Saya tidak menyangka kembali terjadi banjir. Sebelumnya saya hanya dapat kiriman air dan lumpur. Kali ini dapat kiriman air, lumpur, kerikil dan batu, hingga menjebol tembok pekarangan rumah,” jelas I Wayan Mudiasa, dihubungi di tempatnya mengungsi di rumah kerabat, Banjar Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem, Rabu (26/10).Mudiasa menuturkan, sekeluarga selama ini tinggal di bantaran Sungai Panti, yang merupakan wilayah Banjar Geria Kauh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat. Karena di seberang barat sungai selama ini aman-aman saja, karena tahun-tahun tidak pernah terjadi banjir.
Ternyata, Senin (17/10), pukul 04.00 Wita, saat hendak mengantar istrinya ke pasar, mereka mendengar suara air bah pertanda banjir. Dia langsung mengecek, saat itu air hanya masuk ke halaman rumah, hingga ke kamar tidur beserta lumpur.
Warga Banjar Pegubugan yang datang mengamankan seluruh barang-barang berharga miliknya, diangkut ke rumah kerabatnya. Sejak itu mengungsi di rumah saudara sepupunya I Ketut Samudra. Selanjutnya, Selasa (25/10), mulai bersih-bersih di rumahnya asalnya, menyingkirkan lumpur, dan air yang masuk kamar dan halaman rumah.
Ternyata hujan lebat mulai mengguyur pukul 12.00 Wita, selanjutnya pukul 16.00 Wita terjadi banjir bandang disertai adanya luberan materi air, lumpur, pasir, dan batu menjebol tembok halaman rumah di bagian utara sehingga material leluasa masuk areal rumahnya menyebakan kerugian sekitar Rp 60 juta.
Dampak banjir kedua di, Sungai Panti di Banjar Geriana Kauh, Desa Duda Utara, menimbun kebun cabai 90 are milik I Nengah Arta, tanaman padi yang siap panen seluas sekitar 85 are milik I Nengah Punduh.
Sepintas, agak kesulitan mengembalikan lahan kebun cabe dan sawah untuk normal kembali. Sebab, sepenuhnya tertimbun pasir dan batu.
Ketua DPRD Karangasem I Wayan Suastika mengaku telah melakukan pemantauan di Sungai Panti. “Memang selayaknya sungai itu dinormalisasi, tetapi tidak bisa secepatnya. Sebab, memerlukan anggaran, dan pembahasan di DPRD dengan jajaran eksekutif,” jelasnya.
Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Karangasem I Made Wiguna mengatakan, tahun 2022 ada tiga sungai dinormalisasi, tetapi bukan yang jadi korban banjir. Sebab, sungai yang dinormalisasi direncanakan sebelum terjadi banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, mengenai normalisasi sungai, bukan menggunakan dana bencana. “Nanti BPBD berkoordinasi dengan Dinas PUPR,” jelas Ida Bagus Ketut Arimbawa.*k16
Komentar