Atap SDN 3 Kukuh Ambruk, Siswa Belajar di Perpustakaan
TABANAN, NusaBali
Atap sekolah SD Negeri 3 Kukuh di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan ambruk, Rabu (26/10) pagi sekitar pukul 03.30 Wita.
Atap ambruk karena bagian penyangga lapuk ditambah sarat beban air hujan. Beruntung kejadian itu tak sampai menyebabkan korban jiwa.
Atap yang ambruk ini adalah ruang belajar kelas 3. Untungnya 6 bulan lalu siswa sudah dipindah belajar ke perpustakaan sebagai antisipasi karena saat itu kayu penyangga sudah bengkok. Bangunan yang ambruk ini menyatu dengan ruang kelas 1 dan kelas 2. Akibatnya untuk ruangan kelas 2 tidak berani dipergunakan karena ada yang jebol imbas dari ambruknya ruang kelas 3.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN 3 Kukuh, Ni Nyoman Sudiratnadi mengatakan bangunan ambruk, Rabu pagi kemarin. Diketahui pertama kali oleh guru kelas 1 yang kebetulan rumahnya ada di selatan sekolah. "Pagi itu disertai hujan gerimis, ada atap langsung ambruk sampai terdengar suara gemuruh," ujarnya ketika ditemui di lokasi.
Menurutnya atap yang ambruk ini sudah rusak 6 bulan lalu. Bagian penyangga atap yang berada di belakang bangunan bengkok membuat atap seperti akan patah. Saat itu pun siswa kelas 3 yang berjumlah 25 orang ini dipindah belajar ke perpustakaan. "Kita sudah antisipasi duluan, kita pindah siswa belajar waktu masih angka kasus Covid-19 tinggi," jelasnya.
Ternyata kata Kasek Sudiratnadi belum sampai setahun atap bangunan pun sudah ambruk. Padahal empat bulan lalu sebelum ambruk telah diusulkan untuk mendapat perbaikan lewat DAK (Dana Anggaran Khusus) ke Dinas Pendidikan Tabanan.
"Katanya untuk perbaikan ini sudah masuk untuk memperoleh DAK, namun realisasinya belum tahu," jelasnya. Menurutnya bangunan yang ambruk ini sudah tua dibangun tahun 1978. Sudah dua kali melakukan renovasi. Pun bangunan yang lain kondisinya sudah berumur, namun masih bisa digunakan karena tidak ada yang rusak. "Saya berharap perbaikan segera dilakukan karena kasihan sama anak-anak," harapnya.
Sementara untuk belajar siswa kelas 2 yang ruangannya rawan longsor akan mempergunakan ruang kelas I yang ada di sebelah utara. Sistem belajar akan diterapkan dua shif, kelas 2 masuk siang dan kelas 1 masuk pagi. "Yang ruangan kelas 1 masih diijinkan digunakan. Tetapi kalau nanti waswas kita akan pergunakan kantor guru belajar. Sementara kantor guru kita buat di kantor tata usaha," beber Sudiratnadi.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gusti Ngurah Darma Utama mengatakan penanganan SDN 3 Kukuh akan diusulkan mendapat bantuan lewat BPBD karena kebencanaan. "Untuk menggunakan DAK tahun ini belum bisa karena baru diusulkan. Kalau rencana anggaran itu harus satu tahun sebelumnya. Tapi kalau sudah diusulkan sudah masuk dalam rancangan APBD kita," tegasnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Sri Nadha Giri mengatakan terkait perbaikan sekolah masih akan dikoordinasikan ke Dinas PU dan bagian keuangan apakah nanti memungkinkan untuk mempergunakan dana BTT. "Penggunaan dana BTT ini tidak gampang, saya harus koordinasi terlebih dahulu, biar tidak bohong ke masyarakat. Bilang penggunaan bisa dari BTT tetapi nanti tidak bisa, sehingga saya harus koordinasi dulu," katanya. Menurutnya saat ini untuk anggaran BTT BPBD Tabanan memperoleh Rp 2 miliar. Itu pun sudah dipergunakan untuk penanganan pasca bencana sebesar Rp 1,4 miliar. "Besok (hari ini) kami akan koordinasi ke Dinas PU untuk penanganannya," tegas Sri Nadha Giri. *des
1
Komentar