Menkes Budi: Tri Hita Karana Jadi Prinsip Pemulihan Pandemi
MANGUPURA, NusaBali.com – Tri Hita Karana mengajarkan keharmonisan dalam bekerja sama sehingga dapat mewujudkan arsitektur kesehatan global yang lebih kuat guna menjaga generasi saat ini dan yang akan datang.
Pernyataan ini diutarakan langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di hadapan 190 delegasi dan peserta pertemuan Menteri Kesehatan G20 yang tergabung dalam Health Working Group (HWG), Kamis (27/10/2022) di Bali Nusa Dua Convention Center, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
“Filosofi Tri Hita Karana ini diterapkan di semua lini Presidensi G20 Indonesia, di mana pada setiap pertemuannya membawa hasil nyata untuk pemulihan dari pandemi saat ini hingga pandemi yang akan datang,” tutur Budi.
Filosofi Hindu Bali yang mengajarkan keharmonisan antara sesama, alam, dan Tuhan ini mendorong Presidensi G20 Indonesia khususnya di bidang kesehatan untuk lebih mengedepankan kolaborasi. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan dunia yang harmonis utamanya dalam hal pencegahan dan penanganan masalah kesehatan.
Pengarusutamaan kolaborasi dan sikap saling memiliki satu sama lain ini berhasil membuahkan pemikiran untuk mengharmonisasi standar protokol kesehatan global. Selain itu, agar dapat menciptakan bersama-sama sistem kesehatan global yang tangguh dari tantangan permasalahan kesehatan di masa depan. Juga, memperluas cakupan fasilitas kesehatan dan pusat riset untuk pencegahan, kesiapsiagaan, serta respons terhadap pandemi.
Dari pemikiran tersebut, terdapat lima hasil nyata. Pertama pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) for Pandemic Prevention, Preparedness, and Response (PPR) yakni sebuah wahana pendanaan terhadap pencegahan dan penanganan pandemi.
Dua, membentuk platform Access to COVID-19 Tools-Accelerator (ACT-A), untuk mempercepat akses terhadap sarana dan prasarana penanganan Covid-19.
Tiga, pengoptimalan surveilans genom global. Melalui medium ini, secara global, pemangku urusan kesehatan dunia dapat berbagi data patogen (penyebab penyakit) sehingga pemerataan informasi dan respons terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.
Empat, harmonisasi standar protokol kesehatan global yang dapat menjamin mobilitas masyarakat antarnegara berjalan dengan aman dan nyaman. Hal ini dikarenakan berkat harmonisasi data digital Covid-19 secara global, sertifikat vaksin yang diperoleh di satu negara dapat digunakan di negara lainnya.
Lima, perluasan cakupan pengembangan fasilitas kesehatan dan pusat riset. Melalui langkah ini, distribusi sarana dan prasarana kesehatan dapat lebih merata secara global dan tidak terpusat pada satu negara maupun instansi tertentu.
“Dengan spirit Tri Hita Karana, saya harap kita dapat bersatu dan terus berjuang demi kesehatan dan kesejahteraan bersama,” tandas Menkes Budi mengajak para pemimpin dunia mengesampingkan ego pribadi demi kepentingan yang lebih besar. *rat
1
Komentar