Rumah Tiga Lantai di Kampung Jawa Roboh
Empat Rumah Lainnya Juga Terdampak, Diawali Tembok Retak
DENPASAR, NusaBaliBangunan rumah tiga lantai milik almarhum M Yusuf Zainuddin yang berada di Jalan Ahmad Yani Selatan Gang I Nomor 1C RT 04 Dusun Wanasari (Kampung Jawa), Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar roboh, Kamis (27/10) pukul 13.45 Wita.
Robohnya bangunan berukuran besar yang berdiri kokoh di bantaran Tukad (Sungai) Badung itu juga membuat rusak empat bangunan rumah lainnya yang berada di sekitarnya. Untungnya tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini.
Sebelum akhirnya roboh pada siang kemarin sebelumnya, Rabu (26/10) tembok dan lantai rumah yang kini ditempati oleh Azizul Hakim,40, sekeluarga itu tiba-tiba retak. Lantai dan tembok rumah tersebut retak pada saat pemilik rumah di depannya bernama Bambang melakukan pengeboran pada jalan untuk membuat saluran pipa menggunakan mesin bor jalan. Meski demikian belum bisa dipastikan penyebab retaknya lantai dan tembok rumah tersebut hingga berujung ambles.
Sebelum roboh, para penghuni rumah, yakni Azizul Hakim, Hadijah dan Buryati mendengar suara gemuruh diikuti dengan bangunan rumah bergetar. Mendengar suara gemuruh dan getaran itu, para saksi berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri. Seketika rumah tersebut roboh ke arah timur (arah aliran sungai Tukad Badung). Bukan hanya tembok rumah yang runtuh tetapi tanah di pinggir sungai juga ambles.
Kasi Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin petang menjelaskan rumah tiga lantai itu terdiri dari lantai tiga merupakan ruang tamu dan kamar tidur. Lantai dua kamar tidur. Lantai dasar dapur dan kamar mandi. Di bagian belakang lantai dasar tempat jemuran pakaian. "Menerima laporan adanya peristiwa tersebut aparat Polsek Denpasar Utara mendatangi lokasi TKP untuk mengamankan lokasi. Selain itu pihak BPBD Provinsi Bali, Pemerintah Kecamatan Denpasar Utara, Perbekel Dauh Puri Kaja melakukan penanganan. Para korban sementara ini ditampung oleh keluarga korban dan tetangga," ungkap Iptu Ketut Sukadi.
Aparat Polsek Denpasar Utara masih melakukan penyelidikan penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Hingga kemarin sore belum diketahui secara persis penyebab kejadiannya. Kuat dugaan akibat tanah pada bantaran sungai itu lembek hingga ambles. "Kita masih melakukan penyelidikan. Keadaan tanah di sekitar rumah yang roboh terlihat gembur," tandasnya.
Sementara Ketua RT RT 04 Dusun Wanasari, Haji Sudaryanto mengatakan ada 15 orang dari tiga keluarga yang terdampak akibat kejadian tersebut. Belasan orang korban tersebut berhasil selamat dan telah dievakuasi. "Untungnya pada saat kejadian para korban cepat menyelamatkan diri. Kalau terlambat sedikit bisa kena runtuhan tembok dan material bangunan lainnya," tutur Sudaryanto.
Sudaryanto mengatakan belum mengetahui penyebab kejadian robohnya rumah tersebut. Dirinya menduga kejadian itu akibat tanah pada bantaran sungai tersebut lembek akibat hujan lebat beberapa minggu belakangan ini. "Kemungkinan pondasi rumah di bantaran sungai tergerus banjir. Untungnya sebelum roboh ada suara gemuruh dan dentuman, sehingga penghuni langsung keluar. Telat sedikit bisa celaka," ungkapnya.
Perbekel Dauh Puri Kaja, Gusti Ketut Sucipta saat diwawancarai, Kamis kemarin mengungkapkan sebelum rumah tersebut ambles, warga yang berada di lokasi tersebut sudah merasakan ada pergeseran struktur pondasi. Apalagi kata dia, tembok tetangga pemilik rumah yang sudah mulai retak. "Paginya sudah dirasakan ada pergeseran tanah. Tapi dikira oleh penghuni tidak akan separah itu. Yang jelas rumahnya terjungkal," jelas Gusti Sucipta. Rumah tersebut runtuh ke sungai tidak secara tiba-tiba namun mulai perlahan, hingga akhirnya seluruh rumah masuk ke sungai. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Terkait hal itu, pihaknya memprediksi kerugian pemilik rumah mencapai Rp 600 juta. Untuk saat ini pemilik rumah diungsikan ke rumah kosong di sebelah rumah ambruk tersebut. Rumah tersebut diketahui milik tetangganya. Terkait kejadian tersebut Gusti Sucipta mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida untuk proses selanjutnya terkait sempadan sungai.
Sementara untuk pemilik rumah sudah ditangani Dinas Sosial. "Terkait kejadian ini kami sudah koordinasi dengan pihak terkait. Untuk bantuan berupa sembako, kami sudah berkoordinasi juga dengan Dinas Sosial dan sudah akan dibantu," imbuhnya.
Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa mengatakan setelah menerima laporan tentang adanya peristiwa tersebut langsung mengerahkan personel untuk bantu membersihkan puing-puing bangunan. Menurutnya kejadian ini tak lepas dari pembangunan rumah yang menyalahi aturan.
Pondasi rumah yang berada di bantaran sungai rawan tergerus. Pada musim hujan, debit air cukup besar. "Masalahnya ini sudah dari dulu. Mereka (para korban) membangun rumah di sempadan sungai. Aturannya kan tiga meter dari sungai. Semoga kejadian ini menyadarkan masyarakat," tuturnya. *pol, mis
Komentar